Bekti-medicastore.com
03-08-2011

Dukungan CEVHAP untuk Penyakit Hepatitis

Pada Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada 28 Juli 2011 ini, sekelompok ahli dalam bidang virus hepatitis yang tergabung dalam Coalition to Eradicate Viral Hepatitis in Asia Pacific (CEVHAP) atau Koalisi Pemberantasan Virus Hepatitis di Asia Pasifik mendesak pemerintah dan masyarakat di Asia Pasifik agar lebih sadar akan dampak hepatitis yang dapat menghancurkan kehidupan individu, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Salah satu anggota CEVHAP di Indonesia adalah pakar penyakit hati dari FKUI dan RSCM, Prof. dr. H. Ali Sulaiman, Ph. D, SpPD-KGEH, FACG, FINASIM yang mengajak dan mengingatkan pemerintah Indonesia akan pentingnya perhatian khusus dalam usaha pencegahan, pengendalian dan pengobatan virus hepatitis.

“Penyakit hepatitis telah dinyatakan oleh Ibu Menteri Kesehatan sebagai salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia, namun tingkat kesadaran masyarakat kita sangat kurang apabila dibandingkan HIV/AIDS dan malaria. Dengan dibentuknya CEVHAP ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pencegahan dan mendorong terbukanya akses deteksi dini dan pengobatan yang lebih luas di Indonesia,” jelas Prof. Ali.

Sumber : healthandphysicaleducationteacher.com


Virus hepatitis, terutama hepatitis B dan C, mempengaruhi 1 dari 12 orang di seluruh dunia, mempengaruhi kehidupan sekitar 1 juta orang setiap tahun. Asia Pasifik merupakan daerah dengan tingkat penderita virus hepatitis paling banyak di seluruh dunia.

"Mengingat hepatitis kronis adalah penyakit yang tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu (silent disease), maka penting adanya usaha meningkatkan kesadaran masyarakat dan perhatian pemerintah. Masyarakat cenderung tidak mencari perhatian medis atau menjalani pengobatan, dan hal ini masih sering ditemukan di negara yang biaya pengobatannya ditanggung pemerintah,” kata Profesor D.S. Chen, Guru Besar dan Ketua Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Taiwan dan salah satu pendiri CEVHAP.

Setiap tahunnya, jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal karena virus hepatitis kronis sama dengan jumlah setiap penderita HIV/AIDS, tuberkulosis dan malaria. "WHO menyerukan pendekatan global untuk mengatasi masalah virus hepatitis dan kami menyadari bahwa hal tersebut merupakan sebagian tanggung jawab kami, sebagai para ahli, untuk memastikan Asia Pasifik turut ambil bagian dalam memerangi hepatitis,” kata Profesor Stephen Locarnini,Kepala Divisi Laboratorium Referensi Penyakit Infeksi Victoria di Melbourne, Australia dan salah satu pendiri CEVHAP.

Dibukanya akses bagi pasien untuk screening dan pengobatan di wilayah Asia Pasifik sangat penting dan mendesak. Saat ini, lebih dari separuh pasien hepatitis kronis tinggal di negara yang tidak memiliki kebijakan untuk tes gratis dan 41 persen pasien hidup di negara-negara dimana tidak tersedianya dana pemerintah untuk pengobatan hepatitis B atau C.

"Penyebaran hepatitis B akan terus meningkat kecuali ada intervensi kebijakan pemerintah yang efektif di seluruh wilayah," kata Prof. Stephen Locarnini. "Kami tidak mengatakan bahwa belum ada usaha yang telah dilakukan. Memang telah ditemukan kemajuan di negara-negara khususnya dalam bidang vaksinasi universal. Hanya saja, masih banyak hal yang dapat dan harus dilakukan untuk menangani permasalahan ini secara efektif.”