Bekti - medicastore.com
19-10-2009

Penanganan Menopause pada Wanita

Bila mendengar kata menopause maka yang terbayang dibenak kita adalah para wanita yang sudah tidak mengalami haid lagi akibat pengaruh usia. Dan karena sudah tua maka kemudian terasa wajar saat wanita-wanita tersebut banyak mengeluh tentang masalah kesehatannya, seperti “ menjadi pikun….ah wajar saja karena sudah tua; tulang keropos.…memang seperti itu penyakit orang tua; mudah diare & sulit menahan kencing…. kalo sudah tua biasanya memang akan seperti bayi lagi. Yang kurang disadari adalah bahwa hal ini sebenarnya diakibatkan oleh satu hal, yaitu berkurangnya kadar hormon estrogen dalam tubuh wanita satelah mengalami menopause. Seperti yang dibicarakan dalam acara peringatan hari menopause dunia yang jatuh pada tanggal 18 Oktober nanti di Hotel Sahid Jaya, Kamis 14 Oktober 2009 kemarin dengan tema ‘Hidup Nyaman pada Masa Menopause’.



Ki-ka : dr. Rosalina Sutadi (Bayer Schering Pharma); dr.Gunawan Prayitno, SpOG (Klinik Menopause RSPAD); dr. Frizar Irmansyah, SpOG (K), (PERMI); moderator; Prof.Dr. Ali Baziad SpOG (K).


Saat ini diperkirakan terdapat > 5 juta wanita Indonesia yang telah memasuki masa menopause per tahunnya (data dari BPS, 2008) dimana sekitar 68 % nya mengalami gejala klimakterik (keluhan masa menopause) namun hanya 62 % dari mereka yang menghiraukan gejala tersebut. Menopause sendiri didefinisikan sebagai suatu masa setelah 12 bulan tanpa mengalami haid (amenorea). Menopause biasanya terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Pada masa ini tubuh mengalami beberapa perubahan biologis yang menyebabkan penurunan tajam pada fungsi ovarium (indung telur) di antaranya adalah menurunnya produksi hormon seks secara signifikan terutama estrogen. Menurunnya kadar estrogen dalam tubuh sangat mempengaruhi kualitas hidup wanita, walaupun gejalanya dapat bervariasi pada setiap wanita.

Perubahan hormonal pada tubuh ini berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.

Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan dengan progestogen.

Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu :
  1. tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti),
  2. tidak minum alkohol,
  3. sering berolah raga secara teratur,
  4. makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai sumber fitoestrogen) &
  5. cukup terkena cahaya matahari.
Akhirnya dapat dikatakan bahwa menopause merupakan hal yang alami yang akan terjadi pada setiap wanita. Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah dokter untuk mendapatkan terapinya.