Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Kelainan Refraktif

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Kelainan Refraktif

Kelainan Refraktif

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Dalam keadaan normal, mata bisa menghasilkan gambaran yang jelas karena cahaya yang masuk dibiaskan oleh kornea dan lensa, sehingga terfokus ke retina. Retina kemudian mengirimkan gambaran yang terbentuk ke otak melalui saraf optikus.

Bentuk kornea tetap, tetapi bentuk lensa dapat berubah agar penglihatan dapat terfokus pada objek yang memiliki jarak yang berlainan dari mata. Pada kelainan refraktif, cahaya tidak dibiaskan sebagaimana mestinya sehingga gambaran yang terbentuk terlihat kabur.


Penyebab Kelainan refraktif

Penyebab Kelainan Refraktif

Lensa dan kornea bisa tidak mampu memfokuskan cahaya ke retina karena berbagai sebab. Bola mata mungkin terlalu besar sehingga kekuatan refraktif kornea dan lensa tidak dapat memfokuskan cahaya tepat di retina. Cahaya menjadi difokuskan di depan retina, akibatnya penderita menjadi tidak dapat melihat jelas objek yang jauh. Kelainan ini disebut rabun jauh (miopia).

Pada beberapa orang, bola mata terlalu kecil sehingga kekuatan refraktif kornea dan lensa memfokuskan cahaya di belakang retina. Kelainan ini disebut rabun dekat (hiperopia). Penderita menjadi tidak jelas untuk melihat objek yang dekat seiring dengan bertambahnya usia.

Beberapa orang memiliki kelainan bentuk kornea (tidak bulat sempurna) sehingga menyebabkan penderita tidak jelas melihat objek pada jarak berapapun. Kelainan ini disebut astigmatisma.

Saat seseorang mencapai usia awal 40-an, lensa mata menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat berubah bentuk dengan mudah, sehingga tidak dapat memfokuskan objek-objek yang dekat. Kelainan ini disebut presbiopia. Jika seseorang telah menjalani operasi katarak, dimana lensa mata diangkat, tetapi tidak mendapatkan lensa implan, maka penglihatan akan kabur pada jarak berapapun. Keadaan dimana tidak terdapat lensa mata (akibat operasi katarak, cedera mata, atau karena kelainan lahir) disebut afakia.


Gejala Kelainan refraktif

Gejala Kelainan Refraktif

Seseorang yang memiliki kelainan refraktif dapat merasakan bahwa penglihatannya menjadi kabur. Jenis-jenis kelainan refraktif yang ada :

  1. Miopia, dimana objek pada jarak dekat tampak jelas, tetapi objek pada jarak jauh terlihat kabur. Miopia seringkali ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12 tahun. Antara usia 13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, miopia semakin memburuk. Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan.
    Miopia tinggi memiliki resiko yang lebih besar terhadap terjadinya pelepasan retina. Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara teratur guna mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika retina lepas, maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah pembedahan.
  2. Hiperopia, dimana objek jarak dekat terlihat kabur. 
  3. Astigmatisma, terjadi distorsi atau kaburnya penglihatan pada objek jarak dekat maupun jarak jauh. Penglihatan penderita hampir menyerupai penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu tinggi, terlalu lebar atau terlalu kurus. Astigmatisma bisa ditemukan bersama-sama dengan miopia maupun hiperopia.
  4. Presbiopia. Setelah memasuki usia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku, tidak mudah berubah bentuk, sehingga tidak jelas melihat pada jarak dekat. Hal ini merupakan suatu keadaan yang normal, yang disebut dengan presbiopia.

Diagnosis Kelainan refraktif

Diagnosis Kelainan Refraktif

Ketajaman penglihatan dapat ditentukan dengan pemeriksaan mata menggunakan kartu Snellen. Ketajaman penglihatan diukur dengan membandingkan dengan apa yang dapat dilihat oleh penglihatan normal. Mata diperiksa satu per satu dan kemudian bersama-sama.


