Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Bronkiolitis

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Bronkiolitis

Bronkiolitis

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Bronkiolitis adalah penyakit yang sering terjadi pada saluran napas akibat infeksi pada bronkiolus (saluran nafas kecil yang merupakan percabangan dari saluran napas utama). Bronkiolus menjadi meradang sehingga , membengkak dan terisi oleh mukus menyebabkan gangguan pernapasan.

Bronkiolitis paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil karena ukuran saluran napas yang kecil sehingga dapat mudah tersumbat dibandingkan anak yang lebih besar atau orang dewasa. Bronkiolitis biasanya terjadi pada bayi usia 2 bulan pertama, dengan puncaknya sekitar usia 3-6 bulan.


Penyebab Bronkiolitis

Penyebab Bronkiolitis

Penyebab bronkiolitis yang paling sering adalah RSV (Respiratory Syncytial Virus). Virus lain yang juga dapat menyebabkan bronkiolitis adalah parainfluenza, influenza, metapneumovirus dan adenovirus. Pada kasus yang jarang, bronkiolitis dapat disebabkan oleh rhinovirus, enterovirus, virus campak, dan bakteri mycoplasma.

Infeksi menyebabkan peradangan pada saluran napas dan membuat jalan napas menyempit, sehingga menghambat aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru.

Bronkiolitis adalah penyakit yang menular. Seseorang dapat tertular virus seperti pada penyakit flu, yaitu bisa melalui percikan air ludah di udara ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara. Seseorang juga dapat tertular bronkiolitis melalui benda-benda yang digunakan bersama dengan penderita, misalnya dengan menyentuh handuk atau mainan yang terkontaminasi, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Meskipun pada orang dewasa RSV hanya menyebabkan gejala yang ringan, tetapi pada bayi bisa menyebabkan penyakit yang berat.

Bronkiolitis biasanya lebih sering terjadi pada:

  • Anak laki-laki
  • Anak yang yang tidak mendapatkan ASI
  • Anak-anak yang tinggal di lingkungan padat
  • Berada di lingkungan yang banyak perokok
  • Usia kurang dari 6 bulan
  • Lahir prematur (sebelum usia kehamilan 37 minggu)

Gejala Bronkiolitis

Gejala Bronkiolitis

Bronkiolitis dimulai dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu hidung meler, bersin-bersin, agak demam, dan sedikit batuk. Setelah beberapa hari, anak menjadi kesulitan dalam bernapas, napas menjadi semakin cepat dan batuk bertambah parah. Biasanya terdapat suara mengi saat anak membuang napas. Pada sebagian besar bayi, gejala-gejala yang dialami bersifat ringan. Meskipun terdapat gangguan pernafasan, bayi tetap sadar dan dapat makan dengan baik.

Pada bronkiolitis yang lebih berat, bayi mengalami sesak napas hebat dan berusaha keras untuk bernapas. Bayi yang lahir prematur atau bayi yang berusia kurang dari 2 bulan terkadang mengalami henti napas sementara. Pada kasus yang sangat berat dan tidak biasa, di sekitar mulut bisa membiru akibat kekurangan oksigen. Anak menjadi rewel dan gelisah, serta bisa mengalami dehidrasi akibat muntah dan kesulitan untuk minum. Biasanya terdapat demam, tetapi tidak selalu. Beberapa anak juga bisa mengalami infeksi pada telinga.

 


Diagnosis Bronkiolitis

Diagnosa Bronkiolitis

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Terkadang diperlukan pemeriksaan rontgen dada dan analisa gas darah. Apusan lendir dari dalam hidung dapat diperiksa untuk mengidentifikasi virus penyebabnya.


Penanganan Bronkiolitis

Pengobatan Bronkiolitis

Kebanyakan anak pulih di rumah dalam waktu 3-5 hari. Batuk dan mengi dapat berlanjut hingga 2-4 minggu. Jika anak semakin sesak, kulit menjadi kebiruan, lelah, dan mengalami dehidrasi, maka anak harus segera di rawat inap. Dengan perawatan yang baik, kemungkinan terjadinya komplikasi yang serius lebih rendah.

Kebanyakan anak dapat dirawat di rumah dengan perawatan suportif. Pastikan anak mendapat cairan yang cukup. Hirup udara yang lembab untuk mengencerkan lendir yang kental. Untuk itu dapat digunakan pelembab ruangan atau uap air panas. Lendir hidung dapat dihisap dengan alat penghisap khusus untuk meredakan sumbatan hidung. Anak harus banyak istirahat. Hindari anak dari asap rokok. Waspadalah jika anak menjadi semakin sesak.

Sebagian anak perlu dirawat di rumah sakit untuk mengatasi kondisi yang ada. Di rumah sakit, anak akan mendapatkan oksigen untuk menjaga kecukupan kadar oksigen di dalam darah dan mungkin cairan melalui infus untuk mencegah dehidrasi. Pada kasus yang berat, kadang bayi menjadi lelah dan mengalami henti napas, untuk itu sebuah selang dapat dimasukkan ke dalam saluran napas utama (trakea) dan dihubungkan ke ventilator untuk membantu anak dalam bernapas.

Untuk bayi yang sangat kecil dan mengalami sakit berat, kadang bisa diberikan obat anti-virus untuk mengurangi keparahan penyakit, tetapi agar efektif harus diberikan pada awal penyakit. Karena penyebabnya biasanya adalah virus, maka obat-obat antibiotik tidak efektif untuk digunakan, kecuali jika anak juga terkena infeksi bakteri.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Bronkiolitis

Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah bronkiolitis:

  • Jangan membawa bayi berumur kurang dari 3 bulan ke tempat umum, terutama jika banyak anak-anak
  • Sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh bayi saat sedang terkena flu. Gunakan masker wajah dengan benar. 
  • Jika anak terkena bronkiolitis, jaga anak agar tetap berada di rumah sampai penyakitnya sembuh untuk mencegah penularan ke orang lain.
  • Vaksin influenza direkomendasikan untuk semua orang yang berusia lebih dari 6 bulan. Meskipun vaksin ini tidak mencegah penyebab paling sering terjadinya bronkiolitis (respiratory syncytial virus), tetapi vaksin flu dapat mencegah terjadinya influenza yang berat.
  • Jaga permukaan kamar mandi dan dapur tetap bersih, terutama jika ada anggota keluarga yang sedang flu.
  • Tissue hanya sekali pakai. Buang tissue yang sudah dipakai dengan benar, kemudian cuci tangan.
  • Gunakan gelas minum sendiri. Jangan menggunakan gelas bersama orang lain.
  • Siapkan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) saat bepergian keluar rumah.
  • Menyusui bayi, sehingga bayi mendapatkan kekebalan dari ibunya.

Referensi

Referensi :

  • K, Anand D., M, John T. Bronchiolitis. Merck Manual Home Health Handbook. 2009.
  • D, Yamini. Bronchiolitis. KidsHealth. 2010.
  • K, Neil K. Bronchiolitis. Medline Plus. 2011.
  • Mayo Clinic. Bronchiolitis. 2013.

Diperbarui 19 September 2023