Shirley-medicastore.com
01-07-2013

Kenali dan Cegah Demam Berdarah

Dalam rangka memperingati Hari Dengue ASEAN, yang jatuh setiap tanggal 15 Juni, SC Johnson Indonesia bersama dengan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) tahun ini mengadakan forum diskusi kesehatan guna meningkatkan kepedulian terhadap demam berdarah Dengue.

Demam berdarah, atau disebut juga Demam Berdarah Dengue (DBD), merupakan penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Jumlah kasus demam berdarah terus meningkat, bahkan dalam waktu 30 tahun jumlah kasus demam berdarah di dunia meningkat sampai 1000 kali lipat.

Sumber : www.eliminatedengue.com

Dr. Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSc, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengatakan bahwa di antara negara-negara WHO-SEARO (South East Asia Region), laporan jumlah kasus demam berdarah di Indonesia adalah yang tertinggi selama 3 tahun berturut-turut. Sejak tahun 2004, kasus demam berdarah di Indonesia terus meningkat dan angka kematian akibat demam berdarah pada tahun 2008 mencapai 1.393 orang, yang berarti sekitar 100 orang meninggal setiap bulannya. Meskipun demikian, demam berdarah sebenarnya merupakan penyakit menular yang dapat dicegah. Untuk itu, mari kenali dan cegah demam berdarah!

Demam berdarah merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, yaitu virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia dan menyebar melalui perantaraan nyamuk, yaitu nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor (perantara) utama dan juga nyamuk Aedes albopictus sebagai vektor potensial lainnya.

Sumber : www.cdc.gov

Nyamuk Aedes aegypti memiliki warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih di badan, terutama di kaki. Sayap nyamuk tidak bernoda dan transparan. Perut nyamuk betina memiliki ujung yang lancip.

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti, dari telur-larva-pupa-hingga nyamuk dewasa kira-kira membutuhkan waktu sekitar 14 hari. Namun, menurut Dr. Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSc, saat ini siklus hidup nyamuk bisa menjadi semakin cepat, yaitu sekitar 9 hari. Ukuran nyamuk pun bisa menjadi lebih kecil, sehingga nyamuk yang tadinya menggigit setiap 5 hari, sekarang bisa menggigit setiap 3 hari sekali. Usia nyamuk Aedes aegypti rata-rata dapat mencapai sekitar 3 bulan. Dengan demikian, seekor nyamuk yang tadinya menggigit sekitar 18 kali seumur hidupnya dapat berubah menjadi 30 kali karena ukuran nyamuk yang lebih kecil.

Aedes aegypti memiliki habitat di air bersih yang tidak berkontak dengan tanah, misalnya di tempat-tempat penampungan air, pot-pot bunga, talang air, atau bahkan di daun yang menampung air hujan. Di sini telur nyamuk akan berkembang hingga menjadi nyamuk dewasa. Menurut Dr. Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSc akibat perubahan suhu global, dimana suhu bumi semakin meningkat, kasus-kasus demam berdarah saat ini juga bisa terjadi sampai ke daerah yang berdataran tinggi, misalnya di pegunungan.

Untuk menurunkan angka kejadian dan angka kematian akibat demam berdarah, maka penting sekali dilakukan tindakan pencegahan, yaitu dengan cara memberantas sarang nyamuk secara serentak, rutin, dan sepanjang tahun. Upaya pemberantasan sarang nyamuk juga penting untuk dilakukan tidak hanya di lingkungan tempat tinggal, tetapi juga di tempat kerja, sarana pendidikan, dan tempat-tempat umum lainnya. Keterlibatan masyarakat menjadi kunci penting dalam memerangi demam berdarah, misalnya dengan memantau apakah terdapat jentik nyamuk di tempat-tempat penampungan air di rumah dan juga 3M plus : Menguras dan Menutup tempat penampungan air, Mengubur barang bekas, serta melakukan berbagai cara untuk menghindari gigitan nyamuk, seperti memakai obat nyamuk dan kelambu.

Kenali tanda-tanda demam berdarah. Jika menemukan keluarga atau teman yang dicurigai mengalami gejala-gejala demam berdarah, misalnya demam tinggi, keluar bintik-bintik merah di kulit atau mimisan, maka penderita perlu segera di bawa ke sarana kesehatan sebelum terlambat. Jika seseorang didiagnosa terkena demam berdarah, maka Puskesmas terdekat harus segera dihubungi untuk kemudian dilakukan penyelidikan ke rumah orang yang terkena dan sekitarnya dalam waktu 1x24 jam, apakah terdapat orang lain yang mengalami gejala-gejala serupa, dan untuk dilakukan fogging. Dr. Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSc mengatakan bahwa fogging (pengasapan) dilakukan sampai radius 100 m dari rumah penderita. Tetapi jika terdapat 3 atau lebih penderita, maka fogging perlu dilakukan hingga radius 200 m dari rumah masing-masing penderita.

Terobosan baru untuk pengendalian demam berdarah di Indonesia perlu ditemukan dan segera diaplikasikan untuk memerangi demam berdarah di Indonesia. Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, mengatakan bahwa saat ini sedang dilakukan penelitian untuk membuat vaksin Dengue yang dilakukan di lima negara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam). Diharapkan nantinya vaksin ini dapat berhasil membantu mencegah terjadinya demam berdarah. Namun, pemberantasan sarang nyamuk tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Untuk itu, Ayo kenali dan cegah demam berdarah!