www.antara.co.id
30-07-2007

Vaksin Hib: Kerjasama Penting Dalam Upaya Asia Turunkan Kematian Pada Anak-anak

vaksinasi HIB

Penelitian baru dari Bangladesh yang diterbitkan pada Jurnal Penyakit Infeksi pada Penyakit Anak-anak memperlihatkan vaksinasi secara rutin pada balita melawan Human influenza tipe B (HIB), bakteri yang menyebabkan meningitis dan radang paru HIB yang mematikan, dapat menyelamatkan ratusan ribu anak kecil di Asia.

Sejumlah hasil menunjukkan bahwa imunisasi balita yang rutin menggunakan vaksin konjugasi HIB mencegah lebih dari sepertiga kasus radang paru yang membahayakan dan sekitar 90 persen dari kasus meningitis HIB. Dampak serupa diharapkan pada bagian lain dari Kawasan.

Meskipun sejumlah negara di Asia dengan angka kematian yang tinggi telah lama mengetahui bahwa radang paru dan meningitis menjadi keprihatinan yang signifikan, banyak di antara negara-negara tersebut menganggap bahwa HIB bukanlah penyebab utama.

Penelitian vaksin ini membangun sejumlah bukti dari hambatan nyata pada radang paru HIB dan meningitis seperti yang pernah dipaparkan pada sejumlah penelitian lain di Chili dan Indonesia, yang merupakan ukuran dari radang paru dan meningitis yang dicegah oleh vaksin konjugasi HIB secara signifikan lebih tinggi dari yang dapat dideteksi melalui pengawasan yang rutin.

"Terdapat ketidaksepakatan yang sedang berlangsung tentang beban total dari radang paru HIB dan meningitis di Asia, namun sejumlah temuan dari kami menyediakan bukti yang menantang pendapat umum bahwa penyakit-penyakit ini jarang di Asia," kata Dr Abdullah Baqui, Guru Besar Luar Biasa, Sekolah Kesehatan Publik Johns Hopkins Bloomberg, Baltimore, Amerika Serikat.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa vaksinasi HIB yang rutin merupakan cara yang sangat efektif dan mudah dalam mencegah kematian yang berhubungan dengan radang paru HIB dan meningitis dan dapat menyelamatkan sejumlah besar nyawa anak-anak di Asia yang meninggal di bawah usia lima tahun."

"Bangladesh memandang Vaksin HIB sebagai alat pemersatu dalam misi kami untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak-anak di Bangladesh," kata Dr. Md. Abdul Quader Mian, Deputi Direktur EPI dan Pengelola Program Kesehatan Anak dan LCC, Kementerian Kesehatan, Bangladesh. "Penelitian ini memperkuat kesimpulan lokakarya konsultatif yang diselenggarakan pada bulan Juni 2006 oleh WHO menjelang perkenalan vaksin HIB di Bangladesh.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari International Centre for Diarrhoeal Disease Research, Bangladesh (ICDDR, B), Rumah Sakit Dhaka Shisu dan Universitas John Hopkins. Vaksin yang digunakan dalam penelitian menggantikan vaksin rutin Difteri, Tetanus dan Pertusis (DTP) dengan gabungan HIB-DTP.

Vaksin gabungan ini tidak memerlukan sejumlah kunjungan atau injeksi tambahan dari untuk mendapatkan manfaat dari perlindungan yang diperluas. Bangladesh baru-baru ini menerapkan pendanaan dari GAVI Alliance untuk memperkenalkan gabungan "pentavalent" HIB Hepatitis B DTP yang mereka harap dapat diperkenalkan ke dalam program imunisasi masa kecil yang rutin pada tahun 2008.

Walau terdapat bukti yang berkembang, hanya 26 persen dari anak-anak di dunia yang tinggal di negara-negara dengan akses pada vaksin HIB. Ini berarti ratusan ribu anak kecil di sejumlah negara Asia pada saat ini tidak diuntungkan oleh vaksin sederhana yang menyelamatkan jiwa ini.

Namun, Bangladesh, Pakistan, Afghanistan, Sri Lanka dan Bhutan telah mengkaji ulang bukti yang ada dan mengambil keputusan untuk memperkenalkan HIB dan menerapkan dukungan dari GAVI Alliance.

"Kami bahagia bahwa begitu banyak Negara Asia mempersiapkan diri dalam memperkenalkan vaksin HIB dan melindungi anak mereka terhadap radang paru HIB dan meningitis HIB" kata Julian Lob-Levyt, Sekretaris Eksekutif dari GAVI Alliance. "Hal ini merupakan indikasi jelas dari komitmen para pemerintahan tersebut dalam menurunkan angka kematian anak."

WHO merekomendasikan kepada semua negara untuk mengadopsi vaksin HIB ke dalam sejumlah program imunisasi anak yang rutin. Mereka memperkirakan bahwa HIB di seluruh dunia bertanggung jawab untuk 400,000 kematian tiap tahun pada anak kecil di bawah usia lima tahun dan sekitar tiga juta kasus penyakit serius yang berakibat pada konsekuensi jangka panjang seperti hilangnya pendengaran, ketidakmampuan dalam belajar, kelumpuhan dan keterbelakangan mental.

"Vaksin penyelamat nyawa yang sederhana ini dapat mencegah radang paru HIB dan meningitis pada anak kecil yang sering disebut 'penyebab yang tidak kelihatan dari para pembunuh anak yang terlupakan' di Asia," kata Dr. Kent R. Hill, Asisten Administrasi, Global Health. "Program-program imunisasi, meliputi HIB adalah komponen penting dari strategi USAID dalam mencegah infeksi yang membahayakan masa kecil. Data ini jelas - bahwa vaksin HIB merupakan tambahan penting pada program imunisasi di Asia.

Sejumlah penelitian pasokan memberitahukan kami sejumlah produsen berkualitas dari negara-negara berkembang akan masuk pasar dalam waktu dekat dan harga untuk vaksin ini akan turun pada saat mendatang dalam waktu dekat. Kini waktunya bagi tambahan sejumlah negara Asia untuk membuat penambahan yang penting ini pada program-program EPI.

Saya sarankan pada GAVI Alliance dan negara-negara seperti Bangladesh, Pakistan, Afghanisatan, Sri Lanka dan Bhutan untuk bergerak cepat menurunkan sejumlah kematian anak yang berkaitan dengan ketidak tergantungan pada HIB.