Bekti-medicastore.com
27-02-2017

Setelah menopause, Wanita Lebih Beresiko Mengalami Hipertensi

Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Keberhasilan pengendalian hipertensi akan menurunkan angka kejadian gangguan jantung, ginjal, stroke dan demensia. Data mencatat, pada usia 65 tahun ke atas, prevalensi hipertensi pada wanita adalah 28.8, lebih tinggi dibandingkan laki-laki dengan prevalensi 22.8 (Riskesdas 2013). Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebabnya, diantaranya adalah faktor hormon serta angka harapan hidup wanita yang lebih tinggi daripada pria. Demikian hal tersebut dijelaskan dalam acara seminar media tentang hipertensi pada wanita serta konfrensi pers acara “11th Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension”, yang berlangsung di kantor InaSH (Indonesian Society of Hypertension),  Bendungan Hilir, Jakarta, 23 Februari 2017 lalu.

Narasumber dalam acara seminar media tentang hipertensi pada wanita

Pakar hipertensi dan salah seorang pendiri InaSH, dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP(K), FIHA,FAsCC mengungkapkan, “Hipertensi merupakan faktor risiko terpenting dalam penyebab terjadinya penyakit Kardio-Cerebro-Vascular (KCV). Kematian di dunia sebagian besar disebabkan oleh penyakit KCV, baik pada pria maupun wanita. Dalam kurun waktu antara tahun 2000-2025 diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi sebanyak 9% pada pria dan 13% pada wanita”.

Ia memaparkan, “Kelainan KCV pada wanita seringkali kurang mendapatkan perhatian akibat kurang terdeteksinya faktor-faktor risiko penyakit KCV,seperti obesitas. Riskesdas 2007 mencatat prevalensi obesitas pada wanita adalah 29% sedangkan pria 7.7%, sedangkan Riskesdas 2013 menemukan bahwa prevalensi kolesterol 39.6% pada wanita dan 30% pada pria. Diabetes Mellitus II pada wanita prevalensinya 7.7% dan pria 5.6%. Maka dapat dikatakan bahwa risiko terjadinya kejadian-kejadian KCV pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria terutama pada usia lanjut.“

“Tekanan darah sistolik (TDS) wanita, pada dewasa muda adalah lebih rendah dari pada pria, akan tetapi pada usia 60 keatas TDS wanita lebih tinggi dari pada pria. Tekanan darah diastolic (TDD) pada umumnya sedikit lebih rendah pada wanita daripada pria di semua usia. Pada usia dewasa muda, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria, akan tetapi setelah usia 50 tahun, insiden hipertensi pada wanita akan meningkat dengan cepat sehingga pada usia 60 keatas, hipertensi akan lebih banyak dijumpai pada wanita daripada pria. Prevalensi hipertensi bisa mencapai sampai 60% pada wanita di atas 65 tahun. Hal ini di akibatkan menjadi kakunya pembuluh darah arterial, juga akibat menurunnya hormon estrogen secara tajam,” lanjutnya.

Ia menjelaskan, “Kekurangan estrogen telah terbukti dapat merusak lapisan sel dinding pembuluh darah (endotil). Keadaan ini dapat memicu terjadinya pembentukan plak disamping mengaktivasi sistem tubuh yang dapat meningkatan tekanan darah. Penelitian The Nurse Health Study mengemukakan bahwa pemakaian Hormon Replacement Therapy (HRT) atau kontrasepsi oral dapat memicu terjadinya hipertensi sebanyak 80% lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan HRT. Jadi, tekanan darah wanita pada pre-menopause adalah lebih rendah dibandingkan tekanan darah wanita dalam menopause.”

Dr. dr. Yuda Turana, SpS, Ketua InaSH dalam presentasinya menjelaskan, “Riskesdas 2013 mencatat secara keseluruhan prevalensi hipertensi di Indonesia adalah sebesar 26,5 persen dengan prevalensi hipertensi pada wanita 28.8 sedangkan laki-laki 22.8. Penelitian menunjukkan bahwa wanita usia di atas 65 tahun pengontrolan tekanan darahnya kurang adekuat dibandingkan dengan pria seusianya. Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini, yaitu konsentrasi estrogen yang bersirkulasi menurun, meningkatnya indeks massa tubuh, dan kurang agresifnya tatalaksana hipertensi oleh petugas kesehatan. Selain itu pula dapat disebabkan usia harapan hidup lansia wanita yang lebih lama.”

Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Mereka yang saat mudanya menderita hipertensi tidak terkontrol, maka saat lansia akan berisiko menderita demensia. Risiko wanita terkena demensia pada wanita lebih tinggi dibanding pria. Penelitian yang dilakukan di Yogjakarta pada Desember 2015-Januari 2016 menunjukkan bahwa wanita yang terkena stroke kemungkinan mengalami demensia sebanyak 7 kali lipat, dibandingkan dengan pria yang hanya 4 kali lipat,” tutupnya.