Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Dermatitis Atopi (Eksim)

BELLA PRICYLLA
11 Januari 2024
Dermatitis Atopi (Eksim)

Dermatitis Atopi (Eksim)

BELLA PRICYLLA
11 Januari 2024

Dermatitis atopi atau eksim adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal, seringkali terjadi pada penderita rinitis alergika atau penderita asma dan pada orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau asma.


Penyebab Dermatitis atopi

Penyebab Dermatitis Atopi (Eksim)

Penderita dermatitis atopik (eksim) biasanya juga memiliki penyakit alergi lainnya.

Hubungan antara dermatitis dan penyakit alergi tersebut tidak jelas; beberapa penderita memiliki kecenderungan yang sifatnya diturunkan untuk menghasilkan antibodi secara berlebihan (misalnya immunoglobulin E) sebagai respon terhadap sejumlah rangsangan yang berbeda.

Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik:

  • Stres emosional
  • Perubahan suhu atau kelembaban udara
  • Infeksi kulit oleh bakteri
  • Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
    Pada beberapa anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis atopik.

Gejala Dermatitis atopi

Gejala Dermatitis Atopi (Eksim)

Dermatitis atopi kadang muncul pada beberapa bulan pertama setelah bayi lahir.

Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair. Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali. 

Pada anak-anak dan dewasa, ruam seringkali muncul dan kambuh kembali hanya pada 1 atau beberapa daerah, terutama lengan atas, sikut bagian depan atau di belakang lutut. Warna, intensitas dan lokasi dari ruam bervariasi, tetapi selalu menimbulkan gatal-gatal.

Rasa gatal seringkali menyebabkan penggarukan yang tak terkendali sehingga penyakitnya semakin memburuk. Penggarukan dan penggosokan juga bisa merobek kulit dan menciptakan jalan masuk untuk bakteri sehingga terjadi infeksi.

Penderita dermatitis atopik jangka panjang kadang bisa mengalami katarak pada usia 20-30an tahun. Pada penderita dermatitis atopik, herpes simpleks yang biasanya hanya menyerang daerah yang kecil dan ringan, bisa menyebabkan penyakit serius berupa eksim dan demam tinggi (eksim herpetikum).


Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan dengan dokter bila Anda (atau anak Anda) memiliki gejala dermatitis atopik, dan:

  • merasa tidak nyaman karena gejala mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari
  • ada tanda-tanda infeksi kulit (sisik kuning, nanah, bengkak, nyeri dan hangat disentuh)
  • gejala tidak membaik setelah melakukan perawatan sendiri di rumah

Diagnosis Dermatitis atopi

Diagnosis Dermatitis Atopi (Eksim)

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada, hasil pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit rinitis alergika atau asma pada keluarga penderita.

Anda mungkin akan memerlukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab alergi dan untuk menyingkirkan penyakit kulit lainnya.

Tes Patch

Dokter mungkin akan merekomendasikan tes patch di kulit. Prosedur pemeriksaannya adalah dengan menempelkan plester yang mengandung alergen ke kulit. Beberapa hari kemudian dokter akan memeriksa tanda-tanda reaksi alergi. Pemeriksaan ini dapat membantu mendiagnosis alergi spesifik yang menyebabkan dermatitis.

tes alergi patch test

 


Penanganan Dermatitis atopi

Pengobatan Dermatitis Atopi (Eksim)

Krim atau salep kortikosteroid seperti Hydrocortisone, Betamethasone, Desonide, Mometasone, Triamcinolone bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal Eksim. Akan tetapi:

Pemakaian krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai untuk jangka panjang bisa menyebakan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini bisa diserap ke dalam aliran darah.

Oleh karena itu, pemakaiannya harus sesuai dengan petunjuk dokter. Selain itu, jika krim atau salep sudah tidak efektif lagi, maka bisa diganti oleh jeli minyak selama 1 minggu atau lebih. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.

Pada beberapa penderita, ruam kulit semakin memburuk setelah mandi, bahkan sabun dan air bisa menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit).

Antihistamin (Hydroxyzine, Diphenhydramine, Isothipendyl, Tripelennamine, Cetirizine, Chlorpheniramine, Desloratadine, Loratadine, Cyproheptadin) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Beberapa obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari.

Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi. Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda adanya infeksi kulit pada dermatitis atopik, di mana kulit bisa bertambah merah, membengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan timbul demam. Jika terjadi infeksi, maka penderita bisa diberikan antibiotik, sesuai dengan penyebabnya.

Tablet dan kapsul kortikosteroid bisa menimbulkan efek samping yang serius, karena itu hanya digunakan sebagai pilihan terakhir pada kasus yang membandel. Obat ini bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kelemahan tulang, penekanan kelenjar adrenal dan masalah lainnya, terutama pada anak-anak. Selain itu, efeknya yang menguntungkan hanya bertahan sebentar.

