Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Kanker Rahim

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Kanker Rahim

Kanker Rahim

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kanker pada rahim terjadi pada lapisan rahim. Kanker ini biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering terjadi pada wanita berusia 50-60 taun. 

Kanker bisa menyebar secara lokal maupun jauh ke berbagai bagian tubuh, misalnya ke leher rahim, indung telur, daerah di sekitar rahim, kelenjar getah bening, atau bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah.


Penyebab Kanker rahim

Penyebab Kanker Rahim

Kanker endometrium lebih sering terjadi pada negara-negara maju karena pola makan yang tinggi lemak. Penyebab pasti terjadinya kanker rahim belum diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini berkaitan dengan kadar estrogen yang tinggi.

Faktor risiko terjadinya kanker endometrium yang paling penting adalah kegemukan (obesitas), kencing manis (diabetes), dan darah tinggi (hipertensi). Tubuh membuat sebagian estrogen pada jaringan lemak, sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita yang gemuk.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker endometrium akibat kadar hormon estrogen yang tinggi. Faktor-faktor ini berupa:

  • Mendapat menstruasi pertama (menarche) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 52 tahun, atau keduanya
  • Terdapat gangguan menstruasi, misalnya perdarahan atau tidak menstruasi untuk waktu lama
  • Tidak memiliki anak
  • Memiliki tumor yang menghasilkan estrogen
  • Mengkonsumsi obat-obatan dosis tinggi yang mengandung estrogen

Faktor risiko lainnya dapat berupa:

  • Adanya riwayat kanker dalam keluarga 
  • Memiliki riwayat terapi radiasi pada panggul
  • Usia. Kanker rahim terutama menyerang wanita berusia 50 tahun keatas
  • Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang
  • Penyakit ovarium polikista

Wanita yang memiliki faktor risiko tidak selalu menderita kanker rahim, sebaliknya banyak penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor risiko. Kadang tidak dapat dijelaskan mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya tidak.


Gejala Kanker rahim

Gejala Kanker Rahim

Gejala awal yang paling sering terjadi adalah perdarahan abnormal dari vagina. Perdarahan abnormal ini meliputi:

  • Perdarahan yang terjadi setelah menopause
  • Perdarahan yang terjadi di antara periode menstruasi
  • Periode menstruasi yang tidak teratur, banyak, atau lebih lama dari biasanya

Wanita yang mengalami perdarahan per vagina setelah menopause harus memeriksakan diri ke dokter. Keluarnya sekret cair dengan darah juga dapat terjadi. 

Gejala lain yang dapat ditemukan berupa:

  • Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
  • Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
  • Nyeri ketika melakukan hubungan seksual

Diagnosis Kanker rahim

Diagnosa Kanker Rahim

Dugaan adanya kanker endometrium dibuat berdasarkan gejala-gejala khas yang ada atau jika hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan hasil yang abnormal. Jika diduga adanya kanker, maka dilakukan pengambilan contoh jaringan endometrium (biopsi) untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ultrasonografi per vagina juga bisa untuk mengevaluasi kelainan yang ada.

Jika kanker endometrium telah terdiagnosa, maka perlu dilakukan pemeriksaan lain untuk menentukan apakah kanker telah menyebar keluar rahim atau tidak, seperti pemeriksaan darah, foto rontgen dada, CT scan, atau MRI.


Penanganan Kanker rahim

Pengobatan Kanker Rahim

Pemilihan pengobatan tergantung pada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor, serta usia dan keadaan umum penderita.
Metode pengobatan:

  1. Pembedahan. Operasi pengangkatan rahim merupakan terapi utama kanker endometrium. Jika kanker belum menyebar keluar dari rahim, maka hampir selalu dilakukan pengangkatan rahim beserta jaringan di sekitarnya, seperti indung telur. 
  2. Terapi penyinaran (radiasi), bisa diberikan setelah pembedahan untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tertinggal. Tindakan ini menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. 
  3. Kemoterapi, bisa diberikan jika kanker telah menyebar ke luar rahim dan leher rahim atau jika kanker muncul kembali.

Pengobatan kanker bisa menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan yang sehat, karena itu bisa menimbulkan beberapa efek samping yang tidak diharapkan. Efek samping tersebut tergantung kepada berbagai faktor, diantaranya jenis dan luasnya pengobatan.

Setelah menjalani histerektomi, penderita biasanya mengalami nyeri dan merasa sangat lelah. Kebanyakan penderita akan kembali menjalani aktivitasnya yang normal dalam waktu 4-8 minggu setelah pembedahan. Beberapa penderita mengalami mual dan muntah serta gangguan berkemih dan buang air besar.

Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan mengalami menstruasi dan tidak dapat hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat, maka penderita juga mengalami menopause. Hot flashes dan gejala menopause lainnya akibat histerektomi biasanya lebih berat dibandingkan dengan gejala yang timbul karena menopause alami.

Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi hubungan seksual. Penderita merasakan kehilangan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual. 

Efek samping dari terapi penyinaran sangat tergantung kepada dosis dan bagian tubuh yang disinari. Biasanya kulit menjadi kering dan merah, rambut di daerah yang disinari mengalami kerontokan, nafsu makan berkurang dan kelelahan yang luar biasa. Beberapa penderita merasakan gatal-gatal, kekeringan dan perih pada vaginanya. Penyinaran juga dapat menyebabkan diare dan sering berkemih, serta menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sel darah putih.

Wanita yang mengkonsumsi progesteron bisa mengalami peningkatan nafsu makan, penimbunan cairan dan penambahan berat badan. Jika masih mengalami menstruasi, maka siklusnya bisa mengalami perubahan.

 

Save


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Kanker Rahim

Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara rutin, untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal. Wanita yang memiliki faktor risiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk biopsi jaringan rahim).


Referensi

Referensi :

  • G, David M. R, Pedro T. Cancer of The Uterus. Merck Manual Handbook. 2008.
  • National Cancer Institute. Uterine Cancer. MedicineNet. 2010.

Diperbarui 15 September 2023