nita-medicastore.com
27-10-2008

Waspadai Komorbiditas Depresi pada Jantung Iskemik dan Stroke!

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 penyebab utama beban penyakit di seluruh dunia akan mengalami perubahan. Penyakit jantung iskemik akan menempati urutan pertama, depresi pada urutan ke dua dan penyakit serebrovaskular (stroke) di urutan ke empat.

Sebelumnya, yaitu pada tahun 1990, penyakit infeksi menempati urutan pertama sedangkan penyakit jantung iskemik hanya menempati urutan ke lima, depresi pada urutan ke empat dan urutan ke enam adalah penyakit stroke.

"Depresi, penyakit jantung iskemik dan stroke saling terkait dan berhubungan timbal balik. Komorbiditas depresi pada penyakit jantung iskemik atau pada stroke bahkan akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas penderitanya," demikian dikatakan dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) di Jakarta (14/10).

Hal tersebut menggarisbawahi bahwa masyarakat dunia sebaiknya mewaspadai penyakit-penyakit non-infeksi (non communicable diseases) seperti penyakit degeneratif, gangguan jiwa, dan penyakit kardiovaskular pada waktu mendatang akan menjadi beban kesehatan utama di seluruh dunia.



komorbiditas_depresi_pada_jantung_iskemik_dan _stroke
dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) dalam diskusi bertema
“Komorbiditas Depresi pada Penyakit Jantung Iskemik dan Stroke
Akibatkan Mortalitas dan Morbiditas Meningkat”


Depresi merupakan penyakit serius yang mengenai jutaan orang dengan berbagai macam gejala. Depresi dapat menyebabkan seseorang merasa bersalah tanpa alasan. Depresi dapat menjadikan seseorang merasa tidak berguna, meskipun telah melakukan apa saja yang menurutnya adalah yang terbaik. Depresi dapat menyebabkan seseorang tidak berminat terhadap hal-hal yang sebelumnya amat disukai. Selain itu, energi pun akan terkuras, sehingga akan merasa letih dan lelah.

Di lain pihak, penyakit jantung dan pembuluh darah atau penyakit kardiovaskular adalah istilah bagi serangkaian gangguan yang menyerang jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, hipertensi (tekanan darah tinggi) dan penyakit vaskular perifer.

Definisi penyakit jantung dan pembuluh darah juga mencakup penyakit lain seperti rheumatic heart disease (kerusakan jantung akibat demam rematik) dan penyakit jantung kongenital (kerusakan bentuk struktur jantung saat lahir). Penyakit jantung dan pembuluh darah berhubungan dengan infark miokard (serangan jantung), angina dan stroke.

Studi-studi tentang depresi pada pasien penyakit jantung menunjukkan angka prevalensi sebesar 18-60 persen. Studi-studi epidemiologis menunjukkan adanya peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pasien penyakit jantung dengan depresi.

Studi yang dilakukan dr. Diah Mutiara Briliantinna, SpKJ pada tahun 2004 menunjukkan proporsi terbesar dari gangguan depresi ditemukan pada responden infark miokard akut (AMI) sebesar 69 persen. Pada penelitian tersebut juga didapatkan adanya hubungan bermakna antara depresi, stresor psikososial dan derajat keparahan AMI.

Depresi merupakan salah satu faktor risiko penting untuk timbulnya AMI dan stroke. Adapun faktor-faktor risiko yang lain adalah kepribadian tipe A, stresor psikososial (keluarga, pekerjaan, ekonomi), gaya hidup serta penyakit hipertensi dan metabolik (diabetes mellitus, hiperlipidemi).

Kepribadian tipe A ditandai oleh kepribadian yang sangat ambisius, selalu berorientasi pada pekerjaan, melakukan pekerjaan sebanyak mungkin dalam jangka waktu yang singkat, bersaing, penuh kekuatan, tidak sabar, emosional dan penuntut.

Berbagai studi tentang depresi pada pasien stroke menunjukkan angka prevalensi sekitar 27-45 persen. Pada penderita stroke, depresi akan memperlambat proses penyembuhan, memperberat gejala fisik, mengganggu program rehabilitasi, dan meningkatkan angka kematian.

Penanganan yang komprehensif terhadap penderita penyakit jantung iskemik dan stroke sangat perlu untuk memberikan perhatian pada pengelolaan depresi sebagai penyakit komorbiditasnya. Pengelolaan yang benar terhadap depresi merupakan faktor yang penting untuk tercapainya pemulihan yang optimal.

Pengelolaan depresi dengan komorbiditas penyakit jantung iskemik dan stroke meliputi penatalaksanaan obat-obatan, konseling dan psikoterapi. Seyogyanya dilaksanakan oleh tim terpadu interdisipliner yang melibatkan dokter ahli penyakit jantung, penyakit syaraf, psikiater, rehabilitasi medik, psikolog, dan pekerja sosial.