Informasi Penyakit

Rheumatoid Arthritis

dr. BELLA PRICYLLA
28 Desember 2023
Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid Arthritis

dr. BELLA PRICYLLA
28 Desember 2023

Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian secara simetris mengalami peradangan kronis (biasanya mengenai sendi-sendi kecil di tangan dan kaki), sehingga terjadi pembengkakan, timbul rasa nyeri, serta seringkali pada akhirnya menyebabkan kerusakan dan kelainan bentuk sendi.


Penyebab Rheumatoid arthritis

Penyebab Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang selaput yang melapisi sendi (reaksi autoimun), sehingga terjadi peradangan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan tulang rawan dan tulang yang menyusun sendi. Umumnya, sendi akan mengalami perubahan bentuk dan kesegarisannya.

Penyebab terjadinya rheumatoid arthritis ini belum diketahui secara pasti, tetapi berbagai faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi terjadinya reaksi autoimun. Faktor genetik bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin memicu timbulnya penyakit (misalnya infeksi virus atau bakteri tertentu).

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya rheumatoid arthritis antara lain:

  • Jenis kelamin. Rheumatoid arthritis lebih cenderung terjadi pada wanita dibandingkan pria.
  • Usia. Rheumatoid arthritis bisa terjadi pada berbagai usia, tetapi paling sering terjadi antara usia 40 - 60 tahun.
  • Riwayat keluarga. Jika terdapat anggota keluarga yang terkena rheumatoid arthritis, maka risiko terjadinya penyakit lebih tinggi.

Gejala Rheumatoid arthritis

Gejala Rheumatoid Arthritis

Tanda dan gejala Rheumatoid arthritis bisa berupa:

  • Sendi-sendi membengkak, terasa hangat dan nyeri
  • Kekakuan sendi pada pagi hari (saat bangun tidur) yang bisa berlangsung selama beberapa jam. 
  • Benjolan-benjolan keras pada jaringan di bawah kulit di lengan (nodul rheumatoid)
  • Kelelahan, demam, dan penurunan berat badan

Rheumatoid arthritis awalnya cenderung mengenai sendi-sendi kecil, terutama sendi-sendi yang menghubungkan jari-jari ke tangan dan kaki. Seiring dengan berjalannya penyakit, gejala seringkali menyebar ke lutut, pergelangan kaki, siku, pinggul, dan bahu. Pada sebagian besar kasus, gejala-gejala muncul pada sendi yang sama pada kedua sisi tubuh. Keparahan penyakit mungkin bervariasi. Tanda dan gejala yang terjadi juga bisa hilang timbul.

Rheumatoid arthritis pada tangan menyebabkan penderita kesulitan untuk mengerjakan tugas sehari-hari, seperti membuka knob pintu dan membuka tutup botol. Rheumatoid arthritis pada sendi-sendi kecil di kaki menyebabkan penderita merasa sakit untuk berjalan, terutama pada pagi hari setelah bangun tidur.

Peradangan kronis bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan, termasuk tulang rawan dan tulang, sehingga bisa terjadi kelainan bentuk dan gangguan fungsi sendi yang terkena. Sendi bisa mengalami kontraktur sehingga tidak dapat diregangkan atau digerakkan sepenuhnya. Jari-jari pada kedua tangan cenderung membengkok ke arah kelingking, sehingga tendon pada jari-jari tangan bergeser dari tempatnya.

Pada kasus yang jarang, rheumatoid arthritis bahkan bisa mengenai sendi yang berperan dalam mengatur pita suara, sehingga bisa terjadi perubahan nada suara. Jika sendi ini mengalami peradangan, maka suara bisa menjadi serak.

