Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Keracunan Bahan Kimia Dalam Makanan

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Keracunan Bahan Kimia Dalam Makanan

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Keracunan merupakan suatu efek berbahaya yang terjadi akibat menelan, menghirup, atau kontak dengan bahan beracun. Keracunan bahan kimia dalam makanan terjadi akibat memakan tumbuhan atau hewan yang mengandung racun (toksin).


Penyebab Keracunan bahan kimia dalam makanan

Sebagian besar orang yang mengalami muntah-muntah dan diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri pada saluran cerna. Hanya gastroenteritis yang disebabkan oleh racun (toksin) yang termakan sajalah yang benar-benar merupakan keracunan makanan. Misalnya, makanan yang terkontaminasi bakteri stafilokokus yang menghasilkan racun, atau makanan tertentu yang beracun, misalnya jamur atau makanan laut tertentu.

Keracunan bahan kimia dalam makanan terjadi akibat mengkonsumsi tumbuhan atau hewan yang beracun, misalnya :

- Keracunan jamur. Banyak spesies jamur yang beracun. Efek toksisitasnya bisa bervariasi antar spesies atau pada spesies yang sama, karena perbedaan musim saat jamur tumbuh atau cara memasak.

- Keracunan tumbuhan

Beberapa tumbuhan sangat beracun dan bisa berakibat fatal jika dikonsumsi, misalnya :

  • Biji tanaman jarak, mengandung ricin, yaitu racun pekat yang dulu banyak digunakan untuk pembunuhan.

 

Biji tanaman jarak - sumber : www.emedicine.medscape.com

  • Jequirity bean, mengandung abrin. Seseorang bisa meninggal setelah menelannya. Anak-anak bahkan bisa meninggal setelah mengunyah satu jequirity bean saja.

Jequirity bean - Sumber : www.emedicine.medscape.com

  • Bunga jepun (Oleander), karena mengandung digitalis.

File:20080311 Nerium Oleander Flowers.jpg

Sumber : www.commons.wikimedia.org

  • Tanaman foxglove, karena mengandung digitalis.

Sumber : www.ndsu.edu

- Keracunan makanan laut, bisa terjadi akibat mengkonsumsi ikan atau kerang-kerangan. Ada 3 jenis keracunan yang bisa terjadi akibat memakan ikan, yaitu :

  • Keracunan Ciguatera. Racun dihasilkan oleh mirkoorganisme laut yang dimakan oleh ikan dan terakumulasi di dalam daging ikan. Oleh karena itu, ikan yang berukuran lebih besar dan lebih tua bisa mengandung racun yang lebih banyak dibandingkan dengan ikan kecil. Racun ini tidak mempengaruhi rasa ikan itu sendiri dan tidak dapat dihilangkan dengan cara memasak.
  • Keracunan Tetrodotoksin, bisa terjadi akibat racun yang terdapat pada ikan buntal, yang banyak terdapat di laut Jepang.
  • Keracunan Scombroid. Setelah ikan-ikan tertentu tertangkap (misalnya ikan tuna dan makarel), kerusakan jaringan tubuh ikan akan menghasilkan kadar histamin yang tinggi, sehingga bisa menimbulkan gangguan jika dimakan.

Kerang-kerangan, seperti remis, tiram, dan kerang bisa memakan flagellata beracun tertentu. Flagellata ini menghasilkan racun yang menyerang saraf (neurotoksin).

Sumber : www.health.msn.co.nz


Gejala Keracunan bahan kimia dalam makanan

Meskipun banyak tumbuhan, jamur, atau makanan laut beracun yang menyebabkan gangguan pada saluran cerna, tetapi beberapa juga bisa menimbulkan gangguan pada organ-organ tubuh lainnya.

Keracunan Jamur

Semua jamur beracun membuat orang yang memakannya mengalami muntah-muntah dan nyeri perut. Umumnya jamur beracun yang cepat menimbulkan gejala (< 2 jam) kurang berbahanya dibandingkan dengan jamur yang menimbulkan gejala lebih lama (biasanya > 6 jam).

Gejala yang muncul bervariasi, tergantung dari jenis jamur yang dimakan, misalnya :

  • Jamur yang menyebabkan gejala pada saluran cerna yang cepat (misalnya jamur-jamur kecil berwarna coklat yang seringkali tumbuh pada padang rumput), bisa menyebabkan muntah-muntah dan diare. Adakalanya diare berdarah. Beberapa penderita juga bisa mengalami sakit kepala atau nyeri di tubuh. Gejala-gejala biasanya hilang dalam waktu 24 jam.
  • Jamur yang cepat menimbulkan gejala pada otak, misalnya jamur yang mengandung halusinogen. Gejala bisa muncul dalam waktu 15-30 menit. Penderita bisa mengalami euforia, imajinasi yang tinggi, serta halusinasi. Seringkali disertai peningkatan detak jantung dan tekanan darah. Beberapa anak juga bisa mengalami demam. Gejala-gejala ini bisa menghilang dengan sendirinya tanpa terapi, dan jarang menimbulkan akibat serius, sehingga biasanya tidak diperlukan penanganan spesifik.

Sumber : www.wamu.org

  • Jamur yang menimbulkan gejala-gejala saluran cerna lebih lama, misalnya Amanita phalloides. Jamur Amanita phalloides banyak menimbulkan kematian, yaitu sekitar 95% kasus kematian karena jamur. Terkadang kadar gula darah seseorang bisa turun sampai sangat rendah. Penderita bisa mengalami gagal hati dan terkadang gagal ginjal, dimana kulit menjadi kekuningan (jaundice), dan jumlah air kemih yang dihasilkan berkurang atau tidak ada. Gejala kadang bisa menghilang dengan sendirinya, tetapi sekitar setengah penderita akan meninggal dalam waktu 5-8 hari. Orang-orang dengan kegagalan fungsi hati mungkin bisa bertahan hidup jika mendapatkan transplantasi hati.

