Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Keguguran (Abortus)

VIDYA HARTIANSYAH
12 Januari 2024
Keguguran (Abortus)

Keguguran (Abortus)

VIDYA HARTIANSYAH
12 Januari 2024

Keguguran (Abortus) adalah kehilangan janin sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Sekitar 10 - 20% kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran, akan tetapi angka sebenarnya mungkin lebih tinggi, karena banyak keguguran terjadi pada awal kehamilan sebelum kehamilan disadari.

Meskipun sering terjadi, keguguran dapat menyebabkan penderitanya mengalami masalah emosional, dan memerlukan bantuan lebih lanjut.

Ada beberapa jenis keguguran atau abortus:

  • Missed miscarriage: keguguran tidak dsadari oleh ibu karena tidak ada gejala, tetapi ketika dilakukan pemeriksaan USG, sudah tidak ada denyut jantung janin.
  • Complete miscarriage: keguguran telah terjadi sepenuhnya, dan rahim telah kosong. Ibu mengalami perdarahan dan mengeluarkan jaringan kehamilan. Dokter akan memastikannya dengan pemeriksaan USG.
  • Recurrent miscarriage: keguguran terjadi tiga kali berturut-turut. Hal ini terjadi pada 1% pasangan.
  • Threatened miscarriage: keguguran akan terjadi, akan tetapi leher rahim masih tertutup. Ibu mengalami perdarahan dan kram perut. Kehamilan biasanya berlanjut tanpa ada masalah lebih lanjut. Dokter akan melakukan pemantauan lebih ketat selama kehamilan.
  • Inevitable miscarriage: keguguran yang tidak dapat dihindari. Ibu mengalami perdarahan, kram perut, dan leher rahim mulai terbuka.

Penyebab Keguguran

Penyebab Keguguran atau Abortus

Sekitar 50% keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom yang menyebabkan janin tidak dapat berkembang. Penyebab lainnya:

  • Infeksi, misalnya infeksi cytomegalovirus atau rubella
  • Gangguan hormon
  • Penempelan embrio yang tidak sempurna di rahim
  • Merokok, penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang
  • Inkompetensi leher rahim (leher rahim terbuka di awal-awal kehamilan)
  • Paparan toksin dari lingkungan
  • Kegemukan (obesitas)
  • Gangguan fisik yang berkaitan dengan organ reproduksi ibu, misalnya rahim ganda
  • Penyakit sistem kekebalan tubuh
  • Penyakit diabetes, penyakit jantung kongenital, penyakit tiroid, penyakit ginjal berat
  • Inkompatibilitas Rh (wanita hamil memiliki darah Rh negatif dan janin memiliki darah Rh positif)
  • Radiasi
  • Konsumsi obat-obatan tertentu
  • Malnutrisi berat

Risiko terjadinya keguguran lebih tinggi pada:

  • Wanita yang berusia lebih tua, risiko keguguran mulai meningkat pada awal usia 30 tahun, risiko menjadi lebih besar pada usia sekitar 35-40 tahun, dan paling besar setelah berusia diatas 40 tahun
  • Wanita yang telah mengalami keguguran sebelumnya

Hal-hal yang Tidak Menyebabkan Keguguran

Sebagian orang menyalahkan ibu hamil melakukan sesuatu yang buruk sehingga terjadi keguguran. Akan tetapi sebagian besar keguguran terjadi karena penyebab yang tidak diketahui dan bukan salah ibu hamil.

Beberapa hal berikut tidak menyebabkan keguguran atau abortus:

  • Olahraga. Akan tetapi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda olahraga apa yang aman untuk dilakukan.
  • Berhubungan seksual.
  • Penggunaan pil kontrasepsi sebelum hamil.
  • Pekerjaan (selama ibu hamil tidak terpapar bahan kimia atau radiasi).

Gejala Keguguran

Gejala Keguguran atau Abortus

Sebagian besar keguguran atau abortus terjadi pada trimester pertama kehamilan, sekitar minggu ke 13.

Gejala abortus yaitu:

  • Perdarahan dari vagina, dengan atau tanpa nyeri (termasuk dengan flek)
  • Nyeri atau kram panggul atau punggung bawah
  • Ada jaringan yang keluar dari vagina
  • Denyut jantung cepat

Kadangkala janin meninggal tetapi tidak terjadi keguguran. Pada beberapa kasus, rahim tidak membesar. Pada kasus yang jarang, jaringan mati pada rahim menjadi terinfeksi dan dapat menyebabkan terjadinya demam, menggigil, penurunan tekanan darah, bahkan gangguan kesadaran.

Akan tetapi, sebagian besar wanita hamil yang mengalami flek atau perdarahan pada trimester pertama dapat melanjutkan kehamilannya hingga melahirkan.


Kapan Harus ke Dokter?

Bila ada perdarahan berat, disertai keluarnya bekuan darah dan kram perut yang nyeri, kemungkinan Anda mengalami keguguran dan sudah mengeluarkan jaringan kehamilan. 

Segera datang ke rumah sakit dan periksakan diri Anda bila:

  • perdarahan semakin banyak (sekitar dua pembalut per jam dan/atau mengeluarkan bekuan darah sebesar bola golf)
  • nyeri perut berta atau nyeri bahu
  • demam atau menggigil
  • pusing atau pingsan
  • keluarnya cairan berbau dari vagina
  • diare atau nyeri saat buang air besar

Diagnosis Keguguran

Diagnosis Keguguran atau Abortus

Pada keguguran awal, pemeriksaan USG dilakukan untuk mengetahui apakah bayi masih hidup. Setelah terjadi keguguran, USG dan pemeriksaan lainnya digunakan untuk melihat apakah semua isi rahim telah keluar.