Pada orang dewasa bisa dilakukan terapi dengan sinar ultraviolet ditambah psoralen (Methoxsalen). Terapi ini jarang dilakukan pada anak-anak karena efek samping jangka panjang yang berbahaya, yaitu kanker kulit dan katarak.


Komplikasi Dermatitis Atopi (Eksim)

Komplikasi yang dapat terjadi akibat dermatitis atopi, adalah:

  • Asma dan rhinitis alergi. Banyak penderita dermatitis atopi juga menderita asma atau rhinitis alergi. Penyakit ini juga dapat terjadi sebelum adanya dermatitis atopi.
  • Alergi makanan. Banyak penderita dermatitis atopi sering kali mengalami alergi makanan. Salah satu tanda dan gejala dari alergi makanan adalah biduran (urtikaria)
  • Kulit bersisik dan rasa gatal yang kronis. Suatu kondisi kulit yang disebut neurodermatitis. Hal ini terjadi akibat respon alamiah tubuh terhadap rasa gatal yaitu menggaruk. Menggaruk biasanya akan menjadi suatu kebiasaan yang dapat menyebabkan kulit menjadi berubah warna, menebal dan bersisik.
  • Hipopigmentasi atau hiperpigmentasi pasca inflamasi. Suatu kondisi dimana kulit menjadi lebih gelap atau terang daripada bagian sekitarnya. Komplikasi ini sering terjadi setelah ruam sembuh. Hal ini sering terjadi pada penderita yang memiliki warna kulit cenderung gelap. Kondisi dapat memudar seiring dengan perjalanan waktu.
  • Infeksi kulit. Sering menggaruk area ruam dapat menyebabkan kerusakan kulit dan berisiko untuk berkontaminasi dengan bakteri/virus dari luar. Infeksi kulit ini dapat meluas ke area lainnya jika tidak ditangani dengan baik.
  • Gangguan tidur. Hal ini dapat terjadi akibat rasa gatal pada ruam yang dapat menganggu kualitas tidur.
  • Kondisi kesehatan mental. Dermatitis atopi erat kaitannya dengan depresi dan kecemasan. Hal ini terjadi akibat rasa gatal yang kronis dan menganggu kualitas tidur.

 


Prognosis Dermatitis Atopi (Eksim)

Dermatitis atopi sering terjadi pada 15-20% anak-anak daripada orang dewasa. Sulit untuk memprediksi prognosis dermatitis atopi apakah membaik dengan sendirinya atau tidak pada seseorang. Menurut penelitian meta analisis menemukan bahwa 20% anak-anak dengan dermatitis atopi menderita penyakit persisiten 8 tahun kemudian, kurang dari 5% menderita penyakit persisten 20 tahun kemudian.

Anak-anak yang menderita dermatitis atopi sebelum usia 2 tahun memiliki risiko penyakit persisten yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang menderita atopi di kemudian hari pad masa kanak-kanak atau remaja.

Dermatitis atopi biasanya palib berat terjadi antara usia 2-4 tahun, dan seringkali membaik atau bahkan hilang setelahnya. Namun, dermatitis atopi dapat memburuk atau muncul kembali saat dewasa karena paparan zat iritan atau alergi.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Dermatitis Atopik (Eksim)

Menjaga agar kulit tidak kering dapat menjadi salah satu faktor dalam membantu mencegah terjadinya eksim kembali. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan:

  1. Batasi waktu mandi, yaitu cukup sekitar 15 sampai 20 menit dengan menggunakan air hangat, bukan panas. Menggunakan minyak mandi juga dapat membantu.
  2. Pilih sabun yang ringan, yang dapat membersihkan tanpa membuang minyak tubuh secara berlebihan. Pemakaian deodoran dan sabun antibakteri dapat membuat kulit menjadi lebih kering.
  3. Keringkan diri dengan menepukkan handuk halus pada kulit yang kering setelah mandi.
  4. Gunakan pelembab kulit. Untuk kulit yang kering, bisa diberikan minyak, seperti baby oil saat kulit masih lembab. Minyak lebih tahan lama daripada pelembab dan mencegah penguapan air dari permukaan kulit.

Pencetus dermatitis dapat berbeda-beda pad setiap orang. Ketahui pencetus eksim Anda dan hindari. Hindari menggaruk kulit karena dapat mencetuskan kekambuhan.

Pencetus eksim yang paling sering diantaranya:

  • kulit kering
  • infeksi kulit
  • keringat dan udara panas
  • stress
  • produk pembersih
  • jamur
  • debu tungau
  • asap rokok
  • udara dingin dan kering
  • pengharum
  • bahan wool kasar

Bayi dan anak-anak dapat mengalami eksim akibat makanan tertentu, misalnya telur atau susu sapi.


Referensi

Referensi:

  • www.mayoclinic.org. atopic-dermatitis-eczema. 2023
  • Dermz Net. Atopic Dermatitis. 2023

Diperbarui 11 Januari 2024