Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Penyebab dan Risiko Terjadinya Kanker

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Penyebab dan Risiko Terjadinya Kanker

Penyebab dan Risiko Terjadinya Kanker

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kanker merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal. Sel-sel ini kehilangan mekanisme pengendalian normalnya sehingga dapat tumbuh dengan tak terkendali, menginvasi jaringan di dekatnya, menyebar (metastasis) ke bagian lain tubuh, serta mendorong pertumbuhan pembuluh darah baru untuk memberi nutrisi bagi sel-sel tersebut. Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan tubuh.

Seiring dengan pertumbuhan dan bertambah banyaknya sel-sel kanker, sel-sel ini membentuk jaringan yang disebut tumor. Istilah tumor mengarah pada pertumbuhan abnormal atau massa yang dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor bisa menginvasi dan menghancurkan jaringan normal di dekatnya. Sel-sel kanker dari tempat asalnya juga dapat menyebar ke seluruh tubuh (metastasis).


Penyebab Penyebab dan risiko terjadinya kanker

Sel-sel kanker berasal dari sel-sel sehat yang mengalami perubahan melalui proses yang kompleks yang disebut transformasi maligna. Proses ini memiliki tiga tahap:

1. Inisiasi

Tahap pertama terjadinya kanker adalah tahap inisiasi. Pada tahap ini terjadi perubahan pada material genetik sel sehingga berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini dapat terjadi secara spontan atau akibat adanya agen tertentu yang menyebabkan terjadinya kanker (karsinogen). Karsinogen dapat berupa bahan kimia tertentu, tembakau, virus, radiasi, dan paparan sinar matahari. Namun, tidak semua sel memiliki kerentanan yang sama terhadap karsinogen. Adanya faktor kelainan genetik bawaan membuat sel lebih rentan terhadap karsinogen. Bahkan iritasi fisik jangka panjang dapat membuat sebuah sel lebih rentan terhadap karsinogen.

Karsinogen Bahan Kimia Penyebab Kanker 

Bahan Kimia Jenis Kanker
Arsen Paru-paru
Asbes Paru-paru, pleura (selaput paru)
Amin aromatik Kandung kemih
Benzen Leukemia
Krom Paru-paru
Nikel Paru-paru, sinus hidung
Vinil klorida Hati
Alkohol Kerongkongan, mulut, tenggorokan
Sirih Mulut, tenggorokan
Tembakau Kepala, leher, paru-paru, kerongkongan, kandung kemih
Alkylating agent Leukemia, kandung kemih
Dietilstilbestrol Hati, vagina (jika pemaparan terjadi sebelum lahir)
Oksimetolon Hati

2. Promosi

Tahap kedua dan tahap akhir pembentukan kanker adalah tahap promosi. Agen yang menyebabkan promosi (promoter) dapat berupa zat-zat yang berasal dari lingkungan atau obat-obat tertentu, seperti barbiturat. Tidak seperti karsinogen, promoter tidak langsung menyebabkan kanker. Promoter membuat sel yang telah melalui tahap inisiasi menjadi bersifat kanker. Promoter tidak memiliki efek pada sel-sel yang tidak melalui tahap inisiasi. Untuk itu diperlukan adanya kombinasi dari sel yang rentan dan karsinogen untuk dapat menyebabkan kanker. 

Beberapa karsinogen mampu menyebabkan kanker tanpa adanya promosi, misalnya radiasi pengion (yang digunakan pada sinar-x dan yang dihasilkan dari nuklir atau bom atom) dapat menyebabkan berbagai jenis kanker, terutama sarkoma, leukemia, kanker tiroid, dan kanker payudara.  

3. Penyebaran

Kanker dapat tumbuh mengenai jaringan di sekitarnya atau dapat juga menyebar ke jaringan atau organ lain di tubuh. Kanker dapat menyebar melalui sistem limfatik atau dapat juga menyebar melalui aliran darah. 