Penanganan Keguguran

Penanganan Keguguran atau Abortus

Jika wanita hamil mengalami perdarahan dan kram pada 20 minggu pertama kehamilan, pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk memastikan apakah keguguran telah terjadi.

Bila kondisi janin masih baik-baik saja, ibu hamil diminta untuk tirah baring selama beberapa hari atau mungkin akan dirawat di rumah sakit untuk dilakukan observasi. Bila perdarahan berhenti, ibu dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

Jika ada pelebaran leher rahim, dokter mungkin akan melakukan prosedur untuk menutup leher rahim (cervical cerclage). Tetapi jika didapatkan pelebaran leher rahim, maka keguguran lebih mungkin terjadi.

Penanganan Non Bedah

Dokter mungkin menyarankan untuk menunggu hingga seluruh hasil konsepsi keluar sendiri. Hal ini dilakukan bila Anda mengalami keguguran yang tidak diketahui. 

Menunggu keluarnya hasil konsepsi dapat memakan waktu beberapa hari. Dokter mungkin akan memberikan obat-obatan untuk mempercepat keluarnya hasil konsepsi. Tindakan ini biasanya hanya dilakukan bila keguguran terjadi pada kehamilan kurang dari 10 minggu.

Tindakan

Bila keguguran telah terjadi, dan seluruh isi rahim telah keluar, maka tidak perlu dilakukan tindakan lanjutan. Tetapi jika hanya sebagian isi rahim yang keluar, maka perlu dilakukan kuretase untuk membersihkan rahim. Jika janin telah mati tetapi tetap berada dalam rahim (missed abortion), maka janin dan plasenta harus dikeluarkan.


Komplikasi Keguguran atau Abortus

Terkadang sisa jaringan kehamilan tetap berada dalam rahim setelah keguguran terjadi yang dapat menyebabkan infeksi sekitar 1 hingga 2 hari kemudian. Gejalanya antara lain:

  • demam lebih dari 38º Celcius lebih dari dua kali
  • menggigil
  • nyeri perut
  • cairan berbau busuk dari vagina
  • perdarahan dari vagina

Segera datang ke rumah sakit bila Anda memiliki gejala seperti di atas. Kondisi ini dapat memburuk dengan cepat dan dapat mengancam nyawa.

Perdarahan hebat dari vagina juga merupakan komplikasi keguguran yang berbahaya. Selain perdarahan, gejala lain yang menyertai antara lain:

  • denyut jantung yang cepat
  • pusing akibat tekanan darah rendah
  • lelah atau lemah akibat rendahnya sel darah merah (anemia)

Segera dapatkan penanganan medis di rumah sakit, karena sebagian orang memerlukan donor atau pembedahan.


Prognosis Keguguran atau Abortus

Sebagian besar (87%) wanita yang pernah mengalami keguguran dapat hamil kembali dan melahirkan. Keguguran tidak berati ada masalah pada kesuburan dan karena sesuatu yang dilakukan oleh ibu, karena sebagian besar keguguran terjadi akibat kelainan kromosom.

Wanita yang mengalami abortus sebelumnya memerlukan waktu untuk sembuh baik secara fisik maupun emosi. Konsultasikan dengan dokter kapan waktu yang tepat bagi Anda utnuk dapat hamil kembali. Sebagian besar wanita dapat kembali hamil setelah satu siklus menstruasi normal.

Bila Anda mengalami tiga keguguran berturut-turut, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter yang lebih ahli untuk mengetahui penyebabnya.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Keguguran atau Abortus

Awalnya, pemeriksaan kehamilan teratur dan perawatan komprehensif selama kehamilan adalah pencegahan keguguran yang baik.

Keguguran yang disebabkan oleh penyakit sistemik ibu dapat dicegah dengan mendeteksi dan menangani penyakit sebelum kehamilan.

Keguguran juga lebih jarang terjadi jika ibu hamil menghindari hal-hal yang dapat membahayakan kehamilan, misalnya sinar-x, obat-obat terlarang, alkohol, asupan tinggi kafein, dan penyakit infeksi.

Ketika ibu hamil mengalami gangguan dalam mempertahankan kehamilan, maka dapat terjadi sedikit perdarahan per vagina. Tanda ini menunjukkan adanya kemungkinan untuk terjadi keguguran. Jika hal ini terjadi, maka segeralah pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.

Sebelum mencoba untuk menjadi hamil kembali, wanita yang telah mengalami keguguran berulang sebaiknya diperiksa untuk melihat apakah terdapat kelainan genetik, struktur, atau gangguan lain yang meningkatkan risiko keguguran.


Referensi

Referensi:

  • F, Edmund F. Miscarriage. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.
  • S, Susan. Miscarriage. Medline Plus. 2012.
  • www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pregnancy-loss-miscarriage/symptoms-causes/syc-20354298
  • www.thewomens.org.au/health-information/pregnancy-and-birth/pregnancy-problems/early-pregnancy-problems/treating-miscarriage

Diperbarui 10 Januari 2023