Bekti-medicastore.com
09-03-2012

Sayangi Ginjal dengan Menjaga Kesehatannya

Frekuensi penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease atau CKD) cenderung terus meningkat setiap tahun di seluruh dunia. Studi populasi yang dilakukan di empat kota yakni Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Bali yang melibatkan sekitar 10.000 pasien dengan metode Modification Diet in Renal Disease (MDRD) menunjukkan bahwa prevalensi CKD sebesar 8.6% dari total penduduk Indonesia. Menanggapi hal ini, PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) menghimbau agar masyarakat melakukan tindakan pencegahan, yaitu dengan menjaga kesehatan ginjal serta melakukan deteksi dini dari gangguan ginjal, Hal tersebut disampaikan oleh ketua PERNEFRI, dr. Dharmeizar, Sp.PD-KGH dalam acara konfrensi pers untuk memperingati hari ginjal sedunia, pada hari Selasa, 06 Maret 2012.

 

CKD merupakan kondisi dimana fungsi ginjal menurun secara bertahap atau hilang secara keseluruhan. Saat fungsinya mengalami penurunan, ginjal akan mengalami kesulitan untuk menyaring racun dan cairan, sehingga sampah dan cairan berlebih tetap berada dan terakumulasi dalam tubuh . Penyebab CKD yang paling umum adalah penyakit hipertensi dan diabetes dimana keduanya sangat berkaitan erat dengan pola asupan nutrisi dan gaya hidup. Klasifikasi gagal ginjal kronik dapat dilihat berdasarkan sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsinya yaitu predialisis dan dialisis. Pada kondisi pre-terminal tatalaksana yang dapat dilakukan adalah melalui pengaturan diet dan pemberian obat-obatan. Sedangkan dialisis dan transplantasi ginjal dilakukan saat pasien memasuki fase dialisis.

 

Menjaga kesehatan ginjal dapat dilakukan dengan 8 langkah, yaitu : menjaga kesehatan dan rutin berolah raga, menjaga kadar gula darah tetap stabil, menjaga tekanan darah dalam batas normal, mengkonsumsi makanan sehat dan menjaga berat badan, minum banyak air putih, tidak merokok, tidak mengkonsumsi obat sembarangan serta memeriksa fungsi ginjal segera apabila memiliki salah satu atau lebih faktor risiko.

 

Nara sumber acara konfrensi pers memperingati hari ginjal sedunia tahun 2012

 

 

 

Berkaitan dengan mekanisme air dalam menjaga kesehatan ginjal, Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH dari bagian Ginjal dan Hipertensi, Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengemukakan, “Air berperan sebagai media eliminasi sisa metabolisme, sedangkan ginjal adalah organ yang berfungsi menyaring darah dan mengeluarkan sisa metabolisme ini. Jika kekurangan air, maka kinerja ginjal akan menjadi lebih berat. Hal inilah salah satu penyebab orang yang kurang minum air putih mengalami gangguan ginjal.”

 

Dr. Parlindungan lebih lanjut memaparkan di dunia saat ini kasus gagal ginjal tahap akhir (end stage renal failure) meningkat. Saat ini terdapat sekitar 300.000 penderita gagal ginjal di Indonesia. Salah satu penyebab utama gagal ginjal tahap akhir adalah diabetes melitus yang jumlahnya juga meningkat, termasuk di Indonesia. Faktor risiko diabetes melitus antara lain adalah obesitas yang sekarang ini banyak disebabkan oleh minuman mengandung gula. ”Berbagai penelitian memperlihatkan fruktosa – salah satu jenis gula yang sering digunakan sebagai pemanis minuman - dapat menyebabkan sindroma metabolik, hipertensi, diabetes melitus hingga penyakit ginjal, padahal konsumsi minuman bergula semakin meningkat. Hal ini sangat penting untuk dibatasi karena berbeda dengan makanan, seringkali kita tidak merasa bahwa kita telah mengkonsumsi gula dalam minuman secara berlebihan.”