Karena rheumatoid arthritis merupakan penyakit sistemik, maka peradangan bisa mengenai organ-organ dan bagian tubuh lainnya diluar sendi. Berbagai gangguan yang bisa terjadi pada rheumatoid arthritis antara lain:

  • Osteoporosis. Rheumatoid arthritis, dan juga obat-obat yang digunakan untuk mengobatinya, bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
  • Sindroma terowongan karpal (carpal tunnel syndrome). Jika Rheumatoid arthritis mengenai pergelangan tangan, maka peradangan yang terjadi bisa menekan saraf yang terdapat didalamnya.
  • Gangguan jantung. Rheumatoid arthritis bisa meningkatkan risiko terbentuknya peradangan dan sumbatan pada pembuluh darah arteri, demikian juga peradangan pada lapisan yang meliputi jantung (perikarditis).
  • Penyakit paru. Orang-orang dengan Rheumatoid arthritis lebih berisiko untuk mengalami peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru, yang menyebabkan penderita menjadi sesak nafas.
  • Sindroma Sjogren. Peradangan yang mengenai kelenjar mata dan mulut bisa menyebabkan kekeringan pada daerah ini. Kekeringan pada mata bisa menyebabkan terjadinya abrasi kornea.
  • Limfoma. Risiko terjadinya kanker kelenjar getah bening (limfoma) juga lebih tnggi pada orang-orang dengan Rheumatoid arthritis, terutama mereka yang terus mengalami peradangan sendi yang aktif.
  • Peradangan pembuluh darah (vaskulitis). Vaskulitis bisa mengganggu suplai darah ke jaringan dan menyebabkan kematian jaringan (nekrosis). Gangguan ini awalnya seringkali tampak sebagai daerah hitam yang kecil di sekitar kuku atau luka (ulkus) di tungkai.
  • Anemia.

Kapan harus ke dokter?

Segeralah konsultasi diri anda ke dokter jika mengalami gejala dan tanda rheumatoid arthritis, seperti:

  • Bengkak pada persendian yang tak kunjung sembuh
  • Nyeri kronik pada persendian

Diagnosis Rheumatoid arthritis

Diagnosis Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid artritis bisa sulit untuk didiagnosis pada tahap awal, karena tanda dan gejala yang ada mirip dengan banyak gangguan lainnya, seperti gout, pseudogout, osteoartritis, artritis gonokokal, atau artritis psoriatik.

Pada pemeriksaan fisik, bisa ditemukan adanya sendi-sendi yang membengkak, tampak merah, dan terasa hangat. Selain itu, bisa dilakukan pemeriksaan penunjang seperti:

  1. Pemeriksaan darah, misalnya untuk melihat tanda-tanda peradangan dan mendeteksi adanya rheumatoid factor, yang biasanya ditemukan pada sekitar 80% penderita. Kadar antibodi ini bisa menurun jika peradangan sendi berkurang dan akan meningkat jika terjadi serangan.
  2. Pemeriksaan cairan sendi
  3. Rontgen, bisa menunjukkan adanya perubahan pada sendi

Penanganan Rheumatoid arthritis

Penanganan Rheumatoid Arthritis

Belum ada pengobatan yang dapat digunakan untuk menyembuhkan rheumatoid arthritis. Tujuan pemberian terapi adalah untuk mengurangi peradangan sendi dan rasa nyeri, memaksimalkan fungsi sendi, dan mencegah terjadinya kerusakan dan kelainan bentuk sendi.

Penanganan rheumatoid arthritis yang diberikan antara lain berupa:

  • Istirahat dan Nutrisi

Sendi yang mengalami peradangan berat harus diistirahatkan, karena pemakaian sendi bisa memperberat peradangan yang terjadi. Istirahat secara teratur seringkali dapat membantu meredakan rasa nyeri, dan terkadang istirahat total dapat membantu untuk meredakan kekambuhan penyakit yang berat.

Pembidaian bisa dilakukan untuk mencegah pergerakan sendi (imobilisasi) sehingga sendi dapat diistirahatkan, tetapi beberapa gerakan sendi tetap diperlukan untuk mencegah kekakuan dan kelemahan otot.

