Penyebab Perikondritis (Infeksi Daun Telinga)

Perikondritis disebabkan oleh infeksi bakteri. Pseudomonas aeruginosa adalah jenis bakteri paling umum yang menyebabkan infeksi. Staphylococcus aureus dan Escherichia coli juga dapat menyebabkan perikondritis. Perikondritis dapat terjadi ketika bakteri memasuki tulang rawan telinga luar (daun telinga) . Hal ini paling sering terjadi akibat cedera atau trauma yang mengenai daun telinga.

Penyebab paling sering dari perikondritis adalah menindik telinga pada daerah tulang rawan. Menindik dapat merusak tulang rawan sehingga memungkinkan masuknya bakteri. Penyebab lain yang dapat menyebabkan perikondritis, seperti:

• Trauma di sisi kepala
• Trauma saat berolahraga
• Luka bakar
• Gigitan serangga
• Akupunktur

Penyebab perikondritis yang jarang terjadi, seperti:

• Operasi telinga
• Infeksi telinga yang tidak diobati dan menyebar ke tulang rawan 
• Trauma ringan, seperti menggaruk telinga
• Infeksi herpes zoster
• Kelompok tertentu, seperti gangguan imunitas tubuh atau diabetes.

Gejala Perikondritis (Infeksi Daun Telinga)

Manifestasi klinis yang ditemui pada perikondritis, adalah:

• Kemerahan dan bengkak pada daun telinga
• Nyeri pada daun telinga
• Demam
• Dapat terbentuk nanah/pus pada daun telinga
• Kelainan bentuk telinga (biasanya memiliki riwayat perikondritis berulang)

Kapan harus ke dokter?

Segeralah konsultasikan diri anda ke dokter, jika anda mempunyai keluhan daun telinga terasa sakit atau bengkak. Mendapatkan penanganan segera dapat mencegah terjadinya komplikasi sedini mungkin.

Diagnosis Perikondritis (Infeksi Daun Telinga)

Perikondritis umumnya dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, jarang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan hal ini. Pada pemeriksaan fisik, dapat dilihat daun telinga membengkak dan merah, mungkin juga dapat ditemukan adanya nanah dan kelainan bentuk telinga.

Pengobatan Perikondritis (Infeksi Daun Telinga)

Mengalami perikondritis harus segera ditangani untuk mencegah terjadi kemungkinan komplikasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi perikondritis, adalah:

• Mengompres hangat bagian telinga yang terkena
• Mengeluarkan benda asing penyebab perikondritis, seperti perhiasan telinga yang diitndik pada tulang rawan telinga (jika ada)
• Mengonsumsi antibiotik. Antibiotik dapat membantu mengurangi proses infeksi terjadi dan mencegah terjadinya komplikasi. Antibiotik yang mungkin disarankan adalah golongan fluorokuinolon.
• Obat-obatan lain. Anti radang dan anti nyeri dapat dikonsumsi untuk membantu proses penyumbahan dan mengurangi rasa nyeri yang dialami.
• Drainase Abses. Tindakan ini dilakukan jika telah terbentuk abses/nanah pada daun telinga.

Komplikasi Perikondritis (Infeksi Daun Telinga)

Perikondritis dapat menimbulkan komplikasi jika tidak segera ditangani dengan baik. Komplikasi yang mungkin dapat timbul adalah kelainan bentuk telinga seperti kembang kol (cauliflower ear). Kelainan bentuk telinga terjadi akibat terhambat aliran darah ke daun telinga karena proses infeksi, sehingga kondisi ini menyebabkan kematian jaringan pada daun telinga (nekrosis).

Prognosis Perikondritis (Infeksi Daun Telinga)

Jika ditangani dengan baik, keluhan perikondritis dapat berkurang dalam 2-3 hari. Mungkin, masih dapat dirasakan gejala sisa atau rasa tidak nyaman pada telinga hingga 1 bulan.

Jika perikondritis telah membentuk abses/nanah, maka anda mungkin disarankan untuk melakukan drainase abses (mengeluarkan nanah), untuk mencegah terjadinya komplikasi kelainan bentuk telinga.

Pencegahan Perikondritis (Infeksi Daun Telinga)

Salah satu cara yang paling baik untuk mencegah terjadinya perikondritis adalah dengan tidak menindik telinga pada bagian tulang rawan. Populernya menindik telinga di bagian tulang rawan telah menimbulkan peningkatan angka kejadian perikondritis yang signifikan.

Referensi:

• D, David C. Perichondritis. Medline Plus. 2012.
• K, Bradley W. Perichondritis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013
• my.clevelandclinic.org/health/diseases/23222-perichondritis
• www.msdmanuals.com
• www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK572081/

Diperbarui 22 Februari 2024