Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Dispepsia

BELLA PRICYLLA
29 Desember 2023
Dispepsia

Dispepsia

BELLA PRICYLLA
29 Desember 2023

Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman pada perut bagian atas, yang sering dirasakan seperti terdapat gas, rasa penuh, sakit, atau rasa terbakar di perut.


Penyebab Dispepsia

Penyebab Dispepsia

Dispepsia memiliki banyak penyebab, antara lain berupa:

  • Akalasia, yaitu suatu gangguan dimana kontraksi ritmik esofagus sangat berkurang dan otot esofagus bagian bawah tidak dapat berelaksasi secara normal.
  • Kanker esofagus atau lambung
  • Hambatan pengosongan lambung, biasanya disebabkan oleh gangguan tertentu, seperti diabetes atau kelainan yang mengenai saraf pada saluran cerna.
  • Spasme esofagus, yang membuat penderita kesulitan untuk menelan.
  • Pemakaian obat-obat tertentu yang mengiritasi (misalnya obat NSAID, aspirin, atau tablet besi).
  • GERD (Gastroesophageal reflux disease)
  • Penyakit ulkus peptikum atau gastritis
  • Batu empedu
  • Pembengkakan pankreas (pankreatitis)
  • Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)

Selain itu, beberapa orang dengan serangan jantung juga bisa hanya mengalami perasaan yang mirip seperti dispepsia, ketimbang adanya nyeri dada.

Timbulnya dispepsia bisa dipicu oleh:

  • Minum alkohol terlalu banyak
  • Makan makanan yang pedas, berlemak, atau berminyak
  • Makan berlebihan
  • Makan terlalu cepat
  • Stress atau cemas
  • Makan makanan tinggi serat
  • Merokok
  • Mengkonsumsi kafein terlalu banyak

Gejala Dispepsia

Gejala Dispepsia

Penderita bisa merasa adanya rasa tidak nyaman atau sakit perut bagian atas, mungkin bisa dirasakan seperti terdapat gas, rasa penuh atau terbakar pada perut. Perasaan ini bisa muncul setelah seseorang mengkonsumsi sedikit makanan, atau merasa sangat kekenyangan setelah makan makanan dalam porsi normal. Gejala-gejala juga bisa muncul tanpa berhubungan dengan makan.

Tergantung dari penyebabnya, orang-orang dengan dispepsia juga bisa memiliki gejala-gejala lain, seperti: tidak nafsu makan, mual, susah buang air besar, diare, kembung, dan bersendawa. Sebagian penderita bisa mengalami perburukan gejala setelah makan, tetapi ada juga yang mengalami perbaikan setelah makan.


Kapan harus ke dokter?

Konsultasikan dir anda ke dokter , jika anda mempunyai keluhan yang menetap atau yang mencemaskan anda.

Segeralah ke rumah sakit terdekat, jika anda mempunyai keluhan, seperti:

  • Muntah darah
  • BAB hitam
  • Sulit bernapas
  • Berat badan berkurang tanpa sebab
  • Nyeri di sekitar leher dan lengan

Diagnosis Dispepsia

Diagnosis Dispepsia

Pada banyak penderita, dokter tidak menemukan adanya kelainan saat melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang tertentu, seperti endoskopi. Pada kasus ini, dispepsia yang dialami disebut sebagai dispepsia fungsional, dimana gejala-gejala yang ada bisa disebabkan oleh peningkatan sensitivitas sensasi lambung atau kontraksi usus halus.

Tidak setiap serangan dispepsia harus segera mendapat penanganan oleh dokter. Namun, penderita harus segera pergi ke dokter jika mengalami gejala-gejala seperti:

  • Sesak napas, berkeringat, atau detak jantung yang cepat yang menyertai serangan dispepsia, karena penderita bisa mengalami serangan jantung.
  • Hilang nafsu makan
  • Mual atau muntah
  • Penurunan berat badan
  • Adanya darah saat buang air besar
  • Kesulitan atau nyeri saat menelan

Beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Endoskopi saluran cerna bagian atas, bisa dilakukan terutama pada orang-orang yang berusia di atas 45 tahun atau lebih muda jika terdapat tanda-tanda kemungkinan adanya kanker, atau jika penderita tidak membaik dengan pemberian terapi.
  • Pemeriksaan jantung, seperti EKG dan pemeriksaan darah untuk melihat apakah terdapat kerusakan sel-sel otot jantung, bisa dilakukan untuk penderita dengan gejala-gejala serangan jantung.
  • Pemeriksaan darah, bisa dilakukan untuk penderita dengan gejala-gejala yang tidak spesifik dan telah mengalami dispepsia kronis. Penderita juga bisa diperiksa untuk melihat apakah terdapat infeksi Helicobacter pylori.

Penanganan Dispepsia

Penanganan Dispepsia

Cara yang paling baik untuk mengatasi dispepsia adalah dengan mengobati gangguan yang mendasarinya. Jika penyebabnya tidak ditemukan, maka penderita perlu dipantau dan diperiksa secara berkala.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi gejala dan mencegah terjadinya dispepsia:

  • Tidak mengunyah makanan dengan mulut terbuka
  • Tidak berbicara saat mengunyah makanan
  • Berikan waktu yang cukup untuk makan dan kunyah makanan dengan baik
  • Minum air setelah makan ketimbang saat makan
  • Tidak makan saat larut malam
  • Tidak mengkonsumsi makanan pedas dan minuman beralkohol
  • Tidak merokok
  • Makanlah makanan dalam porsi kecil (5-6 porsi kecil sehari), ketimbang 3 porsi besar sehari
  • Tidak berolahraga segera setelah makan
  • Lakukan relaksasi dan istirahat jika dispepsia terjadi karena stress
  • Tidak mengkonsumsi aspirin atau obat NSAID lainnya. Jika harus menggunakannya, maka obat sebaiknya diminum setelah makan.

Jika dispepsia tidak membaik setelah melakukan perubahan-perubahan di atas, maka dokter bisa memberikan pengobatan untuk mengatasi gejala-gejala yang ada. Salah satu obat yang banyak digunakan adalah obat golongan antasida. Untuk orang-orang yang tampaknya tidak memiliki gangguan spesifik, pengobatan yang diberikan biasanya dilakukan untuk menghambat produksi asam lambung dan mencegah ulkus dengan meningkatkan jumlah mukus pada lambung, atau menstimulasi gerakan otot-otot saluran cerna.


Komplikasi Dispepsia

Dispepsia jarang menimbulkan kondisi atau komplikasi medis yang serius. Komplikasi yang mungkin dapat timbul akibat dispepsia biasanya terkait dengan kesehatan fisik dan mental penderita. Hal ini juga dapat menurunkan kualitas hidup penderita, karena dispepsia sering mengalami kekambuhan.

 


Prognosis Dispepsia

Dispepsia umumnya berprognosis baik, tetapi sering mengalami kekambuhan. Penelitian menunjukkan bahwa 15%-20% pasien mengalami gejala yang menetap selama masa tindak lanjut yang lama, sementara 50% mengalami perbaikan gejala. Tidak ada data yang menunjukkan terkait dengan penurunan kelangsungan hidup.

 


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Dispepsia

Terjadinya dispepsia tentunya dapat dicegah, dengan cara:

  • Terapkan gaya hidup sehat dan menjaga berat badan tetap ideal
  • Mengonsumsi makanan yang sehay dnegan gizi yang seimbang
  • Menghindari makanan tinggi pengawet, garam, atau gula
  • Menghindari konsumsi minuma mengandung kafein dan soda berlebihan
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
  • Menghindari makanan pedas berlebihan
  • Makan dengan porsi kecil tapi sering
  • Menghindari kebiasaan berbaring setelah makan

Referensi

Referensi:

  • Cleveland Clinic. Functional Dyspepsia. 2022
  • D, David C. Indigestion. Medline Plus. 2013.
  • G, Norton J. Indigestion (Dyspepsia). Merck Manual Home Health Handbook. 2012.
  • M, Thomas M. Indigestion. Web MD. 2012.
  • Mayo Clinic. Functional Dyspepsia. 2022
  • National Library of Medicine. Functional Dyspepsia. 2023

Diperbarui 29 Desember 2023