Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Kanker Payudara

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Kanker Payudara

Kanker Payudara

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kanker payudara adalah salah satu kanker yang paling sering dialami wanita.

Kanker payudara terjadi ketika sel-sel kanker di payudara memperbanyak diri dan menjadi tumor. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

Sekitar 80% kasus kanker payudara bersifat invasif, menyebar dari payudara ke bagian tubuh lainnya.

Kanker payudara biasanya menyerang wanita berusai 50 tahun ke atas, tetapi tidak menutup kemungkinan dialami wanita berusia di bawah 50 tahun. Pria juga bisa terkena kanker payudara meskipun jarang.

Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.

Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.


Penyebab Kanker payudara

Penyebab Kanker Payudara

Terdapat berbagai faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara. Meskipun demikian, masih belum diketahui bagaimana faktor-faktor ini menyebabkan terbentuknya sel kanker. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:

  1. Usia. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun.
  2. Pernah menderita kanker payudara atau penyakit payudara non-kanker 
  3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
  4. Faktor genetik dan hormonal. Wanita yang lebih mungkin memiliki gen ini adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga terkena kanker payudara, biasanya pada keluarga dekat. Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel.
  5. Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
  6. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
  7. Obesitas pasca menopause.
  8. Pemakaian alkohol
  9. Paparan radiasi atau bahan kimia tertentu yang menyerupai estrogen, misalnya yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya
  10. Faktor risiko lainnya.
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker tersebut dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Selain itu, jaringan payudara yang lebih padat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara.

Gejala Kanker payudara

Gejala Kanker Payudara

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Selain itu bisa timbul luka di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Gejala lain yang mungkin ditemukan:

  • Benjolan di ketiak
  • Perubahan ukuran, bentuk, atau warna dan tekstur kulit payudara
  • Keluar cairan abnormal dari puting susu (bahkan bisa berdarah)
  • Puting susu tertarik ke dalam
  • Nyeri atau pembengkakan pada salah satu payudara

Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.


Diagnosis Kanker payudara

Diagnosis Kanker Payudara

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan:

  • Mammografi

usg kanker payudara

  • USG payudara
  • Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan mikroskop)

Selain itu, jika ditemukan adanya keganasan, maka bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat apakah terdapat penyebaran, misalnya bone scan.


Penanganan Kanker payudara

Pengobatan Kanker Payudara

Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi penderita. Pengobatan terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.

Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya).

Rekonstruksi payudara

Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di kemudian hari. Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon dipertanyakan. Silikon kadang dapat merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah.

Pengobatan Kanker Payudara yang Menyebar

Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan kulit. Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati.

Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan gejala biasanya memiliki prognosis yang buruk. Kemoterapi bisa diberikan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh. Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka bisa dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling efektif untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.

Kemoterapi dan Obat Penghambat Hormon

Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita.

Efek samping kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara. Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.

Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan. Tamoxifen berikatan dengan reseptor estrogen dan menghambat pertumbuhan jaringan payudara. Tamoxifen memiliki manfaat dan juga risiko yang sama dengan terapi estrogen yang biasa digunakan setelah menopause, misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan patah tulang, meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah pada tungkai dan paru-paru, serta meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium. Untuk itu, wanita yang mengkonsumsi tamoxifen dan mengalami spottingatau perdarahan dari vagina harus segera memeriksakan diri ke dokter. penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi Tamoxifen, tidak seperti terapi estrogen, dapat memperburuk kekeringan pada vagina ataupun hot flashes akibat menopause.

Prognosis Kanker Payudara

Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai, mendekati:

  • 95% untuk stadium 0
  • 88% untuk stadium I
  • 66% untuk stadium II
  • 36% untuk stadium III
  • 7% untuk stadium IV

Informasi Produk Terkait Kanker Payudara


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Kanker Payudara

Banyak faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker.

Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini. SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini. Pemeriksaan mammografi bisa dilakukan untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun dianjurkan untuk melakukan mammografi secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas sekali/tahun.

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakukan setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).

pemeriksaan payudara SADARI

  1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
  2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
  3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, dorong bahu dan siku ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
  4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
  5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
  6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan.

Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).

 

 

 

 


Referensi

Referensi:

  • Centers For Disease Control and Prevention. Facts About DES and Breast Cancer.
  • DES Exposure. 2013. www.breastcancer.org
  • my.clevelandclinic.org/health/diseases/3986-breast-cancer
  • sehatnegeriku.kemkes.go.id
  • V, Victor G. Breast Cancer. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.

(Diperbarui tanggal 26 Oktober 2023)