Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Obesitas

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Obesitas

Obesitas

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.

Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.
Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.

Obesitas bisa digolongkan menjadi 3 kelompok:

  1. Obesitas ringan: kelebihan berat badan 20-40%
  2. Obesitas sedang: kelebihan berat badan 41-100%
  3. Obesitas berat: kelebihan berat badan >100%

Perhatian tidak hanya ditujukan pada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga pada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.

Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut kemungkinan akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas.


Penyebab Obesitas

Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

  • Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.
  • Faktor lingkungan,
misalnya perilaku/gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).
  • Faktor psikis,
bisa mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari. Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, nafsu makan di pagi hari berkurang dan diikuti dengan makan yang berlebihan pada malam hari.

  • Faktor kesehatan.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, antara lain hipotiroidisme, sindroma Cushing, dan beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang menjadi banyak makan.
  • Obat-obat tertentu,
misalnya steroid dan beberapa obat anti-depresan, bisa menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.
  • Faktor perkembangan.
Penderita obesitas, terutama yang telah gemuk sejak masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.
  • Aktivitas fisik.
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

Gejala Obesitas

Gejala Obesitas

Gejala-gejala yang bisa ditemukan pada orang-orang yang mengalami obesitas:

  • Sesak napas, meskipun penderita obesitas hanya melakukan aktivitas ringan. Hal ini terjadi akibat penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada, sehingga bisa menekan paru-paru.
  • Sleep apneu, di mana pernapasan saat tidur terhenti untuk sementara secara berulang.
  • Masalah tulang dan sendi, seperti nyeri punggung bawah dan memperberat osteoartritis, terutama di pinggul, lutut, dan pergelangan kaki.
  • Kelainan kulit, akibat produksi keringat yang lebih banyak.
  • Pembengkakan (edema) di tungkai dan kaki, akibat penimbunan cairan.

Komplikasi Obesitas

Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti

  1. Diabetes,
  2. Tekanan darah tinggi,
  3. Stroke,
  4. Serangan jantung,
  5. Dislipidemia (misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi,
  6. Gagal jantung,
  7. Kanker (misalnya kanker prostat, endometrium, payudara, dan usus besar),
  8. Batu kandung empedu,
  9. Gout, dan
  10. Osteoartritis,
  11. Sleep apneu (kegagalan untuk bernapas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah),
  12. Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan mengantuk).

obesitas penyebab penyakit jantung

Obesitas Bisa Menyebabkan Sakit Jantung

Sumber : www.google.com


Diagnosis Obesitas

Diagnosis Obesitas

  • Mengukur lemak tubuh.

Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Tetapi ada cara yang cukup sederhana dan tidak rumit, yaitu:

  1. Menggunakan jangka kulit, d mana ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan alat khusus yang berbentuk seperti jangka.
  2. Bioelectric impedance analysis, di mana penderita berdiri diatas skala khusus dan dialirkan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya, lalu dianalisis.

Namun, pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli.

  • Tabel berat badan-tinggi badan.

Tabel ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu.

Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak bisa membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot. Jika dilihat dari tabel, seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.

  • Body Mass Index (BMI),

yaitu suatu pengukuran yang membandingkan berat badan dengan tinggi badan. BMI merupakan rumus matematika di mana berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter) pangkat dua. Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.

indeks massa tubuh obesitas

BMI atau IMT (Indeks Massa Tubuh) untuk Menilai Obesitas

Sumber gambar: themedicalbiochemistrypage.org


Penanganan Obesitas

Penanganan Obesitas

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.

Langkah awal dalam mengatasi obesitas adalah mengukur lemak tubuh penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Risiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI:

  1. Risiko rendah: BMI < 27
  2. Risiko menengah: BMI 27-30
  3. Risiko tinggi: BMI 30-35
  4. Risiko sangat tinggi: BMI 35-40
  5. Risiko sangat sangat tinggi: BMI 40 atau lebih

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan obesitas penderita.

Peluang penurunan berat badan jangka panjang yang berhasil akan semakin tinggi bila penderita obesitas berkonsultasi dengan suatu tim profesional yang melibatkan dokter (spesialis gizi), psikolog dan ahli olah raga. Tim ini akan membantu seseorang dengan obesitas untuk:

- mencapai perubahan gaya hidup yang permanen
- memantau perkembangan penderita
- memberikan dukungan dan dorongan yang positif
- menemukan dan membantu mengurangi sumber stres
- mencegah kekambuhan

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil

Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan:

  1. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein).
  2. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
  3. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
  4. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk mengubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan.

Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang. Pembedahan hanya dilakukan pada obesitas berat.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Obesitas

Langkah-langkah untuk mencegah penambahan berat badan hingga obesitas sama dengan langkah-langkah yang digunakan untuk menurunkan berat badan, misalnya:

  1. Berolahraga secara teratur. Menurut American College of Sports Medicine, olahraga dengan intensitas sedang selama 150-250 menit per minggu diperlukan untuk mencegah penambahan berat badan. Aktivitas fisik yang cukup intens bisa berupa berjalan cepat dan berenang.
  2. Makan makanan sehat. Fokus pada makanan rendah kalori dan kaya gizi, seperti buah, sayur, dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi permen dan alkohol. Ingat bahwa tidak ada satu makanan menawarkan semua nutrisi yang Anda butuhkan. Pilih berbagai makanan sepanjang hari.
  3. Identifikasi situasi yang memicu hilangnya kendali untuk makan. Cobalah membuat jadwal dan tulis apa saja yang Anda makan, berapa banyak yang dimakan, waktu makan, perasaan, dan bagaimana rasa lapar Anda. Setelah beberapa saat, Anda akan melihat pola muncul. Anda dapat merencanakan ke depan dan mengembangkan strategi-strategi untuk menangani jenis situasi ini dan tetap memegang kendali atas perilaku makan Anda.
  4. Monitor berat badan Anda secara teratur. Orang-orang yang menimbang berat sekurang-kurangnya sekali seminggu lebih berhasil dalam menjaga berat badan turun. Pemantauan berat badan Anda dapat memberitahu Anda apakah usaha Anda bekerja dapat membantu Anda mendeteksi berat badan kecil sebelum mereka menjadi masalah besar.
  5. Konsisten. Pegang rencana berat badan yang sehat selama seminggu, di akhir pekan, dan di tengah-tengah liburan dan hari libur meningkatkan peluang Anda untuk sukses jangka panjang.

Jika Anda benar-benar ingin mencegah penambahan berat badan atau obesitas, pendekatan terbaik adalah dengan fokus pada gaya hidup aktif yang mencakup rencana makan yang menyenangkan, namun sehat dan rendah kalori.


Referensi

Referensi:

  • http://www.bbc.co.uk/health/physical_health/conditions/obesity.shtml
  • http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obesity/basics/definition
  • http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/obesity.html
  • Obesity, on PubMed Health = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth
  • Obesity – Wikipedia = http://en.wikipedia.org/wiki/Obesity