Waspadai Infeksi pada Dada Setelah Mengalami Batuk/Flu

Infeksi pada dada dapat terjadi setelah mengalami batuk/flu, meskipun biasanya infeksi yang terjadi hanya bersifat ringan tetapi dapat juga menjadi serius bahkan membahayakan jiwa. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tanda & gejala serta penanganan infeksi pada dada, bisa dilihat pada artikel yang medicastore ambil dari berbagai sumber dibawah ini.

Penyebab dari infeksi dada 


Infeksi dada adalah infeksi yang terjadi pada paru-paru atau jalan nafas. Jenis utama dari infeksi pada dada adalah bronkitis & pneumonia. Kebanyakan kasus bronkitis disebabkan oleh virus sedangkan pada pneumonia disebabkan oleh bakteri. Infeksi-infeksi ini biasanya ditularkan melalui cairan yang mengandung virus atau bakteri, yang keluar saat penderita batuk atau bersin & terhirup oleh orang lain. 

Cara penularan lainnya adalah jika penderita batuk/bersin pada tangan atau benda lainnya kemudian ada orang lain yang menyentuh tangan atau permukaan benda tersebut sebelum menyentuh mulut/hidungnya sendiri, maka orang tersebut juga bisa tertular.

Ada beberapa kelompok orang yang mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi pada dada yang serius, seperti misalnya :
- Bayi & balita
- Anak yang mengalami masalah pertumbuhan
- Orang yang mengalami obesitas
- Orang lanjut usia
- Wanita hamil
- Orang yang merokok
- Orang dengan masalah kesehatan dalam jangka waktu lama seperti misalnya asma, penyakit jantung, diabetes, penyakit ginjal, kista fibrosis atau CPOD.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena baru sembuh dari sakit, menjalani transplantasi, menggunakan steroid dalam dosis tinggi atau masalah kesehatan tertentu seperti misalnya infeksi HIV yang tidak terdiagnosa.

Tanda & gejala dari infeksi pada dada

Gejala utama dari infeksi dada bisa berupa :
- Batuk terus menerus
- Batuk dengan lendir (dahak) kental berwarna kuning atau hijau atau batuk mengeluarkan darah.
- Susah bernafas atau bernafas dengan cepat & pendek
- Nafas berbunyi
- Demam
- Detak jantung yang cepat
- Sakit pada dada
- Merasa bingung & disorientasi

Selain itu bisa juga mengalami gejala umum dari infeksi seperti misalnya : sakit kepala, lelah, berkeringat, hilangnya nafsu makan, sakit pada sendi & otot.

Penanganan di rumah

Biasanya kasus infeksi pada dada tidak terlalu serius & dapat membaik dengan sendirinya dalam hitungan hari/minggu. Tetapi sebaiknya konsultasi ke dokter bila gejala yang dirasakan menunjukkan terjadinya infeksi yang serius, seperti :
- Gejala yang dirasakan berat & semakin memburuk
- Merasa bingung, disorientasi & mengantuk
- Sakit pada dada atau sulit untuk bernafas
- Batuk mengeluarkan darah atau terdapat darah pada dahak
- Kulit & bibir menjadi berwarna kebiruan (cyanosis)
- Sedang hamil
- Berusia diatas 65 tahun
- Orang yang kelebihan berat badan & sulit untuk bernafas
- Anak berusia < 5 tahun
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah
- Mempunyai masalah kesehatan jangka panjang 

Dokter biasanya akan dapat mendiagnosa penyakit tersebut berdasarkan gejala yang dialami & mendengarkan dada melalui stetoskop. Pada beberapa kasus terkadang diperlukan pemeriksaan sinar-X, pemeriksaan nafas serta pemeriksaan darah atau dahak.

Untuk proses pemulihan di rumah, bisa dilakukan beberapa tips berikut ini :
- Banyak beristirahat.
- Banyak minum untuk mencegah dehidrasi serta mengencerkan dahak pada paru-paru sehingga mudah untuk keluarkan melalui batuk.
 - Untuk meredakan sakit kepala, demam & rasa sakit pada tubuh bisa menggunakan obat pereda nyeri seperti misalnya parasetamol & ibuprofen.
- Konsumsi minuman yang hangat untuk membantu meredakan rasa nyeri pada tenggorokan akibat batuk yang terus menerus.
- Tidur dengan posisi kepala yang lebih tinggi sehingga bisa lebih mudah bernafas.
- Menggunakan pelembap udara atau uap air panas yang dihirup, untuk meredakan batuk. Pada anak kecil tidak dianjurkan untuk menggunakan uap dari air panas, untuk menghindari kulit yang melepuh akibat terkena air panas.
- Berhenti merokok.

Batuk sebenarnya membantu membersihkan infeksi dengan cara mengeluarkan lendir (dahak) dari paru-paru, oleh karena itu penggunaan obat yang dapat menekan batuk sebaiknya dihindari. Antibiotika juga tidak direkomendasikan untuk infeksi dada karena hanya bermanfaat bila infeksi tersebut akibat bakteri & bukan virus.
Dokter biasanya akan memberikan antibiotika bila pasien mengalami pneumonia atau beresiko untuk mengalami komplikasi seperti misalnya mengumpulnya cairan pada paru-paru (pleurisy). 

Mencegah infeksi pada dada

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi resiko mengalami infeksi pada dada serta menghindari penularan kepada orang lain, yaitu dengan cara : 

- Berhenti merokok
Bila merokok, maka cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi pada dada adalah dengan berhenti merokok. Rokok bisa merusak paru-paru & melemahkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

- Menjaga kebersihan 
Meskipun infeksi pada dada secara umum tidak terlalu menular bila dibandingkan dengan infeksi lain seperti misalnya flu, tetapi penyakit tersebut bisa disebarkan ke orang lain melalui batuk & bersin. Oleh karena itu penting untuk menutupi mulut saat sedang batuk atau bersin serta mencuci tangan secara teratur. Buang tissue yang sudah digunakan langsung ke tempat sampah.

- Kurangi konsumsi alkohol & pola makan yang baik
Konsumsi alkohol dalam jumlah banyak & jangka waktu lama dapat melemahkan daya tahan paru-paru terhadap infeksi & menjadi lebih rentan untuk mengalami infeksi pada dada. Oleh karena itu sebaiknya batasi konsumsi alkohol agar tidak berlebihan. Pola makan yang sehat & seimbang juga bisa membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak rentan untuk terkena infeksi pada dada.

- Vaksinasi
Bila mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami infeksi pada dada, maka dokter bisa merekomendasikan pemberian vaksin flu & bakteri pneumococcal (bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia). Vaksinasi-vaksinasi ini bisa membantu mengurangi resiko untuk terkena infeksi dada. Vaksin flu & pnemococcal biasanya direkomendasikan untuk diberikan pada : bayi & anak-anak, wanita hami (hanya untuk vaksin flu), orang lanjut usia, orang dengan penyakit jangka panjang atau kekebalan tubuh yang lemah.


Sumber :

1. nhs.uk