Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim)
Kanker leher rahim (serviks) adalah kanker yang menyerang bagian serviks (mulut/leher rahim). Kanker atau karsinoma sendiri merupakan istilah medis yang biasanya digunakan untuk menyebut suatu massa/tumor/ benjolan yang memiliki sifat ganas.
Massa/tumor ini merupakan penyakit pertumbuhan sel dalam tubuh dimana bentuknya, sifat dan juga genetikanya berbeda dengan sel normal tubuh lainnya. Pertumbuhan sel kanker umumnya sangat liar, terlepas dari kendali pertumbuhan sel normal.Save
Penyebab Kanker serviks
Penyebab Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim)
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.
Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui hubungan seksual/cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik. Virus ini juga merupakan penyebab kutil genitalia.
Ada beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:
- Merokok
- Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks
- Gangguan sistem kekebalan tubuh, misalnya pada AIDS
- Pemakaian pil KB dapat meningkatkan risiko kanker serviks, terutama pada wanita yang telah menggunakan pil KB selama lebih dari 5 tahun
- Paparan DES (dietilstilbestrol). Wanita yang ibunya saat hamil menggunakan obat DES untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970) memiliki peningkatan risiko untuk terjadinya kanker serviks.
- Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
Penyebaran Kanker Serviks
Kanker serviks dapat menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya. Penyebaran ini terjadi melalui jalur limfogen (melalui getah bening). Sel-sel kanker ini akan masuk ke getah bening dan selanjutnya akan ikut peredaran dari getah bening ini. Penyebaran ke area sekitar juga bisa terjadi seperti ke uterus (rahim), pelvis (panggul) atau vesika urinaria (kandung kemih).
Penyebaran kanker ke tempat yang jauh (dalam istilah medis disebut metastasis) dapat mengenai organ seperti paru-paru, hati, ginjal, tulang dan otak.
Dari penyebaran inilah dapat diketahui stadium dari kanker apakah stadium dini (stadium Ia, Ib, IIa) atau stadium lanjut (IIb, III, dan IV). Semakin tinggi stadium, semakin kecil pula angka kesembuhannya. Stadium IV disebut juga sebagian stadium terminal/akhir dimana sudah terjadi penyebaran ke organ-organ jauh dan harapan hidup sekitar <10%.Save
Gejala Kanker serviks
Gejala Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim)
Perubahan prakanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.
Kanker serviks stadium awal juga bisa tidak bergejala, tetapi dapat juga menyebabkan perdarahan yang abnormal dari vagina, seringkali setelah berhubungan seksual. Ketika kanker telah menginvasi jaringan di sekitarnya, dapat timbul gejala-gejala:
- Perdarahan vagina yang abnormal, adanya bercak-bercak darah atau perdarahan yang lebih hebat dapat terjadi diantara periode menstruasi
- Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak), tidak seperti biasanya
- Keluarnya sekret yang menetap, berbau busuk dan mengandung darah dari vagina
Jika kanker telah meluas, maka dapat menyebabkan timbulnya nyeri punggung bawah dan pembengkakan pada tungkai. Saluran kemih dapat tersumbat, dan tanpa terapi dapat mengakibatkan terjadinya gagal ginjal dan kematian.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:
- Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
- Nyeri panggul, punggung atau tungkai
- Dari vagina keluar air kemih atau tinja
- Patah tulang
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasikan dengan dokter, apabila Anda mengalami tanda atau gejala kanker serviks, termasuk:
- Perdarahan di luar waktu menstruasi
- Perdarahan setelah menstruasi berhenti
- Perdarahan setelah berhubungan seksual
- Menstruasi lebih banyak dari normal
- Nyeri panggul
- Keluar cairan
- Cairan dari kemaluan yang bercampur darah
- Cairan kemaluan berwarna pucat, kecoklatan, atau merah muda
Catat semua gejala yang Anda alami beserta kapan dan seberapa sering muncul, dan sejak kapan Anda mengalaminya. Catatan gejala dapat membantu dokter untuk memahami kondisi yang Anda alami.
