Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Bakteremia

NASANDI
5 Januari 2024

Bakteremia

NASANDI
5 Januari 2024

Bakteremia adalah terdapatnya bakteri di dalam aliran darah.


Penyebab Bakteremia

Bakteremia bisa terjadi akibat adanya infeksi serius atau dari aktivitas biasa yang tidak berbahaya, seperti menggosok gigi yang terlalu kuat sehingga bakteri yang terdapat pada gusi terdorong masuk ke dalam aliran darah. Bakteremia yang terjadi karena aktivitas biasa jarang sekali menyebabkan terjadinya infeksi.

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan terjadinya bakteremia :

  • Beberapa kasus infeksi bakteri, misalnya abses kulit dan infeksi paru-paru
  • Pemakaian obat suntik terlarang dengan jarum suntik yang terkontaminasi
  • Prosedur medis tertentu, misalnya pemasangan kateter kencing. Bakteri bisa terdapat pada tempat dilakukannya tindakan dan masuk ke dalam aliran darah. Demikian juga halnya pada pembedahan yang dilakukan untuk luka yang terinfeksi atau abses.

Biasanya, hanya terdapat sejumlah kecil bakteri di dalam aliran darah, dan bakteri ini akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh dengan sendirinya. Namun, bakteri yang tidak dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh dapat terakumulasi pada berbagai tempat di seluruh tubuh dan menyebabkan infeksi, misalnya pada selaput otak, selaput jantung, jantung, tulang, atau sendi.


Gejala Bakteremia

Biasanya bakteremia yang disebabkan oleh aktivitas biasa, seperti tindakan perawatan gigi, tidak menimbulkan gejala, karena bakteri segera dapat dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Bakteremia yang disebabkan oleh kondisi lain terkadang menyebabkan timbulnya demam. Jika pada orang yang dengan bakteremia terjadi demam, detak jantung yang meningkat, dan nafas yang cepat, maka kemungkinan terjadi sepsis pada orang tersebut (respon serius tubuh yang menyeluruh akibat bakteremia atau infeksi lainnya).

Jika tidak segera diatasi, sepsis bisa menyebabkan infeksi di seluruh tubuh, seperti pada selaput otak, selaput jantung, jantung, tulang, dan sendi-sendi yang besar. Abses (penimbunan nanah) bisa terbentuk hampir di semua bagian tubuh.


Diagnosis Bakteremia

Jika diduga adanya bakteremia, maka perlu dilakukan pemeriksaan kultur (biakan) darah untuk melihat dan menentukan bakteri penyebabnya. Tetapi bakteri mungkin tidak tumbuh dalam biakan darah terutama jika penderita mendapatkan terapi antibiotik. Untuk itu juga perlu dibuat biakan sampel dari dahak, air kemih, luka, atau dari bagian tubuh dimana infeksi mungkin berasal.


Penanganan Bakteremia

Bakteremia yang terjadi akibat pemasangan alat medis tertentu, misalnya kateter pada saluran kemih, biasanya dapat langsung diatasi oleh sistem kekebalan tubuh sehingga mungkin tidak membutuhkan pengobatan. Tetapi untuk orang-orang yang berisiko terhadap terjadinya infeksi (misalnya orang dengan gangguan katup jantung atau penurunan sistem kekebalan), sebelum menjalani tindakan medis tertentu biasanya diberikan antibiotik profilaksis untuk mencegah terjadinya sepsis.

Sepsis merupakan masalah yang serius, dengan risiko kematian yang tinggi. Jika diduga terjadi sepsis, maka antibiotik harus segera diberikan meskipun belum diperoleh hasil biakan dari laboratorium. Pada awalnya antibiotik diberikan berdasarkan jenis bakteri yang sering terdapat di daerah yang teinfeksi. Kemudian jika sudah diperoleh hasil biakan, maka antibiotik bisa diganti dengan jenis yang paling efektif untuk bakteri penyebab infeksi.

Pada beberapa kasus perlu dilakukan pembedahan untuk menghilangkan sumber infeksi, misalnya abses. Selain itu, mungkin perlu diberikan terapi suportif berupa oksigen tambahan, cairan intravena, dan obat-obat lainnya, misalnya untuk meningkatkan tekanan darah. Jika terjadi gagal ginjal, mungkin penderita perlu menjalani dialisis. Jika terjadi gagal napas, maka mungkin perlu dibantu dengan mesin ventilator.


Informasi Produk Terkait Bakteremia


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • Y, Lowell S. Bacteremia. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.