Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Inkontinensia Fekal (Buang Air Besar Tak Terkendali)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Inkontinensia Fekal (Buang Air Besar Tak Terkendali)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Inkontinensia fekal adalah hilangnya pengendalian terhadap pengeluaran tinja (buang air besar tidak terkendali).


Penyebab Inkontinensia fekal

Inkontinensia tinja bisa terjadi saat mengalami diare atau jika terdapat tinja yang keras terperangkap di rektum (impaksi tinja).

Inkontinensia tinja yang menetap bisa terjadi pada :
- orang yang mengalami cedera pada anus atau saraf tulang belakang
- prolaps rektum (penonjolan lapisan rektum yang keluar melalui anus)
- pikun (demensia)
- cedera neurologis akibat diabetes (kencing manis)
- tumor pada anus
- cedera di panggul karena persalinan


Gejala Inkontinensia fekal

Gejala bisa berupa keluarnya tinja cair yang bisa disertai dengan keluarnya gas dari anus atau penderita sama sekali tidak dapat mengendalikan keluarnya tinja.


Diagnosis Inkontinensia fekal

Untuk menentukan diagnosis, dilakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya kelainan struktur maupun kelainan saraf yang bisa menyebabkan keadaan ini.

Pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain berupa :
- pemeriksaan anus dan rektum
- pemeriksaan sigmoidoiskopi
- pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan fungsi saraf dan otot-otot panggul.


Penanganan Inkontinensia fekal

Penanganan yang dilakukan antara lain berupa :

  • Berusaha untuk memiliki kebiasaan buang air besa) yang teratur, sehingga menghasilkan bentuk tinja yang normal
  • Melakukan perubahan pola makan, berupa penambahan jumlah asupan serat
  • Melatih otot-otot anus (sfingter), sehingga meningkatkan tonus dan kekuatannya. Teknik biofeedback bisa dilakukan untuk melatih sfingter ani dan meningkatkan kepekaan rektum terhadap adanya tinja.

Jika keadaan ini menetap, maka bisa dilakukan pembedahan untuk membantu proses penyembuhan. Misalnya jika penyebabnya adalah cedera pada anus atau kelainan anatomi di anus.

Pilihan terakhir adalah kolostomi, yaitu pembuatan lubang di dinding perut yang dihubungkan dengan usus besar. Anus ditutup (dijahit), sehingga kotoran penderita akan keluar ke kantong plastik yang ditempelkan pada lubang di dinding perut tersebut.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

- G, Norton J. Fecal Incontinence. Merck Manual Home Health Handbook. 2012.