Penanganan Kelainan refraktif

Penanganan Kelainan Refraktif

Penanganan yang biasanya dilakukan untuk kelainan refraksi adalah dengan menggunakan lensa koreksi. Namun, beberapa tindakan pembedahan dan laser untuk mengubah bentuk kornea juga dapat digunakan untuk mengkoreksi kelainan refraksi yang terjadi.

Kacamata dan Lensa Kontak

Kacamata dan lensa kontak memperbaiki kelainan refraktif dengan cara menambah atau mengurangi kekuatan fokus pada kornea dan lensa. Lensa plastik untuk kacamata lebih ringan tetapi mudah baret, sedangkan lensa kaca lebih tahan lama tetapi mudah pecah. Lensa kacamata juga bisa diberi lapisan untuk mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang sampai ke mata.

Kacamata bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia. Kacamata ini memiliki 2 lensa, yaitu lensa yang digunakan untuk membaca dipasang di bawah dan lensa untuk melihat jauh di pasang di atas. Jika penglihatan jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata baca saja. Tidak ada latihan atau obat-obatan yang dapat memperbaiki persbiopia.

Lensa kontak memerlukan perawatan yang lebih teliti dan pada orang-orang tertentu tidak dapat memperbaiki penglihatan sebaik kacamata. Kebanyakan lensa kontak harus dilepas dan dibersihkan setiap hari. Ada lensa yang hanya sekali pakai, ada juga yang diganti setiap 1-2 minggu sekali.

Setiap jenis lensa kontak memiliki risiko komplikasi yang serius, termasuk ulserasi kornea akibat infeksi yang bisa menyebabkan kebutaan. Risiko ini bisa dikurangi dengan mengikuti aturan pemakaian dari pabrik pembuat lensa kontak dan petunjuk dari dokter mata. Jika timbul rasa tidak nyaman, air mata yang berlebihan, perubahan penglihatan atau mata menjadi merah, sebaiknya lensa segera dilepas dan periksakan mata ke dokter mata.

Pembedahan dan Terapi Laser

Pembedahan dan terapi laser bisa digunakan untuk memperbaiki miopia, hiperopia dan astigmata. Tetapi prosedur tersebut tidak selalu bisa memperbaiki penglihatan sebaik kacamata dan lensa kontak. Sebelum menjalani prosedur tersebut, seseorang perlu memeriksakan diri dan mendiskusikannya ke dokter spesialis mata untuk mempertimbangkan keuntungan serta kerugiannya.

Pembedahan refraktif biasanya dijalani oleh penderita yang penglihatannya tidak dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak dan penderita yang tidak dapat menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Laser in situ Keratomileusis (LASIK) merupakan tindakan bedah yang paling sering digunakan untuk mengkoreksi kelainan refraksi, seperti miopia, hiperopia, dan astigmatisma. Pada LASIK, dibuat sebuah flap pada bagian tengah kornea dengan menggunakan alat mikrokeratome atau laser. Kemudian flap tersebut diangkat, sejumlah kecil jaringan kornea diangkat untuk membentuk kornea, dan flap diposisikan kembali. Kornea akan pulih dalam waktu beberapa hari. LASIK hanya menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman pada saat dan setelah pembedahan. Perbaikan penglihatan cepat terjadi dan seseorang dapat kembali bekerja dalam waktu 1-3 hari setelah pembedahan. Namun, tidak semua orang dapat dilakukan LASIK, orang-orang yang memiliki kornea yang tipis atau permukaan kornea yang longgar bukan kandidat yang baik untuk LASIK.

Syarat untuk pasien prosedur LASIK:

  • Berusia diatas 18 tahun
  • Kedua mata sehat
  • Tidak menggunakan lensa kontak lunak selama 14 hari atau lensa kontak keras selama 30 hari berturut-turut sebelum prosedur LASIK dilakukan
  • Tidak sedang hamil atau menyusui

Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis mata untuk mendapatkan pemeriksaan dan penjelasan lebih lanjut, karena setiap kondisi pasien berbeda-beda.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • D, Deepinder K. Refractive Disorders. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
  • D, Deepinder K. Refractive Surgery. The Merck Manual. 2013.

(Diperbarui tanggal 28 Agustus 2023)