Obat Anti Virus untuk Flu

sumber : www.consumerreports.org 

 

Flu atau Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza, gejala-gejala yang ditunjukkan seperti misalnya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, pegal-pegal, sakit kepala & rasa letih serta lemas. Meskipun demikian, ada banyak penyakit lain yang  juga mempunyai gejala menyerupai flu seperti demam, pegal & sakit pada tubuh, serta sakit tenggorokan & batuk, oleh karena itu penting untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Bila diperlukan dapat dilakukan tes laboratorium untuk dapat mengetahui penyebab dari gejala yang dialami.

Virus Flu & Komplikasi Penyakit Flu

Flu yang disebabkan oleh infeksi virus bisa menimbulkan gejala yang beragam tingkatannya, mulai dari yang ringan hingga berat. Beberapa orang bisa beresiko untuk mengalami komplikasi dari penyakit flu seperti misalnya infeksi bakteri, pneumonia akibat virus serta masalah pada jantung atau organ tubuh lainnya.

Pasien dengan kondisi kesehatan kronis, anak berusia kurang dari 5 tahun (terutama anak berusia kurang dari 2 tahun), dewasa berusia diatas 65 tahun, penghuni fasilitas perawatan jangka panjang serta wanita hamil merupakan orang-orang yang memiliki resiko lebih besar untuk mengalami komplikasi.

Penyakit-penyakit akibat komplikasi dari flu membutuhkan pengobatan yang berbeda, dimana pada beberapa kasus bisa membutuhkan penanganan medis darurat. Beberapa penyakit komplikasi yang terjadi bisa membahayakan jiwa, seperti beberapa laporan yang menyebutkan pasien yang juga mengalami infeksi jenis lain, kondisinya memburuk karena mereka hanya diobati untuk masalah flu-nya saja & tidak untuk infeksi lainnya.

Virus flu juga dapat menjadi resisten terhadap obat anti virus spesifik. Jadi ketika merasakan gejala baru selama pengobatan flu atau bahkan merasa gejala yang dialami tidak membaik atau bahkan memburuk, maka sebaiknya konsultasikan kembali ke dokter.

Bila suatu jenis virus flu baru menular dengan cepat & menyebabkan penyebaran penyakit secara luas, maka hal itu disebut juga dengan pandemik, seperti yang terjadi saat ini dengan  virus Covid-19. Tergantung dari jenis virusnya, maka obat anti virus bisa memberikan efek yang berbeda.

Obat Anti Virus untuk Flu

Penyakit flu rutin terjadi tiap tahun, terutama saat cuaca sedang tidak bersahabat seperti saat musim hujan yang terjadi terus menerus. Biasanya sakit flu bisa juga sembuh dengan sendirinya, meskipun penderitanya jadi mengalami gejala yang tidak mengenakkan serta menjadi terbatas aktifitasnya.

Bila hanya mengalami gejala flu yang ringan, maka dengan istirahat yang cukup, banyak minum serta mengkonsumsi obat-obat pereda flu yang dijual bebas sudah cukup untuk mengatasi gejala flu yang dialami.  Tetapi penggunaan obat anti virus, yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter ini, bisa meringankan gejala yang dialami & mempercepat waktu pemulihannya, serta pada beberapa kasus mengurangi kemungkinan untuk terkena flu.

Anti virus sebaiknya diberikan segera ketika mengalami gejala flu. Ketika pengobatan dilakukan dalam waktu kurang dari 2 hari setelah gejala flu pertama dirasakan, maka obat anti virus bisa mengurangi demam serta gejala flu lainnya & memperpendek waktu penyembuhan.

Pemberian obat anti virus untuk flu juga bisa mengurangi resiko terjadinya komplikasi seperti misalnya infeksi telinga pada anak-anak atau komplikasi penyakit saluran pernafasan yang harus membutuhkan pengobatan dengan antibiotika.

Pada orang-orang yang beresiko tinggi untuk mengalami komplikasi serius akibat penyakit flu, maka pemberian obat anti virus sejak awal bisa meringankan sakit yang dialami sehingga tidak menjadi serius atau bahkan hingga membutuhkan rawat inap di rumah sakit.  