Pada saat sebuah sel menjadi bersifat kanker, sistem kekebalan tubuh dapat mengenali sel yang abnormal tersebut dan menghancurkannya sebelum sel tersebut sempat bereplikasi atau menyebar. Oleh karena itu, kanker lebih cenderung terjadi jika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi secara normal, seperti yang terjadi pada penderita AIDS, orang yang menggunakan obat penekan kekebalan tubuh (imunosupresan), pada penyakit autoimun tertentu, dan pada orang tua di mana sistem kekebalan tubuhnya sudah tidak sebaik orang muda. Namun sistem kekebalan tidak selalu efektif, kanker dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara normal.

risiko kanker yang bisa dihindari

Faktor Risiko Kanker yang Bisa Dihindari

Faktor Risiko Kanker

Banyak faktor genetik dan lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker. Namun, tidak semua orang yang terpapar karsinogen atau yang memiliki faktor risiko lain mengalami kanker.

1. Faktor Riwayat Keluarga dan Genetik

Beberapa keluarga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Terkadang peningkatan risiko ini terjadi akibat adanya gen tertentu atau dapat juga akibat interaksi berbagai gen.

Kelainan gen juga dapat diturunkan, maka risiko seorang wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5-3 kali jika ibu atau saudara perempuannya menderita kanker payudara. Beberapa kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan keluarga. Kanker lain yang juga cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker kulit dan kanker usus besar.

2. Usia

Beberapa kanker, misalnya tumor Wilms, retinoblastoma, dan neuroblastoma, terjadi hampir seluruhnya pada anak-anak. Mengapa kanker ini terjadi pada anak-anak masih belum diketahui, tetapi mungkin karena adanya mutasi genetik yang diwariskan atau yang terjadi saat masa pertumbuhan janin. Namun kebanyakan kanker lebih sering terjadi pada usia tua. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya paparan terhadap karsinogen yang banyak dan dalam jangka waktu lama, serta sistem kekebalan tubuh yang menurun.

3. Faktor Lingkungan 

Sejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Salah satu faktor yang paling penting adalah merokok. Rokok tembakau mengandung karsinogen yang meningkatkan risiko terjadinya berbagai kanker, yaitu kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, esofagus, ginjal, dan kandung kemih.

Polusi udara, yang berasal dari asap industri atau asap rokok, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Banyak zat-zat kimia yang diketahui menyebabkan kanker, dan banyak zat lainnya yang diduga juga dapat menyebabkan kanker. Misalnya paparan asbes dapat menyebabkan kanker paru-paru dan kanker pleura, terutama pada perokok. Paparan pestisida berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kanker tertentu, misalnya leukemia dan limfoma non-Hodgkin. Waktu sejak paparan zat kimia sampai terjadinya kanker dapat bertahun-tahun.

Paparan radiasi juga merupakan faktor risiko untuk terjadinya kanker. Paparan radiasi ultraviolet yang dalam jangka panjang, terutama dari sinar matahari, dapat menyebabkan terjadinya kanker kulit. Radiasi pengion juga merupakan karsinogen. Paparan uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan dengan terjadinya kanker paru-paru 10-20 tahun kemudian. Risiko ini semakin tinggi jika para penambang juga merokok. Paparan jangka panjang radiasi pengion mempengaruhi seseorang untuk menderita kanker sel darah, termasuk leukemia akut.

4. Letak geografis

Risiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal seseorang. Risiko terjadinya kanker usus besar dan payudara di Jepang adalah rendah, tetapi risiko ini meningkat pada orang-orang Jepang yang tinggal di Amerika dan pada akhirnya akan memiliki resiko yang sama besarnya dengan penduduk Amerika lainnya. Orang Jepang memiliki angka kejadian kanker lambung yang sangat tinggi; tetapi orang Jepang yang lahir di Amerika angka kejadian ini lebih rendah. Pengaruh variasi geografik terhadap risiko kanker ini agaknya melibatkan banyak faktor, yaitu gabungan dari faktor genetik, makanan dan lingkungan. 

5. Makanan

Makanan adalah faktor risiko penting lainnya untuk kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Diet tinggi serat dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar. Tetapi diet yang banyak mengandung makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung.

