GEJALA
Dermatitis atopik kadang muncul pada beberapa bulan pertama setelah bayi lahir.
Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair. Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali.
Pada anak-anak dan dewasa, ruam seringkali muncul dan kambuh kembali hanya pada 1 atau beberapa daerah, terutama lengan atas, sikut bagian depan atau di belakang lutut. Warna, intensitas dan lokasi dari ruam bervariasi, tetapi selalu menimbulkan gatal-gatal.
Rasa gatal seringkali menyebabkan penggarukan yang tak terkendali sehingga penyakitnya semakin memburuk. Penggarukan dan penggosokan juga bisa merobek kulit dan menciptakan jalan masuk untuk bakteri sehingga terjadi infeksi.

Penderita dermatitis atopik jangka panjang kadang bisa mengalami katarak pada usia 20-30an tahun. Pada penderita dermatitis atopik, herpes simpleks yang biasanya hanya menyerang daerah yang kecil dan ringan, bisa menyebabkan penyakit serius berupa eksim dan demam tinggi (eksim herpetikum). |
PENGOBATAN
Krim atau salep kortikosteroid seperti Hydrocortisone, Betamethasone, Desonide, Mometasone, Triamcinolone bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal Eksim. Pemakaian krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai untuk jangka panjang bisa menyebakan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini bisa diserap ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, pemakaiannya harus sesuai dengan petunjuk dokter. Selain itu, jika krim atau salep sudah tidak efektif lagi, maka bisa diganti oleh jeli minyak selama 1 minggu atau lebih. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.
Pada beberapa penderita, ruam kulit semakin memburuk setelah mandi, bahkan sabun dan air bisa menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).
Antihistamin (Hydroxyzine, Diphenhydramine, Isothipendyl, Tripelennamine, Cetirizine, Chlorpheniramine, Desloratadine, Loratadine, Cyproheptadin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Beberapa obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari.
Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi. Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda adanya infeksi kulit pada dermatitis atopik, dimana kulit bisa bertambah merah, membengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan timbul demam. Jika terjadi infeksi, maka penderita bisa diberikan antibiotik, sesuai dengan penyebabnya.
Tablet dan kapsul kortikosteroid bisa menimbulkan efek samping yang serius, karena itu hanya digunakan sebagai pilihan terakhir pada kasus yang membandel. Obat ini bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kelemahan tulang, penekanan kelenjar adrenal dan masalah lainnya, terutama pada anak-anak. Selain itu, efeknya yang menguntungkan hanya bertahan sebentar.
Pada orang dewasa bisa dilakukan terapi dengan sinar ultraviolet ditambah psoralen (Methoxsalen).
Terapi ini jarang dilakukan pada anak-anak karena efek samping jangka panjang yang berbahaya, yaitu kanker kulit dan katarak. |