Ada 4 jenis obat anti virus yang telah disetujui oleh FDA (Food and Drugs Administration of America) untuk digunakan mengobati penyakit flu. Obat-obat tersebut adalah :

  • Peramivir
  • Zanamivir
  • Oseltamivir phosphate
  • Baloxavir marboxil

Dua obat anti virus lain yaitu Amantadine & Rimantadine sudah sejak lama telah disetujui untuk digunakan dalam pengobatan & pencegahan dari infeksi virus Influenza A. Tetapi banyak jenis virus flu lainnya, termasuk virus Influenza H1N1 telah resisten terhadap obat tersebut. Oleh karena itu pihak CDC (Center for Disease Control and Prevention of America) tidak lagi merekemomendasikan penggunaan kedua obat anti virus tersebut untuk mengobati penyakit flu yang beredar saat ini. Meskipun demikian rekomendasi tersebut bisa saja  berubah apabila dimasa depan ada jenis virus lain yang muncul & dapat dibunuh oleh obat anti virus tersebut.

Lama Waktu Pengobatan

Penelitian menunjukkan bahwa obat anti virus bekerja paling baik ketika diberikan kurang dari 2 hari sejak gejala awal dialami. Meskipun demikian, pemberian yang lebih lambat pun akan tetap memberikan keuntungan, terutama ketika orang tersebut memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami komplikasi dari penyakit flu atau sedang dirawat di rumah sakit untuk penyakit berat lainnya.

Untuk durasi pemberian, tergantung dari jenis anti virus yang diresepkan. Untuk Osseltamivir & Zanamivir, biasanya diberikan 2 kali sehari selama 5 hari. Meskipun untuk orang-orang yang sedang di rawat di rumah sakit biasanya membutuhkan pengobatan anti virus lebih lama dari 5 hari. Untuk Peramivir biasanya diberikan 1 kali secara I.V selama 15-30 menit. Sedangkan Baloxavir biasanya diberikan dalam dosis tunggal secara oral. Penting untuk diingat bahwa tiap orang bisa membutuhkan dosis yang berbeda, tergantung dari kondisi penyakit, tubuh serta ada atau tidaknya penyakit yang menyertainya. Oleh karena itu gunakan obat sesuai saran & dosis yang diberikan oleh dokter.

Apakah Anak-Anak & Wanita Hamil Bisa Mengkonsumsi Obat Anti Virus untuk Flu ?

Oseltamivir direkomendasikan oleh CDC & AAP (American Academy of Pediatrics) untuk digunakan sebagai pengobatan awal Flu pada orang dari berbagai rentang usia & juga sebagai pencegahan terkena penyakit flu pada anak sejak usia 3 bulan keatas. Oseltamivir juga direkomendasikan untuk diberikan pada wanita hamil karena bila dibandingkan dengan obat anti virus lainnya, Oseltamivir memiliki bukti penelitian yang lebih banyak, yang menunjukkan bahwa obat tersebut aman & menguntungkan untuk digunakan selama masa kehamilan.

 Zanamivir di rekomendasikan untuk digunakan sebagai pengobatan awal Flu pada anak berusia 7 tahun keatas & sebagai pencegahan penyakit flu pada anak berusia 5 tahun keatas. Untuk Peramivir direkomendasikan untuk pengobatan awal pada anak berusia diatas 2 tahun. Sedangkan untuk Baloxavir direkomendasikan sebagai pengobatan awal penyakit Flu pada anak berusia diatas 12 tahun. Untuk Baloxavir tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh wanita hamil & ibu menyusui karena belum ada data mengenai efektifitas & keamanannya pada kedua kelompok tersebut.

Efek samping yang mungkin terjadi

Efek samping dari tiap obat bisa berbeda-beda. Efek samping yang paling sering terjadi untuk Oseltamivir adalah mual & muntah. Untuk Zanamivir, efek sampingnya adalah bisa menyebabkan terjadinya Bronkospasme sedangkan efek samping dari Peramivir bisa menyebabkan diare. Selain itu ada efek samping lain yang telah dilaporkan, meskipun lebih jarang terjadi. Konsultasikan ke Dokter & Apoteker untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai efek samping yang mungkin dialami dari obat-obatan yang sedang di konsumsi.

Apakah Obat anti virus bisa menggantikan vaksin Flu ?

Meskipun obat-obat anti virus yang telah disebutkan diatas telah direkomendasikan untuk digunakan dalam pengobatan flu, akan tetapi penggunaannya bukan dimaksudkan sebagai pengganti vaksin flu tahunan. Pemberian vaksin flu tahunan tetap merupakan tindakan utama untuk mencegah terkena flu. Meskipun demikian bila terkena flu, untuk meringankan gejala flu yang dialami bisa diberikan obat anti virus untuk flu.

Sumber :

1. www.fda.gov

2. www.cdc.gov