Medicastore
03-05-2018

Anemia pada Kehamilan

Perusahaan kesehatan dan farmasi global Merck, secara terus menerus melakukan edukasi mengenai kesadaran tentang anemia di Asia. Setelah Konvensi Anemia tahun lalu yang sangat sukses, kampanye kesadaran anemia terbaru dari Merck berlangsung pada Kongres Dunia RCOG (Royal College of Obstetricians and Gynecologists) 2018 yang diadakan baru-baru ini di Singapura. Acara ini dihadiri oleh hampir 3.000 dokter kebidanan, ginekolog, dan spesialis terkait dari seluruh dunia.

Khususnya, penyelenggaraan acara ini bertepatan dengan publikasi sebuah studi penting dalam The Lancet Global Health yang menyatakan bahwa anemia, suatu kondisi yang ditandai oleh kurangnya sel darah merah yang sehat, dapat meningkatkan risiko kematian pada wanita hamil.

Penelitian penting ini, yang menggunakan data-data lebih dari 300.000 wanita lebih di 29 negara oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), membuktikan bahwa wanita hamil dengan anemia berat dua kali lipat lebih rentan meninggal selama atau segera setelah kehamilan dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Merck mempelopori Konvensi Anemia 2017 untuk memberikan wadah bagi para profesional perawatan kesehatan untuk berbagi keahlian mereka, bertukar pandangan dan berdiskusi tentang dampak kekurangan zat besi dan anemia defisiensi zat besi terhadap kualitas hidup dan tren suplementasi zat besi dalam konteks anemia. Seperti halnya Konvensi Anemia, Kongres Dunia RCOG juga berfungsi sebagai batu loncatan pendidikan bagi para peserta untuk belajar kembali mengenai bidang mereka dan membagikannya kepada sesama Profesional Perawatan Kesehatan untuk lebih membangun pemahaman dan kesadaran tentang masalah-masalah kesehatan tertentu.

Dalam Konvensi Anemia tahun lalu yang didukung oleh Merck, ditemukan bahwa Prevalensi Anemia Regional WHO pada Wanita Hamil antara usia 15 dan 49 tahun, di Asia Tenggara, tercatat sebesar 48,7% diatas rata-rata yang menyerang 11,5 juta orang.1 Secara global, ada 41,8% wanita hamil terkena anemia di mana hampir 60% kasus disebabkan kekurangan zat besi.2[1]

Kali ini, Merck mempelopori simposium ilmiah pendidikan tentang "Anemia selama Kehamilan dan Masa Berikutnya - Kebenaran, Mitos dan Hal-Hal yang Tidak Diketahui" pada Kongres Dunia RCOG yang dipimpin oleh Dr. Michael Low dan Dr. Rajapriya Ayyapan.

Dr. Rajapriya Ayyappan, konsultan Kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Srinivas Priva di India, menyampaikan adanya keprihatinan terhadap kesehatan global dengan temuan WHO bahwa ada 32,4 juta wanita hamil yang mengalami anemia. Selain itu, sekitar setengah kematian akibat anemia di dunia terjadi di negara-negara Asia Selatan.

Selama simposium, kampanye kesadaran anemia dilanjutkan dengan Dr. Ayyappan yang melaporkan bahwa kondisi tersebut tetap menjadi tantangan bagi orang-orang dari semua usia yang diakibatkan oleh SES (status sosial ekonomi) yang rendah, gizi buruk, paritas tinggi (jumlah kehamilan yang mencapai usia kehamilan yang layak), jarak kelahiran, diet yang salah, penyakit menular (malaria, cacing) dan penyakit radang.

Ahli hematologi Dr. Michael Low di Monash Medical Centre, Victoria Australia, di sisi lain, mempresentasikan dan menekankan bagaimana penggantian zat besi bermanfaat bagi wanita sebelum dan selama kehamilan.

Dr. Low menyimpulkan efek pemberian zat besi oral harian pada wanita yang tidak hamil dapat menyebabkan pemulihan kadar hemoglobin dan ferritin yang mengarah pada perbaikan IDA (Iron Deficiency Anemia) secara keseluruhan. Peningkatan ini berhubungan dengan skor kelelahan yang berkurang secara signifikan, peningkatan kinerja olahraga dan perbaikan gejala restless leg syndrom, meskipun suplementasi zat besi dapat menyebabkan peningkatan efek samping gastrointestinal (konstipasi, diare dan perubahan warna tinja).

Dr. Low selanjutnya menunjukkan bagaimana pemberian zat besi pada kehamilan, terutama bagi mereka yang kekurangan zat besi, dapat mengurangi kelahiran prematur dan meningkatkan bobot lahir bayi. Bukti baru juga menunjukkan bahwa suplementasi mikronutrien multipel diperkirakan lebih baik daripada zat besi saja.

Mengakhiri simposium dengan kesimpulan yang positif, Dr. Low juga berbagi skema yang disarankan WHO untuk suplementasi zat besi harian pada wanita dewasa dan gadis remaja yang setiap hari mengkonsumsi 30-60 mg tablet besi elemental selama tiga bulan berturut-turut dalam setahun.3 suplementasi zat besi akan membantu mencegah timbulnya kekurangan zat besi dan anemia.

Merck ingin memberikan informasi melalui riset dan statistik terbaru kepada para profesional perawatan kesehatan serta masyarakat umum tentang anemia untuk mendukung mereka dalam [1]melakukan langkah-langkah untuk mengatasi kondisi tersebut.

“Merck berkomitmen pada pendidikan dan kesadaran seputar anemia karena kekurangan zat besi. Ini adalah beban global yang harus kami, sebagai industri farmasi, atasi bersama-sama dengan penyedia layanan kesehatan dan pemerintah. Kami ingin mempertahankan dan mengembangkan kemitraan kami dengan para ahli dan profesional perawatan kesehatan di berbagai platform sehingga kami dapat mempelajari lebih lanjut tentang anemia serta mengembangkan perawatan dan strategi dengan tenaga kesehatan profesional untuk mengatasi beban kesehatan global ini dengan lebih baik, ”kata Dr. Ashley Barlow, Direktur Medical Regional, Asia, Merck Consumer Health.

 

 

 

(1)