Darah Dalam Urin (Hematuria)
dr.zaky hasan-medicastore.com
13-11-2015

Darah Dalam Urin (Hematuria)

Hematuria

Sumber : http://www.wikinoticia.com

Beberapa jenis penyakit atau kondisi tertentu dapat menyebabkan hematuria, seperti infeksi, penyakit ginjal, kanker, dan kelainan darah yang langka. Banyak sekali yang dapat menjadi penyebab hematuria. Darah yang terdapat dalam urin juga dapat berasal dari sumber yang berbeda-beda.

Penyakit Hematuria

Sumber : www.medicastore.com

Penyebab potensial hematuria :

  • Infeksi

Infeksi merupakan salah satu penyebab hematuria yang paling sering. Infeksi bisa terjadi pada saluran kemih, kandung kemih, atau pada ginjal. Infeksi terjadi ketika bakteri bergerak naik ke uretra, yaitu saluran yang membawa urin dari kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh. Infeksi juga bisa menyebar atau berpindah ke kandung kemih, bahkan hingga ke ginjal. Biasanya keadaan ini akan menimbulkan rasa sakit dan keinginan untuk sering buang air kecil. Infeksi bisa menyebabkan hematuria makroskopik dan hematuria mikroskopik.

  • Batu

Penyebab lain darah dalam urin yang cukup umum adalah keberadaan batu di ginjal atau kandung kemih. Batu ini merupakan kristal yang terbentuk dari mineral dalam urin. Kristal ini dapat berkembang di kandung kemih atau juga ginjal. Jika batu besar sudah terbentuk, maka akan menyebabkan penyumbatan yang mengakibatkan hematuria dan nyeri yang hebat.

  • Pembesaran prostat

Pada pria setengah baya atau yang lebih tua, penyebab hematuria yang paling sering adalah pembesaran prostat. Prostat adalah kelenjar yang letaknya tepat di bawah kandung kemih dan di dekat uretra. Ketika prostat sudah membesar, seperti yang sering terjadi pada lansia, maka akan memberikan tekanan pada uretra. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan buang air kemih dan dapat menyebabkan hematuria.

  • Penyakit ginjal

Penyebab hematuria yang kurang umum adalah penyakit ginjal. Ginjal yang sakit dan meradang dapat menyebabkan hematuria. Penyakit ini dapat muncul sendiri dari ginjal atau merupakan komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes. Pada anak-anak usia 6-10 tahun, gangguan ginjal poststreptococcal glomerulonephritis dapat menyebabkan hematuria.

  • Kanker

Kanker kandung kemih, ginjal, atau prostat dapat menyebabkan darah dalam urin. Sayangnya, gejala ini biasanya baru muncul setelah kanker berkembang lebih jauh. Pada saat kanker baru berkembang, mungkin tidak ada gejala yang menyertainya.

  • Obat-obatan

Beberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan hematuria. Obat-obat tersebut antara lain penisillin, aspirin, pengencer darah seperti heparin dan warfarin, dan obat kanker yang disebut dengan siklofosfamid.

  • Penyebab tidak umum

Ada pula penyebab lain hematuria yang tidak umum. Kelainan darah yang langka seperti anemia sel sabit (sickle cell anemia), sindrom Alport, dan hemofilia dapat menyebabkan munculnya darah dalam urin. Olahraga yang berat atau hantaman/pukulan pada ginjal juga dapat menyebabkan hematuria.

Gejala dari hematuria

Tanda-tanda yang jelas terlihat dari hematuria adalah berubahnya warna urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan karena mengandung sel darah merah. Umumnya hematuria tidak terasa sakit. Tapi jika muncul darah yang menggumpal bersama dengan urine, kondisi ini akan menjadi menyakitkan.

Gejala-gejala yang menyertai hematuria akan tergantung pada penyebab dasarnya. Berikut adalah gejala-gejala lain yang mungkin ada:

  • Perih/nyeri saat buang air kecil
  • Frekuensi buang air kecil yang meningkat
  • Sakit pada perut bagian bawah
  • Kesulitan buang air kecil
  • Rasa sakit di punggung bagian bawah

Bagaimana hematuria terdiagnosa

Sebagai diagnosis awal hematuria maka didapatkan hasil dari sampel urin, dengan menempatkan kertas kimia (yang disebut dipstick) ke dalam urin. Bila terjadi perubahan warna pada dipstick ketika sel darah merah hadir dalam urin, darah terlihat dalam urin atau tes dipstick urin menunjukkan adanya sel darah merah, penyedia layanan kesehatan memeriksa urin dengan mikroskop.

Diagnosa Hematuria

Kertas kimia Dipstick

Sumber : https://www.onlinelibrary.wiley.com

Langkah berikutnya adalah untuk mendiagnosis penyebab hematuria tersebut, maka dilakukan beberapa pemeriksaan seperti :

  1. Tes darah.
  2. Biopsi.
  3. Sistoskopi.
  4. Tes pencitraan ginjal : Pyelogram intravena (IVP)
  5. Tes lain pencitraan, seperti : USG, CT scan, atau Magnetic Resonance Imaging (MRI),

Lalu bagaimana kita menyikapi hematuria

Karena beberapa penyebab hematuria adalah suatu penyakit yang serius, maka segera ke dokter apabila hematuria terjadi. Bahkan, walaupun hanya sedikit darah yang terdapat dalam urin dan itu pun hanya terjadi satu kali, maka tidak boleh diabaikan mengingat penyebabnya bisa saja penyakit yang serius. Jika di dalam urin tidak didapati darah, namun sering kesulitan atau nyeri saat buang air kecil, nyeri perut, atau sakit pada bagian ginjal, segera periksakan ke dokter, karena ini mungkin mengindikasikan hematuria mikroskopik.

Segera periksakan jangan mengabaikan hematuria

Mengabaikan gejala hematuria konsekuensinya sangat berbahaya. Jika hematuria disebabkan oleh kanker, maka mengabaikannya akan membuat tumor terus tumbuh hingga sampai di titik dimana tidak lagi dapat disembuhkan.

Infeksi saluran kemih yang tidak diobati juga pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal. Jika penyebab hematuria adalah pembesaran kelenjar prostat, maka mengabaikannya sama saja membiarkan masalah sering buang air kecil, nyeri yang hebat, dan bahkan kemungkinan kanker. Begitu pula hematuria yang disebabkan oleh batu, mengabaikannya bisa berbahaya, dapat menimbulkan kompilkasi yang lebih lanjut.

Mencegah penyakit penyebab agar tidak terjadi hematuria

Untuk mencegah hematuria berarti harus mencegah penyebabnya, contoh untuk mencegah infeksi, minum cukup cairan, segera buang air kecil setelah berhubungan badan, dan terapkan pola dan gaya hidup sehat.

Untuk mencegah batu, minum banyak cairan dan hindari diet tinggi garam dan makanan tertentu seperti bayam, soda, alkohol (hanya bagi mereka yang berisiko tinggi).

Untuk mencegah kanker kandung kemih, hindari merokok, dan hindari paparan bahan kimia dan radiasi.