Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Gangguan Obsesif Kompulsif

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Gangguan Obsesif Kompulsif

Gangguan Obsesif Kompulsif

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Gangguan Obsesif Kompulsif ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah munculnya ide-ide, gambaran, atau impuls yang tidak dinginkan, mengganggu dan menimbulkan kecemasan secara berulang, yang mungkin tampak aneh, bodoh, jahat, atau mengerikan untuk orang yang mengalaminya. Kompulsi adalah desakan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi.

Orang-orang dengan gangguan obsesif-kompulsif terganggu oleh munculnya obsesi berulang yang tidak dapat mereka kendalikan. Obsesi ini menimbulkan kecemasan yang mendesak penderita untuk melakukan suatu tindakan atau ritual (kompulsi) untuk menghilangkan atau mencegah obsesi tersebut muncul kembali.

Gangguan obsesif-kompulsif terjadi pada sekitar 2% populasi dan hampir sama pada pria maupun wanita. Gangguan ini juga bisa terjadi pada anak-anak.


Penyebab Gangguan obsesif kompulsif

Penyebab Gangguan Obsesif Kompulsif

Penyebab gangguan obsesif kompulsif tidak sepenuhnya diketahui.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan ini mungkin melibatkan kombinasi faktor biologis dan lingkungan.

- Faktor Biologis: gangguan obsesif kompulsif mungkin terjadi akibat perubahan pada fungsi otak atau kimia alami tubuh. Selain itu, gangguan obsesif-kompulsif juga mungkin disebabkan oleh faktor genetik yang belum teridentifikasi hingga saat ini.

- Lingkungan: Ada banyak stressor dari lingungan yang dapat memicu terjadinya gangguan obsesif kompulsif pada orang-orang yang memiliki tendensi untuk terjadinya gangguan ini. Selain itu, ada juga faktor-faktor lingkungan tertentu yang juga bisa memperburuk gejala-gejala yang ada, antara lain berupa:

  • perubahan situasi kehidupan
  • kematian orang yang dicintai
  • penyakit
  • mendapat perlakuan kasar atau tidak layak dari orang lain
  • perubahan atau masalah dalam pekerjaan atau sekolah
  • masalah dalam hubungan

Gejala Gangguan obsesif kompulsif

Gejala Gangguan Obsesif Kompulsif

Obsesi yang sering terjadi antara lain:

  • takut kotor atau terkontaminasi kuman (misalnya, takut kalau menyentuh gagang pintu akan terkena kuman atau penyakit)
  • khawatir (misalnya khawatir kalau belum mengunci pintu)
  • takut kehilangan (misalnya takut kehilangan uang atau orang yang dicintai)
  • takut menjadi agresif dan mencederai seseorang
  • takut dipermalukan

Kompulsi yang sering terjadi antara lain:

  • berulang kali mandi atau mencuci tangan
  • menolak untuk bersalaman atau menyentuh gagang pintu
  • berulang kali memeriksa sesuatu, misalnya kompor
  • selalu menyusun sesuatu dalam cara yang sama
  • berulang kali mengulangi kata, frasa, atau doa tertentu
  • kebutuhan untuk melakukan sesuatu sebanyak beberapa kali
  • terpaku pada kata-kata, gambaran, atau pikiran, yang biasanya mengganggu, tidak mau hilang, dan bisa sampai mengganggu tidur

Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak mencerminkan risiko yang nyata. Mereka menyadari bahwa perilaku fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh. Karena merasa takut dipermalukan, penderita melakukan tindakan kompulsif secara sembunyi-sembunyi. Sekitar sepertiga penderita mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.


Diagnosis Gangguan obsesif kompulsif

Diagnosis Gangguan Obsesif Kompulsif

Diagnosis biasanya didasarkan dari penuturan penderita mengenai perilakunya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab fisik. Penilaian psikis dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan jiwa lainnya.


Penanganan Gangguan obsesif kompulsif

Penanganan Gangguan Obsesif Kompulsif

Terapi paparan merupakan sejenis terapi perilaku yang bisa membantu mengatasi gangguan ini. Penderita dihadapkan pada situasi atau orang yang bisa memicu timbulnya obsesi, kompulsi maupun rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman atau kecemasan secara bertahap akan berkurang jika penderita mencegah dirinya melakukan tindakan kompulsif selama dihadapkan pada rangsangan tersebut. Dengan cara ini, penderita dapat memahami bahwa tidak perlu melakukan tindakan kompulsif untuk menghilangkan rasa tidak nyaman.

Psikoterapi bisa dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan batin yang mungkin melatarbelakangi terjadinya gangguan ini. Biasanya kombinasi psikoterapi dan obat-obatan merupakan pengobatan yang terbaik bagi gangguan obsesif-kompulsif.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Gangguan Obsesif Kompulsif

Gangguan obsesif kompulsif tidak dapat dicegah. Namun, diagnosa dan pemberian terapi sejak dini bisa membantu mencegah memburuknya gangguan ini.


Referensi

Referensi:

  • G, John G. Obsessive Compulsive Disorder. Merck Manual Home Health Handbook. 2012.
  • Mayo Clinic. Obsessive Compulsive Disorder. 2010.
  • K, Marina. Obsessive Compulsive Disorder. Web MD. 2012.