Risiko Jatuh pada Anak

(Sumber gambar: gatheringnow.org)

 

Belajar berjalan, berlari, memanjat, melompat dan mengeksplorasi lingkungan merupakan bagian normal dari perkembangan anak, namun dalam proses belajarnya, anak rentan terjatuh. Untungnya, sebagian besar kasus jatuh tidak berakibat fatal, akan tetapi sebagian kecil kasus dapat berakibat fatal bagi anak.

Faktor Risiko Jatuh

Di setiap daerah di dunia, lebih banyak anak laki-laki yang meninggal karena jatuh dibandingkan dengan anak perempuan. Selain itu, faktor risiko jatuh pada anak lainnya yaitu:

  1. Bayi kurang dari satu tahun di negara berpendapatan rendah dan menengah memiliki risiko yang lebih tinggi. Ada hubungan yang kuat antara kelas sosial dan kejadian jatuh pada anak.
  2. Risiko yang teridentifikasi termasuk paparan yang lebih besar terhadap kepadatan, lingkungan berbahaya, orang tua tunggal, pengangguran, usia ibu yang masih muda, tingkat pendidikan ibu yang rendah, tingkat stress dan masalah mental pengasuh, dan kesenjangan terhadap akses kesehatan.
  3. Kereta dorong, ‘baby walker’, kursi makan, meja ganti popok, yang tidak memenuhi standar keselamatan menjadi faktor risiko di negara maju.  
  4. Pekerja anak juga berisiko jatuh karena umumnya pekerjaan yang dilakukan menuntut lebih dari kemampuan dan kekuatan mereka.  
  5. Faktor risiko lainnya misalnya menaiki hewan, taman bermain dengan tinggi dan permukaan yang tidak sesuai, dan pengawasan anak yang kurang.

Mencegah Anak Jatuh

Cara yang efektif untuk mengurangi jatuh yaitu dengan mengidentifikasi, mengganti atau mengubah produk yang tidak aman bagi anak. Misalnya mengganti furnitur yang lebih ramah anak dan memasang karpet atau alas yang terbuat dari bahan empuk di tempat anak bermain.

(Sumber gambar: www.seattlechildrens.org)

  1. Jendela. Anak yang berusia 5 tahun ke bawah dapat melewati lubang sebesar 12,5 cm. Untuk mencegah anak terjatuh dari jendela, pasang penahan yang dapat mencegah jendela terbuka lebih dari 10 cm, atau pasang penutup jendela bagian bawah atau besi pengaman tambahan. Pindahkan furnitur di sekitar jendela, dan yang terpenting selalu awasi anak ketika berada di dekat jendela.
  2. Tangga. Pasang pagar tambahan di tangga atas dan bawah. Pasang pegangan tangga yang lebih rendah agar dapat dijangkau anak. Jangan tinggalkan barang- baran gdi tangga.  
  3. Teras dan balkon. Jangan biarkan anak bermain sendiri di teras atau balkon. Kunci pintu dan jendela menuju teras atau balkon.
  4. Peralatan bayi. Pastikan sabuk pengaman terpasang ketika menggunakan meja ganti popok ataupun kursi makan. Pilih kursi makan dengan bagian bawah lebar. Jangan tinggalkan anak sendiri.
  5. Tempat tidur. Pasang pengaman samping. Tempat tidur tingkat sebaiknya hanya digunakan oleh anak enam tahun ke atas, dan pengaman samping harus terpasang di kedua sisi. Gunakan lampu dekat tangga tempat tidur tingkat.  
  6. Furnitur lainnya. Jangan tinggalkan anak sendiri. Tempatkan keranjang atau car seat bayi di lantai, bukan di atas meja, tempat tidur atau furnitur lainnya. Pasang pengaman sudut tajam pada furnitur.
  7. Bak mandi. Gunakan karpet anti licin di dalam bak untuk mengurangi risiko terjatuh. Jangan pernah tinggalkan anak sendiri. Gunakan keset yang tidak licin dan keringkan lantai dengan baik.
  8. Baby walkers. American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk tidak menggunakan baby walker yang dapat berisiko menyebabkan anak jatuh.
  9. Lampu malam. Gunakan lampu tidur di kamar anak, kamar mandi dan lorong untuk mencegah anak jatuh di malam hari.
  10. Kereta bayi. Pilihlah kereta bayi dengan bagian bawah lebar. Selalu pasang sabuk pengaman bayi. Jangan gantungkan tas atau barang berat di kereta bayi untuk menghindari kereta bayi terguling.
  11. Kereta belanja. Kereta belanja mudah terguling. Perhatikan berat badan anak yang boleh duduk di kereta belanja dan gunakan pengaman. Kereta belanja hanya boleh didorong oleh orang dewasa ketika ada anak duduk di dalamnya.
  12. Taman bermain. Pilihlah taman bermain yang memiliki permukaan yang lunak, misalnya karet, atau pasir. Pastikan anak mengikuti kegiatan yang sesuai dengan usianya.
  13. Eskalator. Pegang tangan anak ketika menggunakan eskalator. Perhatikan apakah ada pakaian yang longgar atau terlalu panjang, tali sepatu, yang dapat menyebabkan anak tersandung. Jangan biarkan anak duduk atau bermain di eskalator. Jangan gunakan kereta bayi di eskalator.
  14. Helm atau alat perlindungan lainnya. Pastikan anak selalu menggunakan helm ketika bersepeda, bersepatu roda, bermain papan luncur atau skuter. Selain itu, anak juga harus menggunakan pengaman untuk pergelangan tangan, siku dan lutut.

Selain hal-hal di atas, selalu waspada permukaan yang licin. Ajari anak untuk menghindari area yang basah, gelap dan beraspal ketika cuaca dingin. Pastikan anak menggunakan sepatu boot atau sepatu anti licin ketika cuaca sedang tidak baik. Ajari anak untuk tidak berlarian di sekitar kolam renang.

 

 

 

 

Referensi:

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/child-safety/art-20046124

https://www.who.int/violence_injury_prevention/child/injury/world_report/Falls_english.pdf