Keracunan Tumbuhan

Orang-orang yang mengalami keracunan biji tanaman jarak atau jequirity bean bisa mengalami muntah-muntah dan diare hebat (seringkali diare berdarah). Penderita bisa menjadi kurang sadar, kejang, koma, atau bahkan meninggal.

Orang-orang yang keracunan oleander atau foxglove bisa mengalami muntah-muntah dan diare. Selain itu, penderita juga bisa menjadi linglung, gangguan irama jantung, dan peningkatan kadar kalium di dalam darah. Tanaman ini mengandung zat yang sangat mirip dengan obat jantung digoxin.

Keracunan Makanan Laut

Pada keracunan ciguatera, gejala bisa muncul dalam waktu 2-8 jam setelah mengkonsumsi ikan. Gejala awalnya bisa berupa kram perut, mual, muntah, dan diare. Gejala bisa berlangsung dalam waktu 6-17 jam. Penderita juga bisa mengalami gatal-gatal, atau perasaan seperti ditusuk-tusuk jarum, sakit kepala, nyeri otot, panas-dingin, dan nyeri pada wajah. Setelah beberapa bulan, gejala-gejala bisa menjadi sangat mengganggu, hingga membuat penderita tidak dapat beraktivitas.

Gejala-gejala keracunan tetrodotoksin mirip dengan gejala-gejala pada keracunan ciguatera. Pada keracunan tetrodotoksin, racun dalam jumlah besar bisa menyebabkan kelumpuhan otot dan kematian akibat kelumpuhan otot-otot pernafasan. Racun tidak dapat dihancurkan dengan memasak atau membekukan ikan.

Pada keracunan scombroid, kadar histamin yang tinggi pada ikan segera menyebabkan penderita mengalami kemerahan di wajah (flushing), mual, muntah, nyeri perut, dan urtikaria. Gejala bisa muncul dalam waktu beberapa menit setelah memakan ikan. Gejala-gejala ini seringkali disalahartikan dengan alergi, yang biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

Racun pada kerang-kerangan bisa tetap ada meskipun kerang telah dimasak. Gejala bisa muncul dalam waktu 5-30 menit setelah mengkonsumsi kerang, yaitu diawali dengan rasa seperti ditusuk-tusuk jarum di sekitar mulut. Penderita kemudian bisa merasa mual, muntah, kram perut, dan kelemahan pada otot. Adakalanya kelemahan ini bisa menyebabkan kelumpuhan pada tangan dan kaki. Kelemahan pada otot-otot pernafasan bisa bersifat berat hingga menyebabkan kematian.

Sumber : www.foodsafetynews.com


Diagnosis Keracunan bahan kimia dalam makanan

Diagnosa didasarkan dari gejala-gejala yang ada pada orang-orang yang mengkonsumsi makanan tertentu, misalnya jamur, makanan laut, atau tanaman tertentu.


Penanganan Keracunan bahan kimia dalam makanan

Sebagian besar orang yang mengalami keracunan bahan kimia dalam makanan bisa pulih kembali dengan cepat. Penanganan yang dilakukan mungkin hanya berupa penggantian cairan tubuh dan elektrolit yang hilang akibat muntah atau diare. Penggantian cairan bisa dilakuan melalui infus jika penderita banyak kehilangan cairan.

Jika memungkinkan, bahan beracun seringkali perlu dikeluarkan dari lambung sesegera mungkin. Pada sebagian besar orang, bahan beracun bisa keluar saat mereka muntah. Contoh bahan muntahan bisa diambil jika diperlukan untuk pemeriksaan. Jika penderita tidak bisa memuntahkan bahan beracun yang dimakannya dan mengalami gejala-gejala yang berat, maka bisa dilakukan pemasangan selang melalui hidung atau mulut ke dalam lambung untuk mengeluarkan bahan beracun tersebut. Pemberian obat pencahar juga bisa dilakukan agar bahan beracun lebih cepat melewati usus. Penanganan spesifik terkadang bisa dilakukan jika bahan beracun penyebabnya diketahui, misalnya keracunan oleander atau keracunan scombroid.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan bahan kimia pada makanan :

  • Merasakan makanan yang dimakan. Pada keracunan scombroid, ikan bisa berasa pahit atau agak pedas. Jangan memakan makanan yang tidak terasa seperti seharusnya.
  • Menyimpan ikan dengan baik segera setelah ikan ditangkap. Cara ini bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan ikan jenis scombroid.
  • Tidak memakan jamur yang ditemukan di alam begitu saja, karena banyak jamur beracun yang terdapat di alam dan tidak mudah untuk membedakan jamur yang beracun dengan yang tidak beracun.
  • Membuang semua tanaman beracun di sekitar rumah, terutama jika di lingkungan yang banyak terdapat anak-anak
  • Berikan pemahaman pada anak-anak agar tidak memakan tanaman, biji-bijian, atau berry liar yang terdapat di alam atau lingkungan sekitar.
  • Tidak menggunakan perhiasan yang dibuat dari biji-bijian beracun, misalnya biji tanaman jarak atau jequirity bean.

Sumber : www.publichealth.hscni.net


Referensi

- G, William. Castor Bean and Jequirity Bean Poisoning. Medscape. 2013.

- O, Gerald F. O, Rika. Chemical Food Poisoning. Merck Manual Handbook. 2013.