Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Retinoblastoma

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Retinoblastoma

Retinoblastoma

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Retinoblastoma adalah kanker pada retina (daerah pada mata bagian belakang yang peka terhadap cahaya).

Retinoblastoma meliputi sekitar 3% dari kanker pada anak-anak dan hampir selalu terjadi sebelum usia 4 tahun.

Pada sekitar 25% anak, retinoblastoma terjadi di kedua mata pada waktu yang bersamaan.


Penyebab Retinoblastoma

Penyebab Retinoblastoma

Kanker ini terjadi akibat adanya mutasi pada gen-gen tertentu yang mengatur perkembangan mata. Terkadang mutasi genetik ini diturunkan dari orang tua atau terjadi pada tahap awal perkembangan janin. Anak-anak yang terkena dapat menurunkan mutasi genetik ini pada keturunannya di kemudian hari, yang akhirnya juga dapat mengalami retinoblastoma.

Pada kasus yang lain, mutasi genetik terjadi pada tahap lanjut perkembangan janin dan hanya mengenai sel-sel mata janin. Mutasi ini tidak bersifat diturunkan.

Retinoblastoma bersifat diturunkan (herediter) pada semua anak dengan kanker pada kedua matanya dan 15-20% pada anak dengan kanker pada satu mata.

Retinoblastoma biasanya tidak menyebar keluar dari mata, tetapi adakalanya dapat menyebar ke otak di sepanjang saraf optikus. Retinoblastoma juga dapat menyebar ke organ lain, seperti sumsum tulang.


Gejala Retinoblastoma

Gejala Retinoblastoma

Gejalanya berupa:

  • Pupil berwarna putih
  • Mata juling (strabismus).
  • Mata merah dan nyeri 
  • Gangguan penglihatan
  • Iris pada kedua mata memiliki warna yang berlainan
  • Bisa terjadi kebutaan

" Leukoria pada Retinoblastoma "

Sumber : https://eyewiki.aao.org


Diagnosis Retinoblastoma

Diagnosis Retinoblastoma

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

  • Pemeriksaan mata menggunakan oftalmoskop untuk melihat retina
  • CT scan atau MRI kepala, kedua pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi retinoblastoma dan juga menentukan apakah kanker telah menyebar ke otak
  • USG mata (ekoensefalogram kepala dan mata)
  • Pemeriksaan punksi lumbal, untuk melihat apakah terdapat sel-sel kanker di dalam cairan serebrospinal. Adanya sel-sel kanker di dalam cairan ini merupakan bukti bahwa kanker telah menyebar ke otak
  • Pemeriksaan sumsum tulang, untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke sumsum tulang atau tidak

Penanganan Retinoblastoma

Pengobatan Retinoblastoma

Tanpa terapi, kebanyakan anak dengan retinoblastoma akan meninggal dalam waktu 2 tahun. Namun dengan terapi, anak dengan retinoblastoma lebih dari 90% dapat disembuhkan.

Modalitas pengobatan yang mungkin berhasil dalam penyelamatan bola mata termasuk kemoterapi sistemik dengan konsolidasi fokal, kemoterapi intra-arteri, kemoterapi intravitreal, dan terapi destruktif fokal (kriopeksi, fotokoagulasi laser, hipertermia, dan iradiasi plak) . Terapi radiasi dihindari jika memungkinkan, namun tetap berperan untuk menjaga penglihatan pada tumor yang kambuh.

Jika kanker hanya menyerang satu mata dan mata tersebut hanya memiliki sedikit penglihatan atau tidak dapat melihat, maka keseluruhan bola mata diangkat bersama dengan sebagian saraf optikus. Jika mata yang terkena dapat melihat dengan cukup baik atau jika kanker mengenai kedua mata, maka terkadang pembedahan dihindari dan diberikan kemoterapi. Kemoterapi mungkin dapat menghilangkan kanker sepenuhnya. Tetapi jika tidak, kemoterapi seringkali membuat kanker menyusut sehingga dapat dihilangkan dengan laser, terapi pembekuan (cryogenik), atau zat radioaktif. Jika terapi ini masih tidak dapat menghilangkan kanker, maka dokter mungkin akan mengangkat bola mata atau memberian terapi radiasi. Terkadang dua bola mata harus diangkat.

Kemoterapi juga bisa digunakan ketika kanker telah menyebar keluar dari mata atau ketika kanker muncul kembali setelah pemberian terapi. Berbagai obat kemoterapi yang mungkin digunakan antara lain etoposide, carboplatin, vincristine, dan cyclophosphamide.

Terapi radiasi untuk mata memiliki komplikasi yang serius, seperti katarak, menurunnya penglihatan, mata kering, dan menyusutkan jaringan di sekitar mata. Tulang wajah dapat tidak tumbuh dengan normal, sehingga terjadi deformitas (perubahan bentuk) wajah.

Setelah terapi, mata akan diperiksa kembali setiap 2-4 bulan untuk menentukan apakah kanker muncul kembali. Anak dengan retinoblastoma yang bersifat diturunkan (herediter) terutama memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya kekambuhan. Dalam waktu 30 tahun sejak didiagnosis, pada sekitar 70% penderita retinoblastoma herediter terjadi kanker yang kedua, misalnya sarkoma jaringan lunak, melanoma, dan osteosarkoma.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Retinoblastoma

Anggota keluarga dari anak yang terkena retinoblastoma sebaiknya melakukan pemeriksaan mata rutin. Anak kecil lain di dalam keluarga juga perlu diperiksa apakah juga mengalami retinoblastoma, dan orang dewasa perlu diperiksa apakah ada tumor jinak pada mata yang disebabkan oleh gen yang sama.

Jika di dalam keluarga terdapat riwayat retinoblastoma, sebaiknya mengikuti konsultasi genetik untuk membantu melihat resiko terjadinya retinoblastoma pada keturunannya.

 

 

 

 


Referensi

Referensi:

  • K, David N. Retinoblastoma. Merck Manual Home Health Handbook. 2009.
  • Retinoblastoma. Mayo Clinic. 2012.
  • American Academy of Ophthalmology . Retinoblastoma . 2023

Diperbarui 14 September 2023