Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Sindroma Alkohol pada Janin

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Sindroma Alkohol pada Janin

Sindroma Alkohol pada Janin

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Sindroma alkohol pada janin adalah suatu keadaan yang terjadi pada janin saat berada dalam kandungan, di mana ibu mengkonsumsi minuman beralkohol.

Gangguan yang bisa terjadi pada sindroma alkohol pada janin yaitu berupa deformitas fisik, retardasi mental, gangguan dalam belajar, gangguan dalam penglihatan, dan gangguan perilaku. Gangguan ini bervariasi antara setiap anak, tetapi kelainan yang terjadi bersifat ireversibel (menetap).


Penyebab Sindroma alkohol pada janin

Penyebab Sindroma Alkohol pada Janin

Alkohol yang diminum oleh ibu hamil dengan mudah akan melewati plasenta dan sampai ke janin. Karena janin memetabolisme alkohol dengan lebih lambat, maka konsentrasi alkohol di dalam darah bayi lebih tinggi dibandingkan pada ibu. Alkohol bisa menghambat penghantaran oksigen dan zat gizi untuk perkembangan jaringan dan organ tubuh janin, akibatnya bisa terjadi cacat bawaan, terutama jika alkohol diminum dalam jumlah besar.

Semakin banyak wanita hamil mengkonsumsi alkohol, maka risiko pada janin akan menjadi semakin besar. Gangguan yang dapat terjadi pada janin antara lain kelainan bentuk wajah, serta gangguan jantung, tulang, dan sistem saraf pusat, akibat minum alkohol saat trimester pertama kehamilan. Pada masa ini, janin berada dalam tahap penting perkembangan. Biasanya wanita belum menyadari bahwa dirinya hamil pada minggu-minggu pertama kehamilan, sehingga mereka masih terus mengkonsumsi alkohol.

Pemakaian alkohol selama trimester pertama lebih berbahaya dibandingkan dengan trimester kedua; dan pemakaian alkohol selama trimester kedua lebih berbahaya dibandingkan dengan pemakaian alkohol selama trimester ketiga.

Pada trimester pertama organ-organ tubuh janin sedang berkembang, sehingga janin rentan terhadap terjadinya cacat bawaan. Saat trimester kedua dan ketiga, perkembangan organ tubuh janin telah lengkap. Penggunaan obat-obatan kemungkinan tidak menimbulkan cacat bawan yang jelas saat lahir, tetapi tidak diketahui mengenai efek jangka panjangnya. Namun, bisa terjadi perubahan pada pertumbuhan dan fungsi normal organ dan jaringan tubuh.


Gejala Sindroma alkohol pada janin

Gejala Sindroma Alkohol pada Janin

Sindroma alkohol pada janin bukanlah merupakan suatu kelainan tunggal, melainkan merupakan sekelompok gangguan yang berhubungan dan merupakan dampak yang paling berat dari paparan alkohol saat janin masih dalam kandungan.

Sindroma alkohol pada janin merupakan penyebab yang sering terjadinya retardasi mental. Tingkat keparahan retardasi mental yang terjadi bervariasi.

Alkohol dalam jumlah besar bisa menyebabkan keguguran atau sindroma alkohol pada janin. Tanda-tanda sindroma alkohol pada janin dapat berupa:

  • Kelainan pada wajah, yaitu meliputi mata yang kecil dengan lipatan epikantus yang lebar, bibir atas yang tipis, rahang atas yang kecil, hidung yang pendek dan menghadap ke atas, tulang hidung yang rendah, dan bibir atas tipis, tidak ada lekukan di atas pertengahan bibir atas.
gejala sindroma alkohol pada janin
Gejala Sindroma Alkohol pada Janin (Fetal Alcohol Syndrome, FAS)
  • Kelainan pada persendian, anggota gerak, dan jari-jari.
  • Pertumbuhan fisik yang lambat sebelum dan sesudah lahir, yang meliputi semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan)
  • Gangguan dalam penglihatan atau pendengaran
  • Lingkar kepala dan ukuran otak yang kecil (mikrosefalus)
  • Hambatan perkembangan dan gangguan pada tiga atau lebih area utama, yaitu berpikir (misalnya kurangnya imajinasi atau keingintahuan), berbicara, pergerakan, atau kemampuan sosial (misalnya kesulitan untuk berteman dan menjaga pertemanan)
  • Kurangnya tonus otot dan gangguan koordinasi
  • Retardasi mental
  • Kesulitan dalam belajar, antara lain gangguan dalam mengingat, kesulitan untuk mengerti konsep tertentu, gangguan pemahaman bahasa, dan gangguan kemampuan dalam memecahkan masalah
  • Gangguan perilaku, misalnya kesulitan untuk berkonsentrasi dan mempertahankan perhatian, hiperaktivitas, pengendalian impuls yang buruk, serta kecemasan.
  • Kelainan jantung, misalnya kelainan septum ventrikel atau kelainan septum atrium
  • Gangguan kemampuan motorik halus
  • Tremor
  • Koordinasi tangan dan mata yang kurang baik
  • Kelainan pada garis telapak tangan (simian crease)

Diagnosis Sindroma alkohol pada janin

Diagnosis Sindroma Alkohol pada Janin

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada, hasil pemeriksaan fisik, serta adanya riwayat pemakaian alkohol saat kehamilan. Dengan stetoskop bisa terdengar bunyi jantung murmur atau tanda kelainan jantung lainnya.

Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan:

  • USG (menunjukkan adanya hambatan dalam pertumbuhan janin)
  • Pemeriksaan kadar alkohol pada wanita hamil, yang menunjukkan adanya tanda-tanda intoksikasi alkohol
  • Pemeriksaan CT scan atau MRI setelah anak lahir

Penanganan Sindroma alkohol pada janin

Pengobatan Sindroma Alkohol pada Janin

Tidak ada pengobatan spesifik untuk menyembuhkan sindroma alkohol pada janin. Kelainan fisik dan mental biasanya menetap seumur hidup. Kesulitan dalam belajar mungkin bisa dibantu dengan memberikan pendidikan khusus di sekolah. Untuk mengatasi kelainan jantung bawaan mungkin perlu dilakukan pembedahan.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Sindroma Alkohol pada Janin

Belum terbukti apakah mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang kecil saat kehamilan aman; oleh karena itu, wanita yang berencana untuk hamil atau wanita yang sedang hamil tidak boleh mengkonsumsi alkohol.

Wanita pecandu alkohol yang berencana hamil harus mengikuti program rehabilitasi penyalahgunaan alkohol dan selama hamil perlu mendapatkan pengawasan yang ketat.


Referensi

Referensi:

  • Mayo Clinic. Fetal Alcohol Syndrome. 2011.
  • N, Linda. Fetal Alcohol Syndrome. Kids Health. 2012.
  • P, David. Fetal Alcohol Syndrome. Medicine Net. 2010.
  • V, Linda J. Fetal Alcohol Syndrome. Medline Plus. 2012.