Bekti-medicastore.com
06-07-2012

Pemeriksaan HIV untuk Menurunkan Jumlah Penderitanya

Upaya pencegahan dan pemeriksaan kasus HIV perlu lebih digalakkan guna mempercepat upaya turunnya morbiditas dan mortalitas akibat penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia. Di samping itu, upaya diagnosis dini seperti memperbanyak layanan testing HIV, tersedianya Provider Initiative Testing and Counseling (PITC) serta tes untuk pengguna narkoba suntikan pasangan seksual, IMS, TBC, ibu hamil, anak yang lahir dari ibu HIV positif merupakan langkah penting untuk memperkecil risiko infeksi penyakit ini.

Data di RSCM menyebutkan beberapa infeksi oportunistik yang terjadi, yaitu Kandidiasis mulut - esofagus 80,8 % Tuberkulosis 40,1 %, Sitomegalovirus 28,8 %, Ensefalitis toksoplasma 17,3%, Pneumonia P. carinii (PCP) 13,4 %, Herpes simpleks 9,6 %, M. avium kompleks (MAC) 4,0%, Kriptosporodiosi 2,0 % serta Histoplasmosis paru 2,0 %. WHO menargetkan pada tahun 2015 dapat menurunkan infeksi baru HIV pada laki-laki dan perempuan muda 50%, menurunkan infeksi baru HIV pada bayi dan anak 90% serta menurunkan angka kematian terkait HIV 50%.

 

Pemeriksaan HIV

Hiv

Sumber : inquisitr.com

 

“Dari 350 ribu orang Indonesia yang diduga menderita HIV, saat ini baru 70 ribu yang telah melakukan tes sedangkan 280 ribu lainnya belum. Upaya menjangkau jumlah yang belum dites tersebut terus dilakukan, salah satunya adalah dengan menyediakan sarana pemeriksaan yang mudah dilakukan, mudah diakses (tersedia sampai ke daerah pedesaan) serta terjangkau, “ demikian dikatakan Prof.Dr.dr.Samsuridjal Djauzi,SpPD. K-AI,FINASIM,FACP pada Press Conference yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI) dan PT. Medquest pada hari Sabtu, 30 Juni 2012 kemarin.

Di lain pihak, ketersediaan alat pemeriksaan diagnostik di RS dan laboratorium pemerintah sangat signifikan terutama di daerah-daerah dengan angka penderita HIV yang tinggi. Upayaupaya edukasi yang kontinyu juga perlu dilakukan mengenai pencegahan dan terapi HIV di semua kalangan masyarakat mengingat pencegahan merupakan komponen terpenting dalam memutus rantai penyebaran penyakit ini. Dokter dan tenaga kesehatan diharapkan partisipasinya dalam mendorong masyarakat yang berisiko tinggi untuk segera melakukan pemeriksaan.

Dalam penjelasannya, Prof. Samsu menjabarkan, “Pemeriksaan diagnostik terhadap HIV/AIDS kini memfokuskan pemeriksaan terhadap tes serologi HIV, CD4 dan viral load. CD4 merupakan sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD 4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi penanda yang sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 410-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol).”

“Pemeriksaan CD4 sangat berguna untuk membandingkan kemajuan dalam pemeriksaan HIV, sebelum dan sesudah pengobatan. Hal ini bisanya dilakukan secara teratur tiap 3 bulan sekali. Namun sayangnya pemeriksaan CD 4 masih terbatas di kota-kota besar. Diperlukan suatu teknologi yang tepat guna, sederhana tetapi akurasinya tinggi. Dalam beberapa waktu terakhir ini, alat ini sudah tersedia di kota-kota besar,” lanjutnya.

Dengan cepat terdeteksinya penurunan jumlah CD4, maka tindakan pemeriksaan lebih lanjut (viral load) pun dapat segera dilakukan, sehingga dapat segera dilakukan penanganan yang akan meningkatkan harapan hidup ODH. “Jika terdeteksi positif, maka penderita dapat segera diobati dengan pengobatan Antiretroviral (ARV) yang dapat mengurangi transmisi penyakit ini. Pada tahun ini, kami berharap dapat melakukan pemeriksaan ARV kepada lima juta orang sehingga dapat meningkatkan deteksi kasus dan melakukan pengobatan ARV. Pengobatan ARV bermanfaat untuk orang dengan HIV namun juga bermanfaat untuk menurunkan risiko penularan pada orang lain “ jelasnya.