Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Granuloma Inguinale

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Granuloma Inguinale

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Granuloma Inguinale adalah suatu penyakit menular seksual yang jarang terjadi. Infeksi ini menyebabkan peradangan kronis dan pembentukan jaringan parut pada genitalia.

Granuloma inguinale sangat jarang terjadi di negara-negara maju, tetapi masih dapat ditemukan di Papua Nugini, Australia, Afrika Selatan, serta beberapa daerah di Brazil dan India.


Penyebab Granuloma inguinale

Penyebab Granuloma inguinale adalah bakteri Calymmatobacterium granulomatis.

Granuloma inguinale diperkirakan menular melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Kontak seksual ini berhubungan dengan paparan bakteri dari luka terbuka atau lesi pada daerah genital.


Gejala Granuloma inguinale

Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-12 minggu setelah terinfeksi. Gejala awalnya berupa bintil-bintil merah yang tidak nyeri, yang secara perlahan tumbuh menjadi benjolan bulat dan menonjol. Benjolan ini kemudian pecah dan membentuk luka terbuka, biasanya ditemukan pada :

  • penis, skrotum, dan selangkangan pada pria
  • vulva, vagina, dan kulit di sekitarnya pada wanita
  • wajah
  • anus dan bokong pada orang-orang yang melakukan hubungan seksual melalui anus

Luka terbuka dapat menyebar ke bagian lain. Luka ini dapat sembuh secara perlahan dan menyebabkan jaringan parut. Adakalanya, infeksi menyebar melalui aliran darah ke tulang, sendi, atau hati.

gejala penyakit menular seksual Granuloma Inguinale

Sumber : www.netterimages.com


Diagnosis Granuloma inguinale

Diagnosis diduga pada orang-orang yang memiliki luka yang khas untuk infeksi ini dan tinggal pada daerah-daerah dimana terdapat infeksi granuloma inguinale. Untuk memastikan diagnosa, dilakukan pengambilan contoh cairan atau jaringan yang diambil dari luka untuk diperiksa secara mikroskopik.


Penanganan Granuloma inguinale

Pengobatan granuloma inguinale membutuhkan pemberian antibiotik selama waktu tertentu. Setelah pengobatan, penderita harus diperiksa kembali untuk memastikan bahwa infeksi sudah berhasil diatasi. Konsultasikan pada dokter untuk memastikan diagnosa dan mendapatkan pengobatan yang sesuai.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan :

  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual
  • Gunakan kondom dengan benar
  • Hati-hati membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual
  • Jangan melakukan hubungan seksual jika memiliki atau sepertinya memiliki penyakit menular seksual, dan segera pergi ke dokter untuk diobati

Cara menggunakan kondom pada pria yang benar :

  • Selalu gunakan kondom yang baru untuk setiap hubungan seksual, baik hubungan seksual melalui vagina, anal, atau oral. Kondom digunakan sejak awal hingga akhir hubungan seksual. Sebelum terjadi kontak genital, pakailah kondom pada ujung penis yang sudah ereksi.
  • Sisakan ujung kondom sekitar setengah inci untuk dapat menampung cairan semen. Pegang bagian ujung kondom buka gulungan kondom sehingga membungkus penis hingga ke dasarnya. 
Cara menggunakan kondom pria
Sumber : www.doctordinusha.inf
  • Setelah ejakulasi (semen keluar) dan sebelum penis menjadi lunak kembali, lepaskan kondom dengan hati-hati dengan memegang bagian pinggir kondom. Pastikan cairan semen tidak tumpah keluar.
  • Bungkus kondom yang sudah dipakai dengan tissue, kemudian buang ke tempat sampah dimana orang lain tidak akan memegangnya.
  • Jika Anda merasa kondom robek saat melakukan hubungan seksual, maka segera berhenti, lepaskan kondom yang robek dan ganti dengan yang baru.
  • Hindari pelumas dengan bahan minyak (misalnya body lotion, minyak gosok, petroleum jelly) karena dapat membuat rapuh kondom lateks, sehingga dapat robek.

Referensi

- M, J. Allen. Granuloma Inguinale. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.

- Virginia Department of Health. Granuloma Inguinale. Virginia. 2011.

- Centers for Disease Control and Prevention. Male Lateks Condom and Sexually

Transmitted Diseases. Atlanta. 2013.