Tidak ada makanan tertentu yang dapat menyembuhkan rheumatoid arthritis atau telah terbukti bisa menimbulkan kekambuhan penyakit. Makanan mengandung minyak ikan (asam lemak omega-3) bisa membantu meredakan gejala pada beberapa orang dengan rheumatoid arthritis. Selain itu, efek anti-peradangan dari curcumin yang terdapat pada kunyit bisa bermanfaat untuk mengurangi gejala-gejala penyakit.

  • Pengobatan

Obat-obat harus digunakan sesuai petunjuk dan pengawasan dokter, antara lain untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan. Pengobatan bertujuan untuk mengurangi peradangan dan mencegah terjadinya kerusakan, kelainan bentuk, dan gangguan fungsi sendi, antara lain:

  • Obat anti-peradangan non-steroid (OAINS)

OAINS, seperti Ibuprofen atau Naproxen, bisa digunakan untuk mengatasi gejala-gejala rheumatoid arthritis, seperti pembengkakan dan rasa nyeri. Namun, obat ini tidak dapat mencegah kerusakan sendi akibat perkembangan rheumatoid arthritis.

OAINS sebaiknya tidak digunakan untuk orang-orang dengan gangguan saluran cerna, seperti ulkus peptikum atau tukak lambung, karena OAINS bisa menyebabkan gangguan lambung.

Efek samping lain yang bisa terjadi akibat pemakaian obat OAINS antara lain sakit kepala, peningkatan tekanan darah, perburukan tekanan darah tinggi, perburukan fungsi ginjal, pembengkakan, serta penurunan fungsi trombosit. OAINS juga bisa meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke. Risiko ini tampaknya lebih tinggi jika obat digunakan dalam dosis besar dan waktu yang lebih lama.

  • DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug)

DMARD, seperti Methotrexate, bisa digunakan untuk menghambat perkembangan penyakit rheumatoid arthritis. Pemberian obat ini mungkin lebih efektif dalam bentuk kombinasi ketimbang obat tunggal. Namun, karena risiko efek samping yang berbahaya (misalnya kerusakan hati, penekanan sumsum tulang, atau infeksi paru berat), maka pemakaian obat ini harus dipantau secara ketat oleh dokter.

  • Kortikosteroid

Kortikosteroid, seperti Prednison, merupakan obat yang efektif untuk mengurangi peradangan dan gejala-gejala rheumatoid arthritis. Meskipun kortikosteroid efektif untuk pemakaian jangka pendek, tetapi obat ini tidak dapat mencegah kerusakan sendi dan bisa menjadi kurang efektif pada pemakaian jangka panjang, padahal rheumatoid arthritis biasanya aktif selama bertahun-tahun.

Selain itu, pemakaian kortikosteroid jangka panjang hampir selalu menimbulkan efek samping hampir di seluruh organ tubuh. Efek samping yang bisa terjadi antara lain : penipisan kulit, memar, osteoporosis, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi dan katarak. Orang-orang dengan ulkus peptikum, tekanan darah tinggi, infeksi yang tidak teratasi, diabetes, dan glaukoma sebaiknya tidak menggunakan kortikosteroid.

  • Terapi Lainnya

Terapi bukan obat yang dapat dilakukan antara lain berupa:

  • latihan dan terapi fisik, seperti pemijatan (massage), traksi, dan terapi pemanasan
  • terapi okupasi
  • pembedahan

Sendi yang meradang harus dilatih secara perlahan sehingga tidak terjadi kekakuan. Setelah peradangan mereda, bisa dilakukan latihan aktif yang rutin, tetapi jangan sampai terlalu lelah. Biasanya latihan akan lebih mudah jika dilakukan di dalam air. Untuk mengatasi persendian yang kaku, perlu dilakukan latihan yang intensif dan kadang digunakan pembidaian untuk meregangkan sendi secara perlahan.

Tindakan bedah mungkin diperlukan untuk kasus tertentu yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, misalnya kelainan bentuk anggota gerak tubuh yang membatasi penderita untuk beraktivitas.

