Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Malnutrisi - Kurang Gizi, Kelebihan Gizi

BELLA PRICYLLA
15 November 2023
Malnutrisi - Kurang Gizi, Kelebihan Gizi

Malnutrisi - Kurang Gizi, Kelebihan Gizi

BELLA PRICYLLA
15 November 2023

Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kurang gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi penting.


Penyebab Malnutrisi - kurang gizi, kelebihan gizi

Penyebab Malnutrisi

Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja, selama kehamilan, dan selama menyusui.

Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat gizi pun sering menurun. Oleh karena itu, risiko kurang gizi pada masa ini adalah lebih besar dan terutama pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.

Kurang gizi merupakan suatu keadaan di mana terjadi kekurangan zat-zat gizi penting, yang bisa disebabkan oleh:

  • Asupan yang kurang atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi)
  • Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
  • Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.

Orang-orang yang memiliki risiko mengalami kurang gizi:

  • Bayi dan anak kecil yang nafsu makannya jelek
  • Remaja dalam masa pertumbuhan yang pesat
  • Wanita hamil dan wanita menyusui
  • Orang tua
  • Penderita penyakit menahun pada saluran pencernaan, hati atau ginjal, terutama jika terjadi penurunan berat badan sampai 10-15%
  • Orang yang menjalani diet untuk jangka panjang
  • Vegetarian
  • Penderita ketergantungan obat atau alkohol yang tidak cukup makan
  • Penderita AIDS
  • Pemakaian obat yang mempengaruhi nafsu makan, penyerapan atau pengeluaran zat gizi
  • Penderita anoreksia nervosa
  • Penderita demam lama, hipertiroid, luka bakar atau kanker

Bayi dan anak-anak merupakan risiko terbesar untuk mengalami kurang gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal. Seiring dengan pertumbuhan, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan mereka juga bertambah.

Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri. Asam folat diberikan selama kehamilan untuk menurunkan risiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi.

Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah seorang vegetarian.

Pada orang tua dapat terjadi malnutrisi karena berbagai hal, seperti merasa kesepian, kondisi fisik dan mental yang mulai menurun, kurang bergerak, serta penyakit kronik. 

Kemampuan penyerapan zat gizi pada orang tua yang menurun, memungkinkan untuk terjadinya berbagai masalah seperti anemia karena kekurangan zat besi, osteoporosis dan osteomalasia.

Proses penuaan disertai dengan kehilangan sejumlah massa otot yang tidak ada hubungannya dengan penyakit atau kekurangan makanan. Berkurangnya massa otot ini sekitar 11 kg untuk laki-laki dan 5,5 kg untuk wanita.

Perhitungan tersebut berdasarkan:

  • berkurangnya kecepatan proses metabolisme
  • berkurangnya berat badan total dan
  • bertambahnya lemak tubuh sekitar 20-30% pada laki-laki dan 27-40% pada wanita.

Karena perubahan-perubahan tersebut dan karena berkurangnya aktivitas fisik, orang tua memerlukan lebih sedikit kalori dan protein.

Pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi, cenderung memiliki kesulitan untuk menyerap vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K), vitamin B12, kalsium dan zat besi.

Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula). Penderita penyakit ginjal cenderung mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.

Sebagian besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak mengkonsumsi daging dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu. Satu-satunya risiko dari diet semacam ini adalah kekurangan zat besi.

Vegetarian ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki risiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging. Tetapi kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari pemakaian alkohol dan tembakau, dan cenderung berolah raga secara teratur.

Vegetarian yang tidak mengkonsumsi produk hewan (vegan), memiliki risiko untuk mengalami kekurangan vitamin B12.

pembatasan makanan menyebabkan malnutrisi

Mengikuti Diet Tertentu dapat Menyebabkan Tubuh Kekurangan Beberapa Zat Gizi

Sumber gambar: www.nature.com

Banyak makanan yang dinyatakan dapat meningkatkan kesehatan atau menurunkan berat badan. Tetapi pembatasan makanan yang sangat ketat, berdasarkan ilmu gizi adalah tidak sehat, karena dapat menyebabkan:

  • Kekurangan vitamin, mineral dan protein
  • Gangguan jantung, ginjal dan metabolisme
  • Kematian
    Asupan kalori yang sangat rendah (kurang dari 400 kalori/hari) tidak dapat mempertahankan kesehatan dalam waktu yang lama.

Ketagihan alkohol atau obat-obatan bisa merusak gaya hidup seseorang sehingga asupan makanan yang cukup tidak terpenuhi, dan terdapat gangguan pada penyerapan dan metabolisme zat-zat gizi. Alkoholisme adalah bentuk ketagihan obat yang paling sering ditemukan, yang memberikan efek serius terhadap status gizi seseorang.

Pemakaian alkohol dalam jumlah yang sangat besar merupakan racun yang akan merusak jaringan, terutama pada saluran pencernaan, hati, pankreas dan sistem saraf (termasuk otak). Alkoholisme merupakan penyebab paling sering dari kekurangan vitamin B1 (tiamin) di USA dan juga menyebabkan kekurangan magnesium, zat besi dan vitamin lainnya.

Kelebihan Gizi

Selain kurang gizi, malnutrisi juga dapat dalam bentuk kelebihan gizi.

Kelebihan gizi bisa terjadi karena:

  • Kelebihan makan
  • Penggunaan vitamin atau suplemen makanan lainnya yang berlebihan
  • Kurang melakukan aktivitas.

Orang-orang yang memiliki risiko mengalami kelebihan gizi:

  • Anak-anak dan dewasa yang makannya banyak tetapi kurang beraktivitas dan tidak berolahraga
  • Kelebihan berat badan >20%
  • Makanan yang mengandung lemak tinggi dan garam tinggi
  • Orang yang mengkonsumsi niasin dosis tinggi untuk mengatasi hiperkolesterolemia
  • Orang yang mengkonsumsi vitamin A atau vitamin B6 dosis tinggi
  • Orang yang mengkonsumsi zat besi atau mineral lainnya dalam dosis tinggi, tanpa resep dari dokter.

Gejala Malnutrisi - kurang gizi, kelebihan gizi

Gejala Malnutrisi

Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan:

  1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan
  2. Perubahan kadar enzim
  3. Kelainan fungsi organ dan jaringan tubuh
  4. Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian

Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi:

  • Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12
  • Pengecapan dan pembau bisa dipengaruhi kekurangan seng
  • Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh:
    • beri-beri
    • kegemukan (obesitas)
    • makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner
    • makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi
  • Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum alkohol
  • Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B dan vitamin C
  • Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium
  • Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri
  • Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan vitamin C.

Diagnosis Malnutrisi - kurang gizi, kelebihan gizi

Diagnosis Malnutrisi

Untuk menilai status gizi seseorang, perlu ditanyakan tentang makanan dan masalah kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium tertentu. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya hemoglogbin dan hormon tiroid).

Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu:

  • Mengukur tinggi dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.
  • Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter) kuadrat. Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
  • Mengukur ketebalan lipatan kulit, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper), misalnya pada lemak di lengan atas. Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

Foto rontgen dapat membantu menentukan kepadatan tulang dan keadaan jantung serta paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi. Selain itu, pada malnutrisi berat, dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar vitamin, mineral dan limbah metabolit seperti urea.


Penanganan Malnutrisi - kurang gizi, kelebihan gizi

Penanganan Malnutrisi

Kurang Gizi

Jika zat makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, maka bisa diberikan melalui selang yang dimasukkan kedalam saluran pencernaan atau melalui infus. Kedua cara tersebut bisa digunakan untuk memberikan makanan kepada orang-orang yang tidak mau atau tidak dapat makan, atau tidak dapat mencerna dan menyerap zat makanan.

  • Pemberian Makanan Melalui Selang

Pemberian makanan melalui selang bisa digunakan pada berbagai keadaan. Sebuah selang plastik tipis (pipa nasogastrik) dimasukkan melalui hidung, menyusuri kerongkongan sampai mencapai lambung atau usus halus.

Jika selang ini harus digunakan untuk waktu yang lama, bisa secara langsung dimasukkan melalui sayatan kecil di dinding perut, ke dalam lambung atau usus halus. Cairan yang dimasukkan melalui selang ini mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Masalah yang timbul dari pemberian makanan lewat selang ini sangat jarang dan tidak terlalu serius, misalnya pada beberapa penderita bisa terjadi diare dan gangguan perut, iritasi dan peradangan pada kerongkongan, serta aspirasi (terhirupnya) makanan ke dalam paru-paru.

Berbagai gangguan ini merupakan komplikasi yang serius, tapi jarang terjadi. Bisa dicegah dengan menempatkan kepala pada posisi yang lebih tinggi untuk mengurangi regurgitasi atau dengan memasukkan cairan secara perlahan.

  • Pemberian Makanan Secara Intravena

Pemberian makanan secara intravena (melalui pembuluh darah) digunakan jika penderita tidak dapat menerima sejumlah makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik.

Penderita yang mendapatkan makanan melalui intravena adalah:

  • Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi
  • Penderita luka bakar berat
  • Kelumpuhan saluran pencernaan
  • Diare atau muntah yang menetap

Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian dari zat makanan yang dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi parenteral total). Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat terhadap perubahan berat badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda infeksi.

Infeksi merupakan risiko yang bisa terjadi karena selang intravena biasanya digunakan untuk waktu yang lama dan cairan yang mengalir di dalamnya memiliki kadar gula yang tinggi, di mana bakteri bisa tumbuh dengan mudah.

Nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:

  • Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, bisa terjadi pembesaran hati
  • Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah trombosit. Tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.
  • Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan nyeri tulang.

Kelaparan

Kelaparan bisa terjadi akibat puasa, anoreksia nervosa, penyakit saluran pencernaan yang berat, stroke, dan koma.

Tubuh melawan kelaparan dengan memecahkan jaringannya sendiri dan menggunakannya sebagai sumber kalori. Sebagai akibatnya, organ-organ dalam dan otot mengalami kerusakan yang progresif dan lemak tubuh ( jaringan adiposa) semakin menipis.

Seorang dewasa dapat kehilangan separuh dari berat badannya dan anak-anak lebih dari separuh berat badannya. Kehilangan berat yang sebanding paling banyak terjadi di hati dan usus, lalu di jantung dan ginjal, dan paling sedikit di sistem saraf.

Tanda yang paling jelas dari berkurangnya berat badan adalah berkurangnya lemak di bagian tubuh yang dalam keadaan normal menyimpan lemak, berkurangnya ukuran otot dan menonjolnya tulang-tulang.

Kulit menjadi tipis, kering, tidak elastis, pucat dan dingin. Rambut menjadi kering, jarang/tipis dan mudah rontok. Sebagian besar sistem tubuh akan terkena akibatnya dan kelaparan total akan berakibat fatal dalam 8-12 minggu.

Bagaimana Kelaparan Mempengaruhi Sistem Tubuh

Sistem Efek
Sistem Pencernaan
  • Menurunkan produksi asam lambung
  • Diare yg sering dan bisa berakibat fatal
Sistem Kardiovaskuler
(Jantung dan Pembuluh Darah)
  • Mengurangi ukuran jantung dan jumlah darah yg dipompa, memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah
  • Pada akhirnya menyebabkan kegagalan jantung
Sistem Pernapasan
  • Memperlambat pernapasan, mengurangi kapasitas paru-paru
  • Pada akhirnya menyebabkan kegagalan pernapasan
Sistem Reproduksi
  • Mengurangi ukuran indung telur (pada wanita) dan buah zakar (pada laki-laki)
  • Kehilangan gairah seksual (libido)
  • Terhentinya siklus menstruasi
Sistem Muskuler 
(Otot)
Kesanggupan yang rendah untuk melakukan latihan atau kerja, karena berkurangnya ukuran dan kekuatan otot
Sistem Hematologis 
(Darah)
Anemia
Sistem Metabolik
  • Suhu tubuh yg rendah (hipotermia), sering menyebabkan kematian
  • Pengumpulan cairan di kulit, terutama disebabkan oleh hilangnya lemak dibawah kulit
Sistem Kekebalan Terganggunya kemampuan untuk melawan infeksi dan penyembuhan luka

Pengembalian asupan makanan seperti sedia kala membutuhkan waktu tergantung pada berapa lama orang tersebut mengalami kelaparan dan seberapa parah organ tubuh yang terkena akibat kelaparan tersebut. Saluran pencernaan menyusut selama kelaparan, dan tidak dapat berfungsi langsung saat pertama kali. Cairan seperti jus, susu dan sup sangat disarankan bagi pasien yang dapat makan lewat mulut untuk pertama kali makan.

Setelah beberapa hari makanan cair tersebut dapat diganti dengan makanan yang lebih padat dan kalorinya dinaikkan secara bertahap mulai dari 500 kalori/hari. Biasanya makanan padat yang dihancurkan diberikan dalam porsi kecil pada beberapa waktu untuk menghindari diare.

Penderita harus bertambah 1,5-2 Kg seminggu sampai berat badan normal tercapai. Pada awalnya beberapa penderita harus mendapatkan makanan lewat pipa nasogastrik. Pemberian makanan lewat infus diperlukan bila penderita mengalami malabsorpsi dan diare persisten.

Kurang Kalori Protein

Diantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup, terdapat tingkatan yang bervariasi dari nutrisi yang tidak memadai, seperti Kurang Kalori Protein (KKP), yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di negara-negara berkembang.

Pertumbuhan yang cepat, adanya infeksi, cedera atau penyakit menahun, dapat meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi, terutama pada bayi dan anak-anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi.

Kurang kalori protein disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai, yang mengakibatkan kekurangan protein dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah sedikit, misalnya vitamin dan mineral).

Terdapat tiga jenis kurang kalori protein, yaitu:

  1. Marasmus
  2. Kwashiorkor
  3. Tipe campuran

Marasmus merupakan akibat dari kelaparan yang hampir menyeluruh. Seorang anak yang mengalami kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien, yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.

Anak dengan marasmus memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut:

  • Badan sangat kurus, massa otot dan jaringan lemak sangat sedikit (tidak tampak)
  • Wajah seperti orang tua
  • Lesu, tidak memiliki tenaga
  • Pertumbuhan terganggu
  • Kulit kering
  • Sering disertai dengan infeksi kronis (misalnya diare)

Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh. Hampir selalu disertai terjadinya infeksi. Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosisnya buruk dan bisa berakibat fatal.

malnutrisi marasmus kwashiorkor

Sumber gambar: digitallylearn.com

Kwashiorkor, yang dalam bahasa Afrika berarti 'anak pertama-anak kedua'. Istilah tersebut berdasarkan pengamatan bahwa anak pertama menderita kwashiorkor ketika anak kedua lahir dan menggeser anak pertama dari pemberian ASI ibunya.

Anak dengan kwashiorokor mengalami kekurangan asupan protein.

Kwashiorkor ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah kulit akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh. Pembengkakan tersebut dapat muncul di seluruh bagian tubuh, tetapi umumnya di kaki.

Selain pembengkakan, anak dengan kwashiorkor juga memiliki gejala seperti:

  • Rambut yang kering, jarang, mudah rontok, berwarna kemerahan seperti rambut jagung
  • Perut membesar
  • Masalah kulit
  • Rewel, lesu, mengantuk
  • Infeksi berkepanjangan
  • Pertumbuhan terganggu
  • Kuku rapuh

Pada KKP marasmik-kwashiorkor, anak-anak yang menderita KKP ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus.

Kwashiorkor lebih jarang ditemukan dan biasanya terjadi dalam bentuk marasmik-kwashiorkor. Kwashiorkor cenderung terjadi di negara-negara dimana serat dan makanan digunakan untuk menyapih bayi (misalnya umbi jalar, singkong, beras, kentang dan pisang), yang sedikit mengandung protein dan sangat banyak mengandung zat tepung; yaitu di pedesaan Afrika, Karibia, kepulauan Pasifik dan Asia Tenggara.

Pada marasmus, sebagaimana yang terjadi pada kelaparan, tubuh menghancurkan/memecahkan jaringannya sendiri untuk digunakan sebagai kalori:

  • Cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati habis terpakai
  • Protein di otot dipecah untuk menghasilkan protein baru
  • Cadangan lemak dipecah untuk menghasilkan kalori.
    Sebagai akibatnya seluruh tubuh mengalami penyusutan

Pada kwashiorkor, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit protein baru. Akibatnya kadar protein dalam darah menjadi berkurang, menyebabkan cairan terkumpul di lengan dan tungkai sebagai edema. Kadar kolesterol juga menurun dan terjadi perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati).

Kekurangan protein akan menganggu:

  • pertumbuhan badan
  • sistem kekebalan
  • kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan
  • produksi enzim dan hormon

Pada marasmus dan kwashiorkor sering terjadi diare. Perkembangan tingkah laku pada anak yang menderita malnutrisi berat sangat lambat dan bisa terjadi keterbelakangan mental. Biasanya anak yang menderita marasmus tampak lebih sakit daripada anak yang lebih tua yang menderita kwashiorkor.

Seorang bayi yang menderita KKP biasanya mendapatkan makanan melalui infus selama 24-48 jam pertama di rumah sakit. Bila sudah memungkinkan, susu formula dapat diberikan lewat mulut. Jumlah kalori yang diberikan ditingkatkan secara bertahap, sehingga bayi yang pada saat masuk rumah sakit memiliki berat 6,5-7 kg, akan menunjukkan pertambahan berat sebesar 3,5 kg dalam 12 minggu.

Prognosis Kurang Kalori Protein

Lebih dari 40% anak-anak yang menderita KKP meninggal. Kematian yang terjadi pada hari pertama pengobatan biasanya disebabkan oleh gangguan elektrolit, infeksi, suhu tubuh yang sangat rendah (hipotermia), dan gagal jantung.

Keadaan setengah sadar (stupor), jaundice (sakit kuning), pendarahan kulit, rendahnya kadar natrium darah dan diare yang menetap merupakan pertanda buruk. Pertanda yang baik adalah hilangnya apati, edema dan bertambahnya nafsu makan. Penyembuhan pada kwashiorkor berlangsung lebih cepat.

Efek jangka panjang dari malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak diketahui. Jika anak-anak diobati dengan tepat, sistem kekebalan dan hati akan sembuh sempurna. Tetapi pada beberapa anak, penyerapan zat gizi di usus tetap mengalami gangguan.

Beratnya gangguan mental yang dialami berhubungan dengan lamanya anak menderita malnutrisi, beratnya malnutrisi dan usia anak pada saat menderita malnutrisi. Keterbelakangan mental yang bersifat ringan bisa menetap sampai anak mencapai usia sekolah dan mungkin lebih.

Penanganan untuk kelebihan gizi dibahas tersendiri dalam artikel Obesitas.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.