Informasi Penyakit

Autisme

dr. BELLA PRICYLLA
21 Maret 2024
Autisme

Autisme

dr. BELLA PRICYLLA
21 Maret 2024

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul sebelum anak berusia 3 tahun. Gangguan perkembangan ini meliputi gangguan dalam interaksi sosial, perkembangan bahasa dan kemampuan berkomunikasi, serta perilaku anak yang repetitif.

Tanda-tanda autisme bisa muncul dalam waktu dua tahun pertama setelah anak dilahirkan, tetapi bentuk yang lebih ringan mungkin baru terdeteksi saat usia sekolah. Autisme 2-4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki. Akibat gangguan ini, anak bisa mengalami hambatan dalam mencapai perkembangan kecerdasan yang normal.


Penyebab Autisme

Penyebab Autisme

Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah. Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan.

Beberapa kasus yang mungkin berhubungan dengan autisme:

- Infeksi virus (rubella atau cytomegalovirus)
- Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)
- Fragile X Syndrome (kelainan kromosom)
- Paparan obat-obat atau zat kimia tertentu saat hamil, misalnya alkohol, obat anti-kejang, atau kondisi metabolik tertentu pada ibu (seperti diabetes dan obesitas)

Salah satu kontroversi besar dalam autisme adalah hubungan antara autisme dengan vaksinasi MMR (Measles-Mumps-Rubella) pada anak.

Telah dilakukan penelitian, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara autisme dengan vaksinasi MMR.

Tidak memberikan vaksinasi MMR pada anak bisa membahayakan anak, karena bisa terkena berbagai penyakit serius, seperti pertusis, campak, atau gondongan.


Gejala Autisme

Gejala Autisme

Anak-anak dengan autisme umumnya memiliki gangguan dalam tiga bidang yang sangat penting, yaitu interaksi sosial, bahasa, dan perilaku. 

Tetapi karena gejala dan tingkat keparahan autisme sangat bervariasi, maka dua anak dengan diagnosis yang sama bisa memiliki tingkah laku yang cukup berbeda.

Pada kebanyakan kasus, anak-anak dengan autisme berat memiliki gangguan yang sangat jelas atau ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.

Beberapa anak menunjukkan tanda-tanda autisme sejak awal masa bayi. Sebagian lainnya mungkin tampak normal untuk beberapa bulan atau tahun pertama kehidupan, tetapi kemudian tiba-tiba menjadi menarik diri atau bersikap agresif atau kehilangan kemampuan berbahasa yang sebelumnya telah dimiliki.

Gejala-gejala adanya gangguan dalam interaksi sosial:

  • tidak merespon saat dipanggil namanya
  • tidak ada kontak mata dengan orang yang berbicara dengannya
  • kadang kala tampak tidak mendengarkan orang yang berbicara dengannya
  • tidak mau dipegang atau dipeluk
  • tampak tidak menyadari perasaan orang lain
  • tampak lebih suka bermain sendiri, asyik dengan dunianya sendiri
  • tidak meminta bantuan atau meminta sesuatu

Gejala-gejala adanya gangguan dalam berbahasa:

  • tidak berbicara atau adanya keterlambatan berbicara
  • kehilangan kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau kalimat yang sebelumnya telah ada
  • tidak melakukan kontak mata saat meminta sesuatu
  • berbicara dengan nada atau irama yang abnormal, mungkin seperti menyanyikan lagu atau seperti robot
  • tidak dapat memulai pembicaraan atau mengikuti percakapan
  • bisa mengulang-ulang kata, tetapi tidak mengerti bagaimana menggunakan kata-kata tersebut
  • tampaknya tidak mengerti akan pertanyaan atau instruksi yang sederhana

Gejala-gejala adanya gangguan dalam perilaku:

  • melakukan gerakan-gerakan yang repetitif (diulang-ulang), misalnya mengepak-ngepakkan tangan, bergoyang-goyang, atau memutar-mutar sesuatu
  • melakukan hal-hal yang rutin atau kebiasaan yang spesifik, dan menjadi terganggu jika ada sedikit saja perubahan
  • terus bergerak
  • bisa tertarik akan detail suatu objek, misalnya roda mobil-mobilan, tetapi tidak mengetahui gambaran lengkap objek tersebut
  • bisa sangat sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan, hingga tidak menyadari adanya rasa nyeri
  • bisa melakukan tindakan yang bisa membahayakan diri sendiri, misalnya membenturkan kepala
  • memiliki makanan kesukaan yang aneh, misalnya hanya mau memakan jenis makanan tertentu, atau menginginkan benda-benda yang bukan makanan (misalnya kapur)
  • tidak dapat ikut dalam permainan yang pura-pura atau mengkhayalkan sesuatu

Gejala lain yang bisa ditemukan pada anak autis:

  • sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
  • lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka
  • terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik
  • secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
  • tidak memberikan respons terhadap cara pengajaran yang normal
  • tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
  • tidak takut akan bahaya
  • terpaku pada permainan yang ganjil
  • ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
  • tidak memberikan respons terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
  • mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
  • kesal, marah, mengamuk, tanpa alasan yang jelas/sulit diketahui alasannya
  • anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang tidak dimengerti atau bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya).
  • kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil (tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun balok)

Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak autis biasanya tidak sesuai dengan usianya.


Kapan harus ke dokter?

Tanpa terasa anak dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat, oleh karena itu diharapkan orang tua selalu untuk memerhatikan tumbuh kembang anak sesuai dengan buku panduan. Pada anak dengan autisme cenderung mengalami gangguan tumbuh kembang terutama sebelum usia 2 tahun.

Segeralah konsultasikan ke dokter, jika anda merasa bahwa anak anda mengalami keterlambatan tumbuh kembang, terutama pada kemampuan bahasa dan interaksi sosial.

 


Diagnosis Autisme

Diagnosis Autisme

Autisme tidak dapat langsung diketahui pada saat anak lahir atau pada skrining prenatal (tes penyaringan yang dilakukan ketika anak masih berada dalam kandungan). Tidak ada tes medis yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis autisme.

Diagnosis yang akurat harus didasarkan pada hasil pengamatan terhadap kemampuan komunikasi, perilaku dan tingkat perkembangan anak.

Karakteristik kelainan ini bervariasi, maka sebaiknya anak dievaluasi oleh suatu tim multidisipliner yang terdiri dari ahli saraf, psikolog anak, ahli perkembangan anak, terapis bahasa dan ahli lain yang berpengalaman di bidang autisme.

Pengamatan singkat dalam satu kali pertemuan tidak dapat menampilkan gambaran kemampuan dan perilaku anak. Masukan dari orang tua dan riwayat perkembangan anak merupakan komponen yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis yang akurat.


Penanganan Autisme

Penanganan Autisme

Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan anak. Seperti anak-anak yang lainnya, anak autis terutama belajar melalui permainan. Bergabunglah dengan anak ketika ia sedang bermain, tuntunlah mereka menuju kegiatan yang lebih beragam. Misalnya, orang tua mengajak anak memutari kamarnya, kemudian tuntun mereka ke ruang yang lain. Orang tua perlu memasuki dunia mereka untuk membantu mereka masuk ke dunia luar.

Kata-kata pujian karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, kadang tidak berarti apa-apa bagi anak autis. Temukan cara lain untuk mendorong perilaku yang baik dan untuk mengangkat harga dirinya. Misalnya berikan waktu lebih untuk bermain dengan mainan kesukaannya jika anak telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Anak autis belajar lebih baik jika informasi disampaikan secara visual (melalui gambar) dan verbal (melalui kata-kata). Masukkan komunikasi augmentatif ke dalam kegiatan rutin sehari-hari dengan menggabungkan kata-kata dan foto, lambang atau isyarat tangan untuk membantu anak mengutarakan kebutuhan, perasaan dan gagasannya.

Sebaiknya orang tua tetap berbicara kepada anak autis, sambil menggunakan berbagai alat komunikasi dengannya, apakah berupa isyarat tangan, gambar, foto, lambang, bahasa tubuh maupun teknologi.

Jadwal kegiatan sehari-hari, makanan dan aktivitas favorit, serta teman dan anggota keluarga lainnya bisa menjadi bagian dari sistem gambar dan membantu anak untuk berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya.