Pembedahan untuk mengganti sendi lutut atau sendi pinggul merupakan cara yang paling efektif untuk mengembalikan mobilitas dan fungsi sendi jika penyakit telah mencapai tahap lanjut. Cara ini dilakukan jika sendi telah mengalami kerusakan berat sehingga memiliki fungsi yang terbatas. Sendi juga bisa satukan, terutama pada kaki, sehingga penderita bisa berjalan tanpa rasa nyeri, atau pada tulang belakang untuk mencegah penekanan pada medula spinalis.

Penderita yang menjadi cacat karena rematoid arthritis bisa menggunakan alat bantu untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya dengan menggunakan sepatu ortopedik atau sepatu atletik khusus.

 

 

 


Komplikasi Rheumatoid Arthritis

Menderita rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan lainnya. Beberapa orang mungkin juga mengalami komplikasi akibat pengobatan yang digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis.

  • Osteoprosis. Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis, dapat meningkatkan risiko terjaidnya pengeroposan tulang (osteoporosis).
  • Nodul reumatoid. Terdapat benjolan yang keras yang terbentuk pada bagian tubuh yang sering tertekan, seperti siku. Namun, benjolan ini dapat terbentuk di bagian tubuh mana saja, termasuk jantung dan paru.
  • Area mata dan mulut kering. Penderita rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom Sjogren. Suatu sindroma yang dapat menurunkan jumlah kelembapan di mata dan mulut.
  • Infeksi. Rheumatoid arthritis dan pengobatannya dapat melawan dan menganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga imunitas tubuh melemah dan rentan mengalami infeksi.
  • Komposisi tubuh tidak normal. Proporsi lemak dengan massa tanpa lemak seringkali lebih tinggi pada orang yang menderita rheumatoid arthritis, bahkan pada mereka yang memiliki status BMI yang normal.
  • Carpal Tunnel Syndorme. Jika rheumatoid arthritis mempengaruhi pergelangan tangan, proses peradangan dapat menekan area yang mempersarafi tangan.
  • Fibrosis paru. Penderita rheumatoid arthritis mempunyai risiko untuk terjadinya peradangan dan terbentuknya jaringan parut pda paru-paru.
  • Limfoma. Rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko terjadinya limfoma. Suatu kelaianan keganasan yang menyerang kelenjar getah bening.

Prognosis Rheumatoid Arthritis

Prognosis rheumatoid arthritis berkembang paling cepat dalam 6 tahun pertama, khususnya tahun pertama, dan 80% orang yang tidak diobati mengalami kelainan sendi permanen dalam waktu 10 tahun. Rheumatoid arthritis dapat menurunkan harapan hidup selama 3-7 tahun.


Informasi Produk Terkait Rheumatoid Arthritis


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Rheumatoid Arthritis

Hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti bagaimana pencegahan rheumatoid arthritis. Tetapi, hal berikut ini dapat membantu anda menurunkan risiko mengalami rheumatoid arthritis:

  • Tidak merokok
  • Jaga kebersihan gigi dan mulut
  • Diet seimbang yang mengandung minyak ikan, antioksidan, dan vitamin D
  • Hindari mengonsumsi kopi yang berlebihan dan makanan tinggi garam tinggi
  • Jaga berat badan tetap ideal
  • Selalu meningkatkan imunitas tubuh agar terhindar dari paparan infeksi

Referensi

Referensi:

  • A, Roy D. Rheumatoid Arthritis (RA). Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
  • Mayo Clinic. Rheumatoid Arthritis. 2023.
  • MSD Manuals. Rheumatoid Arthritis. 2022
  • National Library of Medicine. Pra-rheumatoid arthritis dan pencegahannya. 2017
  • S, William C. Rheumatoid Arthritis. Medicine Net. 2013.
  • T, Ariel D. Rheumatoid Arthritis. Medline Plus. 2012.

Diperbarui 28 Desember 2023

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa