Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Asbestosis

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Asbestosis

Asbestosis

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran napas yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, sehingga terbentuk jaringan parut yang luas di paru-paru.

Asbes terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhirup, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru dan menyebabkan terbentuknya jaringan parut. 


Penyebab Asbestosis

Penyebab

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut di dalam paru-paru. Akibatnya, jaringan paru-paru tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya.

Beratnya penyakit tergantung dari lama paparan dan jumlah serat yang terhirup. Asbes banyak digunakan dalam pembangunan sebelum tahun 1975. Paparan asbes bisa didapatkan pada tambang dan penggilingan asbes, konstruksi, dan industri lainnya. Keluarga pekerja juga bisa terpapar partikel asbes yang terbawa ke rumah melalui pakaian pekerja.

Merokok tampaknya meningkatkan retensi serat asbes di paru-paru, dan seringkali menyebabkan perkembangan penyakit yang lebih cepat.


Gejala Asbestosis

Gejala

Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan terjadi setelah terbentuk jaringan parut dalam jumlah besar, sehingga paru-paru kehilangan elastisitasnya.

Gejala awal yang muncul adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berat. Perlahan-lahan penderita menjadi semakin sulit untuk bernapas. Sekitar 15% penderita asbestosis akan mengalami sesak nafas yang berat dan kemudian terjadi gagal napas.

Perokok yang terkena bronkitis kronis dan asbestosis akan mengalami batuk-batuk dan mengi. Orang-orang yang mengalami efusi pleura akibat terpapar asbes bisa mengalami sesak napas akibat akumulasi cairan di dalam rongga pleura dan terbentuknya plak di selaput paru (pleura).

Paparan asbes juga bisa menyebabkan kanker pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal. Mesotelioma biasanya terjadi 30-40 tahun kemudian setelah paparan asbes dan bisa terjadi akibat paparan asbes dalam jumlah rendah. Penderita dengan mesotelioma bisa mengalami nyeri dada menetap dan juga sesak napas.

Paparan asbes juga bisa menyebabkan kanker paru. Kanker paru akibat paparan asbes berhubungan dengan tingkat paparan terhadap serat asbes. Diantara penderita asbestosis, kanker paru paling sering terjadi pada penderita yang juga merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari 1 bungkus sehari.


Diagnosis Asbestosis

Diagnosis

Orang-orang dengan asbestosis biasanya memiliki fungsi paru yang normal. Untuk membantu memastikan diagnosis, bisa dilakukan beberapa pemeriksaan, seperti :

  1. Foto rontgen dada
  2. CT scan dada
  3. Biopsi jaringan paru, jika ditemukan adanya tumor pada pleura

Penanganan Asbestosis

Penanganan

Asbestosis tidak dapat disembuhkan. Hal yang sangat penting adalah menghentikan paparan terhadap asbes. Sebagian besar pengobatan yang diberikan bertujuan untuk mengatasi gejala-gejala yang ada. Penderita yang mengalami sesak napas bisa dibantu dengan memberikan oksigen. Jika terdapat efusi pleura, maka cairan perlu dikeluarkan untuk membuat pernapasan lebih lega. Pada kasus yang berat, mungkin perlu dilakukan transplantasi paru untuk mengatasinya.

Mesotelioma berakibat fatal dalam waktu 1-4 tahun setelah terdiagnosis. Kemoterapi dan terapi radiasi tidak banyak membantu, dan pengangkatan tumor melalui pembedahan tidak dapat mengatasi kanker yang ada. Terapi yang dapat dilakukan adalah terapi suportif untuk mengatasi gejala yang ada dan mempertahankan kualitas hidup sebaik mungkin.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan

Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Material dari asbes di rumah biasanya hanya menimbulkan kekhawatiran jika material tersebut hendak di pindahkan atau rumah hendak direnovasi.

Perokok yang mendapatkan paparan asbes bisa mengurangi risiko terjadinya kanker paru dengan cara berhenti merokok dan sebaiknya perlu melakukan pemeriksaan rutin tahunan, antara lain foto rontgen dada.

Pemberian vaksin pneumokokus dan influenza dianjurkan, karena orang-orang yang mendapat paparan asbes lebih rentan untuk terkena infeksi tersebut.


Referensi

Referensi:

  • - D, David C. Asbestosis. Medline Plus. 2011.
  • - Mayo Clinic. Asbestosis. 2011.
  • - N, Lee S. Asbestosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.