Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Anatomi Sistem Pencernaan

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Anatomi Sistem Pencernaan

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Sistem pencernaan dimulai dari mulut sampai ke anus, yaitu secara berurutan terdiri dari: mulut, kerongkongan, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak di luar saluran cerna, seperti pankreas, hati, dan kandung empedu.

Organ-organ pencernaan sebagian besar terdapat pada rongga perut dan diliputi oleh sebuah membran yang disebut peritoneum.


Penyebab Anatomi sistem pencernaan

Sistem pencernaan berfungsi untuk:

  • menerima makanan
  • memecah makanan menjadi zat-zat gizi
  • menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
  • membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

Organ-organ pada sistem pencernaan juga menghasilkan faktor-faktor pembekuan dan hormon yang tidak berhubungan dengan proses pencernaan, membantu membuang zat toksik dari dalam darah, dan metabolisme obat.

Sistem pencernaan memiliki hubungan yang kuat dengan otak. Misalnya, faktor psikologis sangat mempengaruhi kontraksi usus halus, sekresi enzim-enzim pencernaan, dan fungsi sistem pencernaan lainnya. Demikian juga sebaliknya, gangguan pada sistem pencernaan bisa mempengaruhi emosi, perilaku, dan aktivitas sehari-hari.


Gejala Anatomi sistem pencernaan

Mulut, Kerongkongan, dan Esofagus

Mulut merupakan jalan masuk dari sistem pencernaan, dan juga sistem pernafasan. Di dasar mulut terdapat lidah, yang berfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan. Makanan dipotong dan dikunyah oleh gigi menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.

Air ludah mengandung enzim pencernaan yang akan mulai mencerna makanan yang dimakan. Air ludah juga mengandung antibodi dan enzim yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.

Kerongkongan terletak di bagian belakang bawah mulut. Makanan dan cairan yang ditelan akan melalui kerongkongan sebelum masuk ke dalam esofagus. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Esofagus merupakan saluran berotot yang menghubungkan mulut dengan lambung. Makanan akan didorong turun melalui esofagus bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik pada esofagus yang disebut sebagai gerakan peristaltik.

Lambung

Lambung merupakan organ berongga yang berbentuk seperti kacang. Makanan dan cairan dari esofagus masuk ke dalam lambung melalui sebuah sfingter (otot berbentuk cincin yang bisa membuka dan menutup) di esofagus bagian bawah. Normalnya, sfingter ini menghalangi berbaliknya isi lambung ke dalam esofagus.

Lambung berkontraksi secara ritmis untuk mencampur makanan dengan asam dan enzim-enzim lambung, serta menggiling makanan menjadi bentuk lebih kecil sehingga lebih mudah untuk dicerna. Keasaman lambung yang tinggi membuat sebagian besar bakteri mati, sehingga menjadi media penghalang terhadap infeksi.

Usus halus

Makanan dari lambung akan turun ke dalam duodenum (segmen pertama usus halus) melalui sfingter pilori dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika telah penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal ke lambung untuk berhenti mengosongkan makanan.

Duodenum menerima enzim-enzim yang dihasilkan pankreas dan empedu dari hati dan kandung empedu. Gerakan peristaltik pada usus halus juga membantu proses pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampur makanan dengan sekresi usus. Duodenum memiliki tonjolan-tonjolan halus (vili) yang berperan untuk penyerapan zat gizi.

Di bawah duodenum, terdapat jejunum dan ileum. Kedua bagian ini terutama berperan untuk penyerapan lemak dan zat gizi lainnya. Gerakan mengaduk makanan, serta adanya tonjolan atau villi pada usus halus, akan membantu proses penyerapan. Dinding usus halus kaya akan pembuluh darah yang akan membawa zat gizi yang diserap ke dalam hati. Pada akhirnya, usus halus menyerap sebagian besar zat gizi dan cairan sebelum sampai ke usus besar.