Program intervensi dini

Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program intervensi dini yang baik bagi anak autis. Tujuan pertama adalah menembus tembok penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain melalui cara menunjuk jari, menggunakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta kata-kata.

Program intervensi dini menawarkan pelayanan pendidikan dan pengobatan untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif.

Program intervensi dini terdiri dari:

- Terapi fisik dan terapi okupasional (pengobatan dengan memberikan pekerjaan/kegiatan tertentu)
- Terapi wicara dan bahasa
- Pendidikan masa kanak-kanak dini
- Perangsangan sensorik

Program intervensi dini akan membantu orang tua dan anak autis pindah dari intervensi dini ke dalam sistem sekolah umum. Program ini juga akan membantu memilihkan lingkungan yang paling tepat untuk pendidikan anak autis, apakah di sekolah biasa atau di kelas khusus anak austik yang menawarkan pendidikan dan pelayanan pengobatan yang lebih intensif dengan jumlah murid yang terbatas.

Program pendidikan untuk anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif. Strategi yang digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga anak memiliki lingkungan fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda.

Dukungan pendidikan seperti terapi wicara, terapi okupasional dan terapi fisik merupakan bagian dari pendidikan di sekolah anak autis. Keterampilan lainnya, seperti memasak, berbelanja atau menyebrang jalan, akan dimasukkan ke dalam rencana pendidikan individual untuk meningkatkan kemandirian anak. Tujuan keseluruhan untuk anak adalah membangun kemampuan sosial dan berkomunikasi sampai ke tingkat tertinggi atau membangun potensinya yang tertinggi.

Tidak mudah menerima kenyataan bahwa anak anda adalah seorang autis. Orang tua seringkali mengalami tahapan emosional berupa duka, menyangkal, marah, depresi dan menerima. Konsultasi dengan ahli dapat membantu keluarga menerima diagnosis ini, melangkah ke depan dan mencari jalan terbaik untuk membantu anak mencapai potensinya yang tertinggi.

Pada masa remaja, beberapa perilaku agresif bisa semakin sulit dihadapi dan sering menimbulkan depresi. Kadang obat-obatan bisa membantu meskipun tidak dapat menghilangkan penyebabnya.

Sebagian anak autis tumbuh dan menjalani hidup yang mandiri. Sebagian lainnya selalu membutuhkan dukungan dari lingkungan tempat tinggal dan tempatnya bekerja. Banyak ahli yang berpendapat bahwa masa depan anak autis sangat tergantung pada besarnya kemampuan berbahasa yang dicapai oleh anak ketika berusia 7 tahun.


Komplikasi Autisme

Pada autisme cenderung mempunyai masalah dengan interaksi sosial, komunikasi, serta perilaku. Adanya gangguan ini dapat menimbulkan masalah dikemudian hari, seperti:

  • Masalah dan pencapaian disekolah
  • Masalah pada kerja
  • Penderita tidak mampu hidup mandiri
  • Isolasi sosial
  • Stres dalam keluarga
  • Sering menjadi korban bullying

Prognosis Autisme

Prognosis autisme tergantung dari tingkat keparahan autisme yang dialami dan respon terapi. Pada anak dengan autisme yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ) dibawah 50, kemungkingkan memerlukan dukungan yang lebih intesif saat dewasa.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Autisme

Pencegahan yang dapat dilakukan agar menurunkan risiko terjadinya autisme, seperti:

  • Melakukan kontrol rutin terutama saat kehamilan
  • Jika anda mempunyai riwayat autisme sebelumnya, lakukan pemeriksaan genetik dan program pada kehamilan selanjutnya
  • Tidak mengonsumsi obat tanpa pengawasan dokter
  • Tidak merokok dan konsumsi alkohol saat hamil
  • Hindari paparan zat berbahaya
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dengan gizi yang seimbang

Referensi

Referensi:

  • Mayo Clinic. Autism. 2018.
  • S, Stephen Brian. Autism Spectrum Disorders. Merck Manual Handbook. 2009.
  • W, Alan G. Autism Spectrum Disorder. Web MD. 2013.

Diperbarui 8 Januari 2024

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa