Pemeriksaan C-reactive protein (CRP) : Sebagai Indikator penyakit
dr.zaky hasan-medicastore.com
20-10-2015

Pemeriksaan C-reactive protein (CRP) : Sebagai Indikator penyakit

CRP ditemukan oleh Tillett dan Francis pada tahun 1930, dinamakan demikian karena pertama kali ditemukan sebagai bahan dalam serum pasien dengan peradangan akut yang bereaksi dengan polisakarida C-(kapsuler) dari pneumococcus .

C-Reactive Protein adalah protein plasma yang diproduksi oleh hati sebagai reaksi dari adanya infeksi, luka pada jaringan, dan proses inflamasi/peradangan. Proses inflamasi merupakan proses reaksi tubuh terhadap adanya luka atau infeksi. Proses ini sebenarnya bermanfaat untuk mencegah infeksi namun seringkali proses inflamasi terjadi secara berlanjut dan menyebabkan gangguan pada organ-organ tertentu, contohnya pada jaringan sendi dan tulang yang menyebabkan arthtritis atau pada pembuluh darah yang menyebabkan atherosclerosis/penyumbatan pembuluh darah oleh plaque/plak (resiko penyakit jantung).

Proses Inflamasi CRP

Hati Merespon Inflamasi Dengan Memproduksi CRP

Sumber : www.medical-labs.net

Kadar CRP di dalam tubuh akan meningkat dengan cepat bahkan hingga 1000 kali lipat, sekitar 6 jam setelah proses inflamasi terjadi. Inilah yang menyebabkan kadar CRP banyak digunakan sebagai indikator terjadinya proses inflamasi di dalam tubuh.

Penyebab Meningkatnya Kadar CRP

CPR memiliki peran sebagai respon fase akut yang berkembang dalam berbagai kondisi inflamasi akut dan kronis seperti bakteri, infeksi virus, jamur, penyakit inflamasi rematik, keganasan, dan cedera jaringan atau nekrotis/jaringan mati.

Tabel inflamasi

Sumber : www.fortcollinsnutrition.com

Secara umum, penyebab utama CRP meningkat dan penanda peradangan lainnya antara lain luka bakar, trauma, infeksi, peradangan aktif, inflamasi arthritis, kanker dan lain-lain.

Penggunaan CRP dalam test diagnostik

CRP digunakan terutama sebagai penanda peradangan. Selain gagal jantung, ada faktor-faktor diketahui beberapa yang mengganggu produksi CRP. Mengukur dan mencatat nilai CRP berguna dalam menentukan perkembangan penyakit atau efektifitas pengobatan.

Metode Pengukuran CRP

Pengukuran CRP dilakukan dengan pengambilan darah dari pembuluh darah vena, biasanya dilakukan pada bagian siku atau belakang telapak tangan. Darah yang telah diambil kemudian dianalisa kadar CRP-nya dengan menggunakan suatu senyawa antiserum yang dapat digunakan untuk mengukur kadar protein tersebut. Ada 3 jenis metode pengukuran CRP, yaitu :

  • Conventional CRP. Metode pengukuran ini digunakan untuk menganalisa adanya infeksi, kerusakan jaringan, dan gangguan-gangguan akibat proses inflamasi. Metode ini dapat mengukur kadar CRP secara tepat pada kadar 5 mg/l atau lebih. Orang yang sehat biasanya memiliki kadar CRP di bawah 5 mg/l, sedangkan adanya proses inflamasi ditunjukkan dengan kadar CRP sebesar 20-500 mg/l.
  • High Sensitivity CRP ( hsCRP ). Metode pengukuran ini digunakan untuk menganalisa kondisi-kondisi yang mungkin berhubungan dengan proses inflamasi. Metode ini bersifat lebih sensitif sehingga dapat mengukur kadar CRP secara tepat hingga 1 mg/l.
  • Cardiac CRP ( cCRP ). Metode pengukuran ini digunakan untuk menganalisis tingkat resiko penyakit jantung. Metode ini memiliki sensitivitas yang menyerupai dengan hsCRP , namun menggunakan metode analisa yang lebih sensitif sehingga hasil yang diperoleh lebih spesifik untuk menentukan resiko penyakit jantung.

Penggunaan CRP untuk penyakit jantung

Salah satu metode yang kini mulai banyak digunakan untuk mengetahui tingkat resiko penyakit jantung adalah pengukuran cCRP.

Dalam penelitian yang melibatkan sejumlah besar pasien, tingkat CRP tampaknya berkolerasi dengan tingkat resiko jantung. Bahkan CRP setidaknya bertindak sebagai prediksi risiko jantung seperti kadar kolesterol. Karena komponen inflamasi dari aterosklerosis, peningkatan kadar CRP telah dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler.

Seperti yang kita ketahui bahwa proses inflamasi pada pembuluh darah dapat menyebabkan penyakit atherosclerosis, dimana proses inflamasi pada pembuluh darah menyebabkan sel-sel imun menyerang lemak pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan lemak lepas dan saling menggumpal. Akibatnya, terbentuk plaque/plak yang menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kadar cCRP di dalam tubuh dengan tingkat resiko penyakit jantung, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


Arti hasil tes CRP
Kadar cCRP (mg/l) Tingkat Resiko Penyakit Jantung
1.0 Rendah
1.0 – 3.0 Sedang
3.1 – 10.0

                         Tinggi


Sumber : http://www.homehealthtesting.com

Penyakit resiko lainnya untuk penyakit kardiovaskuler, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi), DM, kolesterol, penyakit darah tinggi, usia, merokok, obesitas dan riwayat keluarga penyakit jantung mungkin berkolerasi dengan peningatan kadar CRP.

Siapa Saja Yang Harus Memeriksakan CRP ?

Pada dasarnya, tes ini dapat dilakukan oleh semua orang. Namun tes ini hanya dianjurkan pada orang-orang yang memiliki tingkat resiko tinggi terhadap penyakit jantung, yakni mereka yang pernah mengalami serangan jantung, memiliki keluarga dengan sejarah penyakit jantung, memiliki kadar kolesterol dan LDL yang tinggi, wanita yang sudah mengalami menopause, perokok, dan mereka yang menderta diabetes dan obesitas serta kurang melakukan aktivitas fisik.

Langkah Penanggulangan jika ternyata kadar CRP tinggi

Ingatlah bahwa bagaimanapun mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Segera terapkan gaya hidup sehat Anda. Atur pola makan Anda dengan mengurangi makan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi. Selain itu, berolahragalah secara teratur untuk mencapai berat badan ideal. Jika Anda perokok, segera berhenti merokok dan jauhilah minuman beralkohol.