Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Aspergillosis Bronkopulmoner Alergika

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Aspergillosis Bronkopulmoner Alergika

Aspergillosis Bronkopulmoner Alergika

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

(Sumber gambar: www.nejm.org)

Aspergilosis Bronkopulmoner Alergika (ABPA) merupakan suatu reaksi alergi yang timbul pada paru-paru akibat paparan terhadap suatu jenis jamur (paling sering Aspergillus fumigatus), yang terjadi pada beberapa orang dengan asma atau fibrosis kistik.


Penyebab Aspergillosis bronkopulmoner alergika

Penyebab

Aspergilosis bronkopulmoner alergika (ABPA) disebabkan oleh adanya paparan terhadap suatu jenis jamur yang disebut Aspergillus (paling sering Aspergillus fumigatus). Jamur Aspergillus fumigatus banyak terdapat di tanah, tumbuhan yang membusuk, makanan, debu, dan air. Orang-orang tertentu yang menghirup jamur ini bisa menjadi tersensitisasi dan mengalami reaksi alergi kronis. Risiko tinggi terjadinya ABPA ditemukan pada penderita asma atau fibrosis kistik.

Jamur lain, seperti Penicillium, Candida, Curvularia, dan Helminthosporium, juga bisa menyebabkan penyakit yang serupa.

Gangguan ini berbeda dengan pneumonia biasanya, yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan sebagian besar jamur lainnya, dimana pada Aspergilosis bronkopulmoner alergika, jamur tidak benar-benar menginvasi jaringan paru dan langsung merusaknya. Jamur berkoloni di lendir saluran napas pada orang-orang dengan asma atau fibrosis kistik (keduanya cenderung meningkatkan jumlah sekresi lendir dalam saluran napas) dan menyebabkan peradangan berulang di paru-paru. Alveolus paru menjadi dipenuhi oleh eosinofil (salah satu jenis sel darah putih) dan terjadi peningkatan sel-sel yang menghasilkan lendir (mukus) pada saluran nafas. Jika penyakit telah menyebabkan kerusakan yang luas, peradangan bisa menyebabkan pelebaran saluran napas secara menetap (bronkiektasis), dan pada akhirnya, cenderung akan terbentuk jaringan parut di paru-paru.

Bentuk Aspergillosis lainnya bisa terjadi. Jamur Aspergillus bisa menginvasi paru-paru dan menyebabkan pneumonia berat pada orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini merupakan suatu infeksi, bukan reaksi alergi. Aspergillus juga bisa membentuk bola-bola jamur (aspergilloma) pada rongga-rongga dan kista-kista di paru-paru yang terbentuk akibat penyakit lainnya, misalnya tuberkulosis, sehingga bisa terjadi perdarahan hebat.


Gejala Aspergillosis bronkopulmoner alergika

Gejala

Tanda awal Aspergillosis bronkopulmoner alergika biasanya berupa gejala-gejala asma yang progresif, seperti mengi dan sesak napas, disertai demam ringan. Penderita biasanya merasa tidak enak badan dan mengalami penurunan nafsu makan. Pada dahak yang dibatukkan bisa tampak adanya bintik-bintik kecoklatan.


Diagnosis Aspergillosis bronkopulmoner alergika

Diagnosis

Ada berbagai pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu memastikan diagnosis, misalnya :

  1. Rontgen atau CT scan dada, yang menunjukkan adanya kelainan pada paru
  2. Pemeriksaan mikroskopik dahak
  3. Pemeriksaan darah, bisa menunjukkan tingginya kadar antibodi terhadap Aspergillus.
  4. Tes kulit (skin test) terhadap Aspergillus

Penanganan Aspergillosis bronkopulmoner alergika

Penanganan

Penanganan yang dilakukan antara lain berupa :

  1. Hindari lingkungan dimana jamur aspergillus ditemukan.
  2. Pengobatan untuk mengatasi reaksi alergi dan jamur penyebabnya.

Karena kerusakan paru bisa bertambah buruk secara perlahan tanpa menimbulkan perubahan pada gejala-gejala yang muncul, maka perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur, antara lain dengan melakukan foto rontgen dada, tes fungsi paru, dan pemeriksaan darah berkala.


Informasi Produk Terkait Aspergillosis Bronkopulmoner Alergika


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan

Orang-orang dengan faktor predisposisi (asma atau fibrosis kistik), sebaiknya menghindari lingkungan di mana jamur aspergillus ditemukan.


Referensi

Referensi:

- M, Matthew C. Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis. Merck Manual. 2013.