Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Alergi Makanan

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Alergi Makanan

Alergi Makanan

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Alergi makanan adalah gejala-gejala yang terjadi akibat munculnya respon kekebalan setelah memakan makanan tertentu.


Penyebab Alergi makanan

Penyebab Alergi Makanan

Alergi makanan berbeda dengan keracunan makanan yang disebabkan karena adanya bakteri/parasit/jamur atau toksin pada makanan.

Dalam keadaan normal, sistem kekebalan bekerja sebagai pertahanan tubuh dengan melawan zat-zat yang berbahaya seperti bakteri, virus dan racun. Namun terkadang suatu respon kekebalan dapat dipicu oleh adanya suatu zat (alergen) yang biasanya tidak berbahaya dan menyebabkan terjadi alergi.

Penyebab alergi makanan tidak sepenuhnya dimengerti karena alergi makanan bisa menimbulkan sejumlah gejala yang bervariasi. Reaksi alergi terhadap makanan bisa bersifat ringan atau bahkan fatal, tergantung pada jenis dan beratnya reaksi alergi yang terjadi.

Pada alergi makanan, sistem kekebalan tubuh melepaskan antibodi dan zat-zat sebagai respon terhadap asupan makanan tertentu. Namun, ada juga reaksi terhadap makanan yang bukan merupakan reaksi alergi, antara lain intoleransi makanan (terjadi akibat kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna suatu makanan), misalnya terhadap makanan yang mengandung gluten.

Tubuh manusia memproduksi sejenis protein yang disebut antibodi yang berfungsi untuk menandai kuman yang menyebabkan infeksi. Dari berbagai jenis antibodi yang diproduksi tubuh, imunoglobulin E (IgE) lah yang menyebabkan reaksi alergi. Antibodi IgE biasanya dihasilkan sebagai respon terhadap infeksi parasit, namun pada orang tertentu produksi IgE sebagai respon terhadap makanan tertentu.

Makanan yang sering menimbulkan alergi adalah makanan yang mengandung protein.
Contoh makanan yang sering menyebabkan alergi, antara lain:
  1. Susu
  2. Telur
  3. Gandum
  4. Ikan dan makanan laut lainnya seperti udang, kerang
  5. Kacang-kacangan dll
  6. Buah-buahan seperti tomat, strawberry
Selain karena protein, alergi makanan juga dapat disebabkan oleh sulfida atau salisilat dalam makanan, penyedap masakan, zat pengawet dan pewarna sintetis.

Gejala Alergi makanan

Gejala Alergi Makanan

Gejala-gejala yang mungkin terjadi setelah memakan makanan penyebab alergi antara lain: 

  1. Rasa gatal di mulut, tenggorokan, mata, kulit, atau bagian tubuh lainnya
  2. Bercak-bercak merah di tubuh (urtikaria)
  3. Hidung meler atau tersumbat, Hidung mampet bahkan sulit bernafas/sesak napas
  4. Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, diare, kembung, sakit atau kram pada perut
  5. Bentol-bentol
  6. Bengkak di bibir, wajah, kelopak mata, lidah atau bagian tubuh yang lain
  7. Pusing, kepala terasa ringan atau pingsan

Diagnosis Alergi makanan

Diagnosis Alergi Makanan

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang muncul setelah penderita memakan makanan tertentu. Pada alergi berat, pemeriksaan paru-paru dengan stetoskop bisa terdengar bunyi mengi pada pernafasan. Adanya peningkatan antibodi atau immunoglobulin (terutaman IgE) pada pemeriksaan darah semakin memperkuat diagnosis alergi.

Untuk menentukan penyebab terjadinya alergi, bisa dilakukan pemeriksaan berikut:

  1. Penyisihan makanan (makanan yang dicurigai disingkirkan sampai gejalanya menghilang, setelah itu makanan tersebut kembali diberikan kepada penderita untuk melihat apakah terjadi reaksi alergi)
  2. Tes kulit untuk alergi

Gambaran Tes Alergi

Sumber: bodyandhealth.canada.com

Cara yang lebih sederhana untuk mengidentifikasi reaksi makanan adalah rotasi diet, yang terdiri dari hanya mengkonsumsi makanan tertentu yang diganti setiap 3-4 hari sekali dalam dua atau tiga siklus. Cara ini dapat mengidentifikasi makanan penyebab alergi.


Penanganan Alergi makanan

Pengobatan Alergi Makanan

Pengobatan untuk alergi makanan bervariasi, tergantung pada jenis dan beratnya gejala. Tujuan pengobatan adalah mengurangi gejala dan menghindari reaksi alergi di masa yang akan datang.

Gejala yang ringan atau terlokalisir mungkin tidak memerlukan pengobatan khusus.

Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian. Pemberian antihistamin bisa meringankan berbagai gejala.

Contoh obat anti histamin adalah Chlorpheniramine, Diphenhydramine, Loratadine, Fexofenadine dan Cetirizine.

Obat anti histamine bisa menimbulkan efek samping seperti: mulut kering, mengantuk, pusing, mual, muntah, gelisah atau rewel (pada sebagian anak-anak), gangguan berkemih, pandangan kabur, serta kebingunan.

Bila mengonsumsi obat anti histamine dengan efek samping mengantuk, maka sebaiknya dikonsumsi sebelum waktu tidur. Jangan mengkonsumsi obat tersebut saat siang hari atau saat hendak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin berat.

 


Informasi Produk Terkait Alergi Makanan


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Alergi Makanan

Hindari makanan yang dapat menyebabkan timbulnya alergi. Namun, hal ini tidak selalu berhasil karena beberapa bahan makanan seperti zat aditif, kacang, kedelai, protein susu, dll yang terkadang tidak disebutkan dalam kemasan suatu produk. Oleh karena itu, sebaiknya selalu beli produk dari merek yang sama, yang sudah Anda ketahui tidak menimbulkan alergi.


Referensi

Referensi:

  • D, Peter J. Food Allergy. Merck Manual. 2008.