Bekti-medicastore.com
04-06-2012

Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia

Seperti yang telah banyak diberitakan sebelumnya, Indonesia sebagai negara berkembang secara perlahan mulai bergerak maju untuk menyamakan diri dengan negara maju lainnya. Tetapi sayangnya hal tersebut berlaku pula untuk pola penyakitnya. Bila dahulu penyakit infeksi merupakan jenis penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia, maka untuk saat ini pola tersebut secara perlahan mulai berubah. Saat ini jumlah pasien penyakit tidak menular atau non communicable diseases seperti stroke, hipertensi, diabetes semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, ternyata penyakit tersebut, terutama diabetes tipe 2  juga mulai ditemukan pada anak-anak.

Penyebab dari penyakit tidak menular atau non communicable diseases sebagian besar adalah karena perubahan pola hidup yang sekarang terjadi di masyarakat. Yaitu orang semakin termanjakan dengan tekonolgi yang ada sehingga menjadi malas bergerak & kurang melakukan aktifitas fisik.Selain itu seiring dengan meningkatnya daya beli, membuat orang menjadi gemar membeli makanan diluar, & yang menjadi banyak pilihan adalah makanan cepat saji yang tinggi kalori & tinggi asupan garamnya.

Salah satu tantangan lain yang dihadapi oleh banyak negara berkembang seperti Indonesia adalah adanya masalah beban ganda (double burden) mengenai gizi. Yaitu masih ditemukannya oarang yang mengalami kekurangan nutrisi sedangkan di sisi lain, mulai banyak juga orang yang mengalami kelebihan nutrisi atau bahkan obesitas.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2010 menemukan bahwa 17,9% status malnutrisi terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun, dan disebutkan juga bahwa 14% anak pada kelompok usia yang sama mengalami kegemukan. Sementara itu, kasus malnutrisi dan kegemukan pada anak kelompok usia 6-12 tahun terjadi sebesar 11,2% dan 9,2%. Yang menjadi sorotan dalam hal ini adalah anak-anak yang mengalami obesitas beresiko untuk terkena penyakit seperti stroke, diabetes atau hipertensi di usia muda, bahkan di usia produktifnya. Bila hal ini terjadi maka dampaknya akan sangat besar sekali, karena generasi muda yang harusnya menjadi tulang punggung ternyata malah terbaring lemah karena penyakit yang dideritanya.

Hal tersebut mengemuka dalam acara konfrensi pers yang berlangsung tanggal 29 Mei 2012 kemarin mengenai masalah penyakit degeneratif & double burden di Indonesia.

 

Sumber : sightandlife.org

 

Prof. Ricardo, MD PhD, profesor di bidang nutrisi dan kesehatan umum dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, Universitas London pada acara tersebut mengatakan “hasil penelitian kami menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi negara-negara ini. Pada negara-negara yang mengalami transisi nutrisi, kekurangan gizi dan nutrisi seperti zat besi, vitamin A dan zinc pada anak, terjadi bersamaan dengan kasus obesitas dan penyakit nutrisi kronis lainnya. Kami menamakan kondisi ini sebagai double burden. Adanya perubahan pada pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik masyarakat menjadi penyebab utama kasus-kasus ini.”

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya komitmen bersama antara pemerintah, pelaku industri, insituti kesehatan & masyarakat awam. Pemerintah perlu membuat kebijakan sehingga terjadi pemerataan dibidang pangan & kesehatan, serta tercipta akses yang mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan makanan yang sehat & berkualitas. Sedangkan pelaku industri dapat mendukung dengan membuat produk yang bermutu & bernilai gizi tinggi serta juga membantu menyebarkan informasi yang tepat. Institusi kesehatan dapat mendukung dengan menyediakan pelayanan & informasi kesehatan yang memadai sehingga masyarakat menjadi lebih paham mengenai gaya hidup yang lebih sehat. Sedangkan masyarakat dapat berperan besar dalam hal ini, karena dapat menjadi agen perubahan sekaligus pelaku dari gaya hidup yang lebih sehat. Dengan demikian akan dapat tercipta masyarakat yang sehat, yang dapat mensejahterakan baik dirinya sendiri, keluarga, lingkungan & bangsa Indonesia.