Bekti-medicastore.com
26-04-2011

Uroginekologi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Wanita

 

Beberapa hari yang lalu, kita baru saja memperingati hari Kartini, yaitu hari memperingati semangat kartini untuk memajukan kaum wanita. Peran wanita saat ini memang sudah beragam, tidak hanya sebagai penggerak dalam keluarga & pendidikan anak tetapi juga menjadi tulang punggung keluarga. Salah satu hal yang menjadi perhatian saat ini adalah menyangkut kesehatan & kesejahteraan wanita, karena wanita yang sehat akan dapat mengurus keluarganya dengan baik. Memang meskipun saat ini kesehatan wanita mulai lebih diperhatikan dilihat melalui angka harapan hidup untuk wanita yang semakin meningkat, tapi satu hal yang tidak boleh dikesampingkan adalah mengenai kualitas hidup wanita itu sendiri. Karena akan menjadi sia-sia bila seseorang hidup lama tetapi tidak dapat menikmati hidupnya karena mengalami masalah kesehatan misalnya.

Oleh karena itu, pada tanggal 20 April 2011 kemarin, bertempat di Gedung A RSCM, dilangsungkan acara konfrensi pers dengan tema “ Upaya-upaya di bidang uroginekologi untuk meningkatkan kualitas hidup wanita”. Pada konfrensi pers tersebut juga disebutkan bahwa, saat ini seharusnya terjadi perubahan paradigma dalam hal kesehatan reproduksi wanita. Dimana pada sebelumnya masih berfokus untuk menurunkan angka kematian ibu & bayi seharusnya bertambah menjadi meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi wanita, yang nantinya juga dapat meningkatkan kualitas hidup wanita itu sendiri.

 


Para nara sumber & moderator dalam acara konfrensi pers mengenai uroginekologi di Gedung A RSCM, Rabu, 20 April 2011

 

Uroginekologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari disfungsi dasar panggul. Sedangkan kerusakan atau kelemahan pada dasar panggul dapat menimbulkan kelainan antara lain : prolaps organ panggul atau POP (turunnya/keluarnya dinding vagina disertai organ pelviks lain kedalam/keluar liang vagina), inkontinesia urin (keluarnya urin yang tidak dapat dikontrol), inkontinensia fekal (keluarnya kotoran atau gas yang tidak dapat dikontrol) serta disfungsi seksual.

Salah satu faktor resiko terjadinya kelemahan dasar panggul adalah proses melahirkan secara normal. Hal ini menjadi perhatian khusus karena melahirkan merupakan kodrat wanita & juga dambaan setiap wanita yang sudah menikah, kemudian juga melahirkan secara normal mempunyai resiko yang lebih kecil & masa penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan bila melahirkan dengan operasi sesar. Namun, yang masih kurang disadari adalah bahwa melahirkan secara normal, bahkan yang tanpa komplikasi sekalipun dapat mempengaruhi kualitas hidup para ibu.

Salah satunya karena terjadinya kecacatan dasar panggul atau Prolaps Organ Panggul (POP) ini. POP ini dapat terjadi akibat proses saat persalinan seperti misalnya karena adanya robekan, penggunaan alat bantu saat melahirkan serta lamanya proses persalinan, demikian penjelasan dr. Budi Iman Santosa, SpOG (K), salah seorang nara sumber dalam konfrensi pers tersebut.

Tentu saja tidak semua wanita yang melahirkan secara normal akan mengalami kecacatan dasar panggul, terdapat beberapa faktor lain yang akan meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami kecacatan dasar panggul. Diantaranya adalah : obesitas, ukuran bayi terlalu besar, proses persalinan yang lama, induksi, terjadi robekan stadium 3 saat melahirkan, genetika & merokok, tambah dr. Budi.

Pada kesempatan yang sama, Prof.dr.Yunisaf, SpOG (K) juga mengatakan “kecacatan dasar panggul ini tidak hanya menurunkan kualitas hidup para ibu, tetapi juga berdampak pada pasangannya & menimbulkan beban biaya kesehatan yang cukup tinggi. Kasus kecacatan dasar panggul ini sendiri juga makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup wanita Indonesia”.Di RSCM sendiri, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, didapat data sekitar 9-17 % kasus inkontinensia urin dan 47-67 kasus operasi prolaps dasar panggul setiap tahunnya, lanjutnya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecacatan dasar panggul adalah dengan metode skoring (masih dalam tahap penelitian lebih lanjut), dimana dalam metode ini diperlukan dukungan data tentang komplikasi, infeksi serta USG dasar panggul.

USG dasar panggul dapat membantu untuk mengetahui kondisi organ panggul sehingga dapat membantu para ibu untuk menentukan proses persalinan, apakah bisa berjalan normal atau tidak. Upaya pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah mengatur jarak kelahiran untuk menghindari terlampau sering melahirkan, hal ini karena terlalu sering melahirkan dapat berakibat melemahnya otot & sendi penyokong alat reproduksi seorang wanita. Kemudian juga menghindari mengedan yang terlalu lama saat melahirkan & obesitas karena beresiko untuk melahirkan bayi yang besar.