Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Kolitis Karena Antibiotik

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kolitis Karena Antibiotik

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kolitis yang berhubungan dengan pemakaian antibiotik, disebut juga sebagai kolitis pseudomembran/kolitis akibat Clostridium difficile, merupakan peradangan pada usus besar yang menyebabkan timbulnya diare. Peradangan ini disebabkan oleh pertumbuhan bakteri abnormal yang biasanya terjadi akibat penggunaan antibiotik.


Penyebab Kolitis karena antibiotik

Banyak antibiotik yang mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus, sehingga membuat bakteri penyebab penyakit tertentu bertambah banyak, menggantikan bakteri lainnya. Bakteri yang paling sering tumbuh berlebihan dan menyebabkan infeksi adalah Clostridium difficile. Bakteri ini melepaskan toksin yang bisa menyebabkan terjadinya peradangan pada lapisan usus besar.

Hampir semua antibiotik bisa menyebabkan terjadinya gangguan ini, tetapi paling sering adalah antibiotik golongan penisilin, serfalosporin, dan klindamisin. Infeksi C. difficile paling sering terjadi pada antibiotik yang diminum, tetapi bisa juga terjadi pada antibotik suntik. Kolitis akibat C. difficile juga bisa terjadi setelah mendapat obat-obat kemoterapi tertentu untuk kanker.

Beberapa hal yang meningkatkan risiko terjadinya kolitis akibat C. difficile antara lain :

  • Usia. Risiko meningkat seiring dengan bertambahnya usia
  • Adanya penyakit berat yang mendasari
  • Mendapat perawatan untuk waktu lama di rumah sakit
  • Tinggal di panti jompo
  • Menjalani pembedahan pada saluran cerna
  • Menggunakan obat-obat atau memilki kondisi tertentu yang menurunkan keasaman lambung

Terkadang bakteri yang menginfeksi berasal dari saluran cerna penderita itu sendiri. Clostridium difficile normalnya terdapat pada usus halus pada sekitar 15-70% bayi baru lahir dan juga pada orang dewasa yang sehat. Orang-orang ini disebut sebagai karier, dimana mereka memiliki bakteri tetapi tidak menunjukan tanda-tanda penyakit. Namun, infeksi juga bisa terjadi akibat penyebaran bakteri dari karier ke orang yang berisiko. Selain itu, bakteri juga biasanya terdapat di tanah, air, dan binatang peliharaan. Penyebaran ke manusia bisa dicegah dengan cara mencuci tangan dengan baik.

Kolitis yang disebabkan oleh infeksi Clostridium difficile jarang sekali terjadi jika tidak ada riwayat pemakaian antibiotik. Penyebab lain yang jarang adalah adanya stress fisik, misalnya pembedahan (terutama pada lambung atau usus). Kondisi ini juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan bakteri usus atau mengganggu mekanisme pertahanan usus, sehingga menyebabkan terjadinya infeksi Clostridium difficile dan kolitis.


Gejala Kolitis karena antibiotik

Gejala-gejala biasanya mulai muncul 5-10 hari setelah menggunakan antibiotik, tetapi bisa juga sejak hari pertama. Namun, pada sepertiga penderita, gejala baru muncul setelah pemakaian antibiotik dihentikan, bahkan gejala bisa baru muncul hingga 2 bulan kemudian.

Gejala-gejala yang muncul bervariasi, tergantung dari tingkat peradangan yang terjadi, antara lain berupa :

  • Diare ringan hingga diare berdarah
  • Nyeri perut
  • Demam
  • Mual dan muntah (jarang)

Sumber : www.janelangille.com

Pada kasus yang berat, bisa terjadi dehidrasi, penurunan tekanan darah, toksik megakolon, dan perforasi usus besar, yang bisa berakibat fatal.


Diagnosis Kolitis karena antibiotik

Dugaan adanya kolitis akibat Clostridium difficile dibuat jika ada orang yang mengalami diare dalam waktu 2 bulan setelah menggunakan antibiotik atau dalam waktu 72 jam setelah dirawat di rumah sakit. Diagnosa bisa dipastkan dengan menemukan adanya toksin yang dihasilkan oleh bakteri C. difficile di dalam sediaan tinja penderita, meskipun toksin bisa tidak ditemukan pada infeksi yang ringan.

Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan, meskipun jarang, antara lain :

  • Pemeriksaan untuk melihat usus besar bagian bawah yang meradang (sigmoidoskopi).
  • Pemeriksaan untuk melihat keseluruhan usus besar (kolonoskopi)

Penanganan Kolitis karena antibiotik

Penanganan yang dilakukan jika seseorang dengan kolitis akibat Clostridium difficile mengalami diare saat menggunakan antibiotik antara lain segera menghentikan pemakaian antibiotik, kecuali sangat diperlukan, dan jangan menggunakan obat-obat yang memperlambat gerakan usus, karena bisa membuat gangguan semakin lama hilang (akibat menahan toksin bakteri pada usus besar). Kolitis akibat Clostridium difficile tanpa komplikasi biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 10-12 hari setelah antibiotik dihentikan.

Pada kasus yang jarang, penderita harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan melalui infus, perbaikan kadar garam tubuh (elektrolit), atau transfusi darah. Pembedahan adakalanya bisa dilakukan untuk menghubungkan usus halus dengan dinding perut (ileostomi) sehingga mengalihkan kotoran dari usus besar dan rektum. Pada kasus yang berat, pembedahan juga bisa dilakukan untuk mengangkat usus besar (sebagai tindakan untuk menyelamatkan nyawa).


Informasi Produk Terkait Kolitis Karena Antibiotik


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran bakteri Clostridium difficile antara lain :

  • Mencuci tangan dengan baik, terutama pada orang-orang yang bekerja di sarana kesehatan. Gunakan sabun dan air hangat untuk membersihkan tangan dengan baik, ketimbang menggunakan cairan pembersih yang mengandung alkohol.
  • Isolasi. Penderita harus mendapat ruang perawatan terpisah atau bersama orang lain dengan penyakit yang sama. Setiap pengunjung harus menggunakan sarung tangan sekali pakai dan pakaian khusus saat masuk ke ruang perawatan.
  • Desinfeksi semua benda yang kontak dengan penderita menggunakan klorin.
  • Hindari pemakaian antibiotik yang tidak perlu, misalnya pada infeksi virus.

Sumber : www.host.madison.com


Referensi

- Mayo Clinic. Clostridium difficile Infection. 2013.

- S, David B. W, Aaron E. Clostridium difficile-Induced Colitis. Merck Manual. 2006.