Dengan mengurangi asupan lemak sampai kurang dari 30% total kalori, akan mengurangi resiko terjadinya kanker usus besar, payudara dan protat. Peminum alkohol memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kanker kerongkongan.

6. Obat dan Terapi Medis Tertentu

Obat dan terapi medis tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Misalnya, obat kontrasepsi estrogen yang digunakan secara per oral (diminum) dapat sedikit meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, tetapi risiko ini menurun dengan berjalannya waktu. Hormon estrogen dan progestin yang diberikan pada wanita menopause sebagai terapi sulih hormon juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Pemakaian steroid anabolik jangka panjang dapat sedikit meningkatkan risiko terjadinya kanker hati dan prostat. Terapi kanker dengan obat kemoterapi dan terapi radiasi dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker yang kedua bertahun-tahun kemudian.

7. Kelainan Peradangan

Kelainan peradangan seringkali meningkatkan risiko terjadinya kanker, misalnya pada kolitis ulseratif yang dapat menyebabkan terjadinya kanker kolon.

8. Infeksi

Beberapa virus diketahui menyebabkan kanker pada manusia dan beberapa virus lainnya diduga juga dapat menyebabkan kanker. Human Papilloma Virus (HPV), yang menyebabkan kutil genital, merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker leher rahim pada wanita. Virus hepatitis B atau hepatitis C dapat menyebabkan kanker hati. Beberapa human retro virus, menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya. Beberapa virus dapat menyebabkan kanker dengan jenis yang berbeda pada daerah yang berbeda, misalnya virus Epstein-Barr di Afrika menyebabkan terjadinya limfoma Burkitt, sedangkan di Cina virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Jelas terlihat, bahwa beberapa faktor tambahan (lingkungan atau genetik), diperlukan untuk terjadinya kanker yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr.

Beberapa bakteri juga dapat menyebabkan terjadinya kanker. Helicobacter pylori, yang menyebabkan ulkus lambung, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung dan limfoma.

Beberapa parasit juga dapat menyebabkan kanker. Schistosoma haematobium dapat menimbulkan peradangan krois dan jaringan parut pada kandung kemih, yang dapat menyebabkan terjadinya kanker. Infeksi Opisthorchis sinensis diduga berhubungan dengan terjadinya kanker pankreas dan saluran empedu.

Epidemiologi Kanker

Seiring dengan berjalannya waktu, angka kejadian kanker telah berubah. Misalnya pada tahun 1930 kanker lambung di AS empat kali lebih sering ditemukan daripada sekarang. Mungkin hal ini disebabkan karena dewasa ini orang lebih sedikit mengkonsumsi makanan yang diasap atau diasamkan.

Sementara itu angka kejadian kanker paru-paru di AS pada tahun 1930 adalah 5 dari setiap 100.000 orang, kemudian meningkat menjadi 114 dari setiap 100.000 orang pada tahun 1990, dan angka kejadian ini melambung tinggi pada wanita. Perubahan ini hampir bisa dipastikan akibat semakin banyaknya orang yang merokok. Merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut. 

Sebagian besar kanker banyak terjadi pada usia lanjut. Kanker prostat, kanker lambung dan kanker usus besar, lebih sering terjadi setelah usia 60 tahun. Di AS, lebih dari 60% kanker terdiagnosis pada penderita yang berusia diatas 65 tahun. Secara keseluruhan risiko terjadinya kanker di AS meningkat 2 kali lipat setiap 5 tahun setelah seseorang berusia 25 tahun.

 

 


Referensi

Referensi:

  • C, Bruce A. T, Elisabeth C. Overview of Cancer. Merck Manual. 2008.
  • C, Bruce A. T, Elisabeth C. Development and Spread of Cancer. Merck Manual. 2008.
  • C, Bruce A. T, Elisabeth C. Defences Against Cancer. Merck Manual. 2008.
  • C, Bruce A. T, Elisabeth C. Risk Factors For Cancer. Merck Manual. 2008.

(Diperbarui tanggal 6 September 2023)