Bekti-medicastore.com
12-10-2017

MENARI (Meraba Nadi Sendiri) untuk Mencegah Stroke

FA merupakan kelainan irama jantung berupa detak jantung yang tidak regular sering dijumpai pada populasi di dunia dan di Indonesia. Namun sangat disayangkan pengetahuan dan kepedulian tentang FA sampai saat ini masih rendah, padahal FA dapat menyebabkan bekuan darah di jantung yang bila lepas ke sirkulasi sistemik dan dapat menyebabkan stroke, demikian hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), FIHA, FasCC, Guru Besar Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI dalam Press Conference mengenai penyakit Fibrilasi Atrium (FA).

sumber : scaclinics.com

 

“Penderita FA memiliki risiko 5 kali lebih tinggi untuk mengalami stroke dibandingkan orang tanpa FA. Kelumpuhan merupakan bentuk kecacatan yang sering dijumpai pada kasus stroke dengan FA. Pada 37% pasien FA usia kurang dari 75 tahun, stroke iskemik merupakan gejala pertama yang didapati. Di Indonesia, sangat disayangkan banyak insiden kelumpuhan akibat FA terjadi pada usia produktif, yaitu di bawah usia 60 tahun. Pasien yang datang ke RS biasanya sudah dalam keadaan lumpuh dan setelah diperiksa ternyata disebabkan oleh FA. Salah satunya kelumpuhan dalam berbicara atau sulit berbicara, sebanyak 40% kelumpuhan sulit berbicara diakibatkan karena FA. Kelumpuhan yang diderita pasien FA memiliki ciri khusus, seperti memiliki tingkat keparahan yang tinggi, bersifat lama dan sering berulang (relapse). Rata-rata, sekitar 50% pasien yang terkena stroke ini akan mengalami stroke kembali dalam jangka waktu 1 tahun,” jelasnya.

“Dalam kampanye FA kali ini, kami memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat, artinya masyarakat diajak untuk ikut andil dan mengetahui bagaimana mendeteksi FA dengan cara Meraba Nadi Sendiri (MENARI). Jika dilakukan dengan benar dan ternyata ditemukan ada kelainan, masyarakat dihimbau untuk segera mengkonsultasikannya ke dokter. Tindakan ini diharapkan dapat menurunkan risiko stroke akibat FA yang sebagian besar mengakibatkan kecacatan atau kelumpuhan, tambah dr. Yoga.”

Selain itu, langkah-langkah berikut dapat dipakai untuk mengurangi risiko FA :

1. Mengonