Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Masalah Sperma

VIDYA HARTIANSYAH
15 November 2023
Masalah Sperma

Masalah Sperma

VIDYA HARTIANSYAH
15 November 2023

Untuk menjadi subur, seorang pria harus bisa untuk mengeluarkan sperma normal dalam jumlah yang cukup ke vagina wanita, dan sperma harus bisa membuahi sel telur. Kondisi yang bertentangan dengan proses ini bisa membuat seorang pria kurang subur.

Gangguan sperma dapat mengakibatkan:

  • Jumlah sperma yang tidak mencukupi , terlalu sedikit (oligozoospermia) atau tidak ada sama sekali (azoospermia)
  • Cacat kualitas sperma, seperti motilitas atau struktur abnormal

Penyebab Masalah sperma

Penyebab Masalah Sperma

Berbagai kondisi yang meningkatkan suhu pada testis (di mana sperma dihasilkan) bisa mengurangi jumlah sperma dalam jumlah besar dan gerakan sperma yang kuat bisa meningkatkan jumlah sperma yang tidak normal. Peningkatan suhu pada testis dapat berhubungan dengan panas tubuh yang berlebihan, adanya demam lama, testis yang tidak turun (kelainan bawaan), dan adanya varises pembuluh darah testis (varikokel).

Gangguan hormon tertentu atau genetik juga bisa menghalangi produksi sperma, misalnya gangguan hormon tiroid atau testosteron, serta kelainan pada kromosom seks, seperti pada sindrom Klinefelter.

Penyebab lain pada pengurangan produksi sperma antara lain:

  • Peradangan atau cedera pada testis
  • Zat toksik dari lingkungan atau pemakaian obat tertentu yang dapat mempengaruhi produksi sperma, seperti: aspirin untuk waktu lama, chlorambucil, cimetidine, colchicines, kortikosteroid, cotrimoxazole, cyclophosphamide, obat malaria, mariyuana, medroxyprogesteron, methotrexate, penghambat monoamine oxidase, nikotin, opoid (narkotika), spironolactone, dan sulfasalazine.
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan

Kadangkala sperma bergerak ke arah yang salah, yaitu berbalik ke dalam kandung kemih dan bukannya keluar melalui penis. Gangguan ini lebih sering terjadi pada pria dengan diabetes atau memiliki riwayat operasi pada panggul, misalnya operasi prostat.


Gejala Masalah sperma

Gejala Masalah Sperma

Jika terdapat masalah pada sperma, maka seorang pria bisa mengalami kesulitan untuk mendapatkan keturunan (mengalami ketidaksuburan).


Diagnosis Masalah sperma

Diagnosis Masalah Sperma

Riwayat medis dan pemeriksaan fisik diperlukan untuk membantu mengidentifikasi penyebabnya. Dokter akan memeriksa apakah terdapat kelainan fisik, seperti testis yang tidak turun, kelainan hormon atau kelainan genetik yang bisa menyebabkan ketidaksuburan. Kadar hormon (termasuk testosteron) dapat diukur dalam darah.

Pemeriksaan cairan semen perlu dilakukan. Pemeriksaan semen merupakan pemeriksaan yang penting untuk menentukan kesuburan pada pria. Untuk melakukan prosedur ini, penderita diminta untuk tidak ejakulasi selama 2-3 hari sebelum pemeriksaan. Pada hari pemeriksaan, ia akan diminta untuk melakukan ejakulasi dan menampung cairan semen. Tindakan ini dianjurkan dilakukan di dalam laboratorium. Agar lebih akurat, analisa sperma didasarkan pada dua atau tiga contoh cairan semen yang diperoleh setidaknya dalam jarak 2 minggu.

Jika hasil pemeriksaan semen tidak normal, analisa kemungkinan diulangi lagi karena contoh semen dari pria yang sama secara normal sangat bervariasi. Jika pada pemeriksaan berikutnya semen masih terlihat tidak normal, dokter berusaha untuk mengidentifikasi penyebabnya. Jumlah sperma yang sedikit tidak berarti bahwa tidak subur, dan jumlah sperma normal tidak menjamin kesuburan.


Penanganan Masalah sperma

Penanganan Masalah Sperma

Gangguan sperma karena varikokel bisa diatasi dengan cara mengatasi varikokelnya, yaitu dengan operasi. Kadangkala tindakan ini bisa memperbaiki kesuburan.

Clomiphene adalah obat yang biasanya digunakan untuk memicu ovulasi pada wanita. Clomiphene dapat digunakan dalam usaha meningkatkan jumlah sperma pada pria. Meskipun begitu, clomiphene tidak meningkatkan kualitas sperma yang dihasilkan atau mengurangi jumlah sperma yang tidak normal. Clomiphene juga tidak terbukti dapat meningkatkan kesuburan.

Untuk pria yang memiliki jumlah sperma normal, pembuahan buatan bisa dilakukan untuk meningkatkan kesempatan pasangan mereka untuk hamil. Untuk pria yang tidak menghasilkan sperma, pemakaian sperma donor mungkin dapat dipertimbangkan, yaitu pembuahan dilakukan dengan menyuntikkan sperma dari pria lain (seorang donor) pada sel telur pasangannya. Namun mengingat bahaya dari penyakit menular, termasuk infeksi HIV, sampel semen segar dari donor tidak boleh digunakan. Sperma yang digunakan sebaiknya diperolah dari sperma yang telah dibekukan dari bank sperma bersertifikat, yang telah menguji donor untuk penyakit kelamin menular.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • www.msdmanuals.com

Diperbarui 11 September 2023