Homeopati, Pengobatan Tanpa Bahan Kimia


 

Homeopati atau yang juga dikenal dengan pengobatan homeopati berbeda dengan pengobatan herbal, meskipun keduanya sama-sama menggunakan bahan yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan). Hal ini  dimulai ketika Samuel Hahnemann, seorang dokter dari jerman mengemukanan konsep tentang homeopati. Homeopati sendiri berasal dari bahasa yunani "homoios" yang berarti serupa & "pathos" yang berarti menderita. Sehingga homeopati sendiri bisa berarti menyerupai penyakitnya , yaitu bahwa bahan yang digunakan untuk menyembuhkan orang yang sakit, bila diberikan pada orang yang sehat akan menampakkan gejala yang sama dengan gejala yang ada pada orang sakit.

 

Hal ini berdasarkan percobaan Hahnemann terhadap dirinya sendiri pada tahun 1978. Ketika itu, ia sedang menerjemahkan buku karya William Cullen, salah satu dokter terkemuka pada masanya. Pada satu bagian, buku Cullen tersebut menyebutkan mengenai kegunaan kulit kayu Peruvian (Cinchona) untuk pengobatan malaria, karena kandungan astringent & rasa pahitnya. Hahnemann kemudian menulis bantahan hal tersebut, dengan menyebutkan bahwa efikasi dari kulit kayu Peruvian pastilah dari hal yang lain, karena ada zat atau campuran zat lain yang lebih pahit & mempunyai kandungan astringent lebih besar tetapi tidak dapat digunakan untuk mengobati malaria.

 

Ia kemudian menuliskan percobaan terhadap dirinya sendiri dengan mengkonsumsi bahan tersebut dalam dosis yang berulang. Hingga akhirnya tubuhnya bereaksi terhadap dosis toksis dari bahan tersebut, sehingga mengalami demam, mengigil & gejala lain yang menyerupai malaria. Akhirnya Hahnemann menyimpulkan bahwa alasan bahan tersebut dapat berkhasiat adalah karena dapat menyebabkan gejala yang menyerupai dengan penyakit yang akan diobati.

 


Di Amerika Serikat, pengobatan homeopati ditetapkan berdasarkan panduan dari the Homeopathic Pharmacopeia of the United States (HPUS) yang kemudian di masukkan dalam peraturan FDA (Federal Food, Drug, and Cosmetic) pada tahun 1938. Obat homeopati diatur dalam golongan yangs ama dengan obat bebas (OTC). Akan tetapi, karena obat homeopati hanya mengandung sedikit atau bahkan tanpa zat aktif sama sekali, maka untuk kemanannya tidak melalui proses pengujian yang sama seperti pada obat bebas (OTC).

 

 

FDA Amerika Serikat hanya mensyaratkan standar untuk obat homepati berdasarkan kadar zat aktif, kemurnian & kemasannya. Label pada kemasannya harus menuliskan setidaknya 1 indikasi utama (dari masalah kesehatan yang akan ditangani), daftar bahan-bahannya, pelarutnya & petunjuk penggunaan. Sebagai tambahan, jika obat homeopati tersebut dimaksudkan untuk digunakan pada penyakit serius seperti kanker, maka harus dijual dengan menggunakan resep dokter. Hanya pada produk yang dimaksudkan untuk digunakan pada penyakit ringan (sakit kepala, demam dll) yang dapat dijual tanpa resep dokter.

 

Untuk di Indonesia sendiri, sampai saat ini masih belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang pengobatan homeopati, yang ada hanyalah peraturan tentang pengobatan tradisional.

 


 

Meskipun efek samping & resiko dari pengobatan homeopati belum banyak di teliti selain pada penelitian pengamatan, tetapi beberapa hal berikut ini dapat menjadi acuan dalam pengobatan homeopati :

 

  • Sebuah sistematik review menunjukkan bahwa, pengobatan homeopati dalam kadar yang tinggi, bila dikonsumsi dibawah pengawasan profesional yang terlatih, dianggap aman & tidak menimbulkan efek samping yang berat.

  • Sediaan homeopati dalam bentuk cair dapat mengandung alkohol. FDA mengijinkan kadar alkohol yang lebih tinggi pada sediaan ini dibandingkan pada obat konvensional. Akan tetapi, belum ada efek samping dari alkohol tersebut yang telah dilaporkan kepada FDA.

  • Terkadang pasien yang melakukan pengobatan homeopati akan mengalami homeopathic aggravation , yaitu kondisi dimana gejala penyakit yang dialami akan terasa semakin memburuk. Para peneliti belum menemukan bukti yang cukup mengenai reaksi tersebut, tetapi penelitian mengenai homeopathic aggravation memang termasuk jarang dilakukan.

  • Sediaan homeopati sampai saat ini belum diketahui apakah dapat berinteraksi dengan obat konvensional. Akan tetapi, jika tertarik untuk melakukan pengobatan homeopati, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter apabila mempunyai penyakit yang serius ataupun kronis.


Berikut adalah beberapa tips bila tertarik untuk melakukan pengobatan homeopati :

 

  • Jangan melakukan pengobatan homeopati untuk menggantikan terapi konvensional yang telah terbukti atau untuk menghindari berkonsultasi ke dokter mengenai suatu masalah kesehatan.

  • Bacalah dahulu penelitian yang telah dipublkasikan mengenai pengobatan homeopati untuk masalah kesehatan yang ingin ditangani.

  • Jika tertarik untuk melakukan pengobatan homeopati, sebaiknya dilakukan pada orang yang memang telah berpengalaman & terlatih.

  • Untuk wanita hamil atau menyusui atau bila ingin digunakan pada anak-anak, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum melakukan pengobatan homeopati.

 

 

Sumber :

  1. www.healthy.net
  2. nccam.nih.gov
  3. healing.about.com

 

 

Sediaan homeopati yang ada di medicastore :
http://apotik.medicastore.com/index.php?mod=all_search&inpNamaObat=natra-bio