Diagnosis Kanker serviks
Diagnosis Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim)
Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
- Pap smear. Pemeriksaan pap smear rutin dapat mendeteksi kanker serviks sejak awal, bahkan sebelum timbul gejala. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3 tahun.
- Biopsi, bisa dilakukan jika terdapat pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
Jika terdiagnosis kanker serviks, maka perlu ditentukan ukuran dan lokasinya. Untuk membantu menentukan stadium kanker juga perlu dilihat apakah kanker telah menyebar atau tidak, untuk itu dapat dilakukan beberapa pemeriksan, seperti bone scan, CT scan, MRI, atau PET scan.
Penanganan Kanker serviks
Pengobatan Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim)
Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks bergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi. Penanganan yang bisa dilakukan antara lain:
- Pembedahan, jika kanker terbatas pada lapisan leher rahim paling luar. Namun, karena kanker masih bisa tumbuh kembali, maka dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan pap smear berkala. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani tindakan pengangkatan rahim (histerektomi). Pada kanker yang invasif, maka bisa dilakukan pengangkatan struktur lain di sekitarnya.
- Terapi penyinaran, bisa dilakukan untuk mengatasi kanker invasif yang masih terbatas di daerah panggul. Terapi ini menggunakan sinar energi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
- Kemoterapi, bisa dilakukan jika kanker telah menyebar ke luar panggul. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi dengan pemulihan, begitu seterusnya.
Efek Samping Pengobatan
Selain membunuh sel-sel kanker, pengobatan juga bisa menyebabkan kerusakan pada sel-sel yang sehat sehingga seringkali menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan. Efek samping dari pengobatan kanker sangat tergantung pada jenis dan luasnya pengobatan, serta reaksi dari setiap penderita.
Beberapa hari setelah menjalani histerektomi, penderita bisa mengalami nyeri di perut bagian bawah. Penderita juga mungkin akan mengalami kesulitan dalam berkemih dan buang air besar. Untuk membantu pembuangan air kemih bisa dipasang kateter.
Beberapa saat setelah pembedahan, aktivitas penderita harus dibatasi agar penyembuhan berjalan lancar. Aktivitas normal (termasuk hubungan seksual) biasanya bisa kembali dilakukan dalam waktu 4-8 minggu. Setelah menjalani histerektomi, penderita tidak akan mengalami menstruasi lagi.
Histerektomi biasanya tidak mempengaruhi gairah seksual dan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual. Tetapi banyak penderita yang mengalami gangguan emosional setelah histerektomi. Pandangan penderita terhadap seksualitasnya bisa berubah dan penderita merasakan kehilangan karena dia tidak dapat hamil lagi.
Selama menjalani radioterapi, penderita mudah mengalami kelelahan yang luar biasa, terutama seminggu sesudahnya. Istirahat yang cukup merupakan hal yang penting, tetapi dokter biasanya menganjurkan agar penderita sebisa mungkin tetap aktif.
Pada radiasi eksternal, sering terjadi kerontokan rambut di daerah yang disinari dan kulit menjadi merah, kering serta gatal-gatal. Mungkin kulit akan menjadi lebih gelap. Daerah yang disinari sebaiknya mendapatkan udara yang cukup, tetapi harus terlindung dari sinar matahari dan penderita sebaiknya tidak menggunakan pakaian yang bisa mengiritasi daerah yang disinari.
Biasanya, selama menjalani radioterapi penderita tidak boleh melakukan hubungan seksual. Kadang setelah radiasi internal, vagina menjadi lebh sempit dan kurang lentur, sehingga bisa menyebabkan nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Untuk mengatasi hal ini, penderita diajari untuk menggunakan dilator dan pelumas dengan bahan dasar air. Pada radioterapi juga bisa timbul diare dan sering berkemih.
Efek samping kemoterapi sangat tergantung pada jenis dan dosis obat yang digunakan. Selain itu, efek samping pada setiap penderita berlainan.