Pankreas

Pankreas merupakan organ yang pada dasarnya terdiri dari 2 jaringan, yaitu asinus, yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan (seperti amilase, lipase, dan tripsin), serta pulau-pulau Langerhans, yang menghasilkan hormon. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas dikeluarkan ke dalam duodenum, sedangkan hormon dikeluarkan ke dalam aliran darah. Ada 3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yaitu :

- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
- Glukagon, yang berfungsi meningkatkan kadar gula dalam darah
- Somatostatin, yang berfungsi menghambat pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan glukagon)

Pankreas juga melepaskan sejumlah besar natrium bikarbonat untuk melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam yang berasal dari lambung.

Hati

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah. Pembuluh darah ini pada akhirnya sampai ke hati, tempat dimana darah yang masuk akan diolah.

Di dalam hati, darah diproses melalui 2 cara, yaitu:

  • Menghilangkan bakteri dan partikel asing yang diserap dari usus
  • Memecah zat-zat gizi yang diserap dari usus halus, sehingga bisa digunakan oleh tubuh

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, kemudian darah dialirkan kembali ke dalam sirkulasi umum.

Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sedangkan sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan oleh hati digunakan untuk membuat empedu.

Kandung Empedu dan Saluran Empedu

Kandung empedu merupakan tempat penyimpanan empedu yang dihasilkan oleh hati. Makanan yang masuk ke dalam duodenum akan memicu kontraksi kandung empedu, sehingga empedu dikeluarkan ke duodenum dan bercampur dengan makanan.

Empedu memiliki 2 fungsi penting, yaitu:

- Membantu proses pencernaan dan penyerapan lemak
- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Garam empedu diserap kembali pada bagian akhir usus halus, diekstraksi oleh hati, dan disekresi lagi sebagai empedu. Garam empedu mengalir di tubuh sekitar 10-12 kali sehari.

Usus Besar

Usus besar menghasilkan lendir yang berfungsi dalam penyerapan air. Isi usus berbentuk cair saat masuk ke dalam usus besar, tetapi kemudian normalnya menjadi padat saat sampai ke dalam rektum sebagai tinja.

Banyak bakteri pada usus besar yang mencerna bahan-bahan tertentu dan menghasilkan gas. Bakteri pada usus besar juga menghasilkan zat-zat penting, seperti vitamin K, yang berperan penting untuk pembekuan darah. Bakteri ini juga penting untuk menjaga fungsi usus yang sehat. Jika keseimbangan bakteri usus terganggu (misalnya akibat penyakit atau pemakaian antibiotik), maka bisa terjadi iritasi dan timbul diare.

Rektum dan Anus

Rektum adalah bagian ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) yang berakhir di anus. Biasanya rektum berada dalam keadaan kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. Orang dewasa dan anak-anak yang sudah besar bisa menahan keinginan ini hingga sampai ke toilet. Tetapi, bayi dan anak-anak yang masih kecil belum bisa mengendalikan otot untuk menunda buang air besar.

Anus merupakan lubang yang terdapat di ujung saluran cerna, tempat kotoran (tinja) keluar dari tubuh. Anus terbentuk dari kulit dan usus. Anus memiliki cincin otot (sfingter) yang menjaga anus tetap tertutup sampai seseorang hendak buang air besar.


Referensi

Referensi:

  • S, Nicholas J. Gallbladder and Biliary Tract. Merck Manual. 2006.
  • S, Nicholas J. Large Intestine. Merck Manual. 2006.
  • S, Nicholas J. Liver. Merck Manual. 2006.
  • S, Nicholas J. Overview of The Digestive System. Merck Manual. 2006.
  • S, Nicholas J. Pancreas. Merck Manual. 2006.
  • S, Nicholas J. Rectum and Anus. Merck Manual. 2006.
  • S, Nicholas J. Small Intestine. Merck Manual. 2006.
  • S, Nicholas J. Stomach. Merck Manual. 2006.
  • S, Nicholas J. Throat and Esophagus. Merck Manual. 2006.