Biasanya obat anti-kanker akan mempengaruhi sel-sel yang membelah dengan cepat, termasuk sel darah (yang berfungsi melawan infeksi, membantu pembekuan darah atau mengangkut oksigen ke seluruh tubuh).
Jika sel darah terkena pengaruh obat anti-kanker, penderita akan lebih mudah mengalami infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan serta kekurangan tenaga.
Sel-sel pada akar rambut dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan juga membelah dengan cepat. Jika sel-sel tersebut terpengaruh oleh kemoterapi, penderita akan mengalami kerontokan rambut, nafsu makannya berkurang, mual, muntah atau luka terbuka di mulut.
Terapi biologis bisa menyebabkan gejala yang menyerupai flu, yaitu menggigil, demam, nyeri otot, lemah, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan diare. Kadang timbul ruam, selain itu penderita juga bisa mudah memar dan mengalami perdarahan.
Komplikasi Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim)
Ada empat stadium kanker serviks. Komplikasi terjadi ketika kanker sudah mencapai stadium yang lebih tinggi dan mempengaruhi bagian tubuh lainnya.
Perdarahan, sakit pinggang, dan cairan dari vagina dapat ditemukan ketika kanker baru mulai menyebar.
Ketika kanker mulai berkembang:
- Tumor dapat menyebar ke dua pertiga bagian atas vagina dan area sekitar rahim. Kanker dapat menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina dan/atau dinding panggul.
- Tumor dapat menyumbat salah satu atau kedua ureter, yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
- Tumor dapat menyebar ke luar area serviks hingga ke dinding kandung kemih atau rektum, ke bagian tubuh lainnya, seperti paru, liver, atau tulang.
- Penurunan berat badan yang tidak direncanakan dan kelelahan juga dapat dialami.
Ketika kanker serviks sudah menyebar ke bagian tubuh lain, gejala-gejala lain juga dapat muncul. Misalnya bila kanker menyebar ke tulang, bagian tulang yang terkena kanker akan terasa nyeri.
Prognosis Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim)
Angka harapan hidup penderita kanker serviks atau kanker leher rahim mendekati 100% bila kanker ditemukan sejak awal dan segera diterapi.
Prognosis kanker serviks atau leher rahim yang invasif bergantung pada stadiumnya:
- Lebih dari 90% wanita dengan stadium 0 dapat melewati setidaknya 5 tahun setelah terdiagnosis.
- Angka harapan hidup 5 tahun penderita kanker leher rahim stadium I sebesar 80 - 93%.
- Angka harapan hidup 5 tahun penderita kanker leher rahim stadium II sebesar 58 - 63%.
- Angka harapan hidup penderita kanker leher rahim stadium III sebesar 32 - 35%.
- Penderita kanker serviks atau leher rahim dengan stadium IV memiliki angka harapan hidup 5 tahun sebesar kurang dari atau sama dengan 16%.
Banyak wanita penderita kanker serviks dapat sembuh, akan tetapi kanker dapat kambuh.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Kanker Serviks (Kanker Leher Rahim)
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
- Mencegah terjadinya infeksi HPV
- Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur
Pap smear (tes Papanicolau) adalah suatu pemeriksaan apusan leher rahim untuk dianalisa secara mikroskopis. 24 jam sebelum menjalani Pap smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian atau pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan tampon.
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:
- Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
- Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
- Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
- Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker
- Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
- Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi HPV/kanker serviks sebaiknya:
- Anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual.
- Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual
Vaksin HPV
- Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kutil kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan kutil kelamin
- Jangan berganti-ganti pasangan seksual
- Berhenti merokok
Referensi
Referensi:
- G, David M. R, Pedro T. Cervical Cancer. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.
- National Cancer Institute. Schiller Test. www.cancer.gov
- S, Melissa C. Cervical Cancer. eMedicine Health. 2013.
- www.verywellhealth.com. Cervical Cancer. 2022.
- www.webmd.com/cancer/cervical-cancer/cervical-cancer
(Diperbarui tanggal 27 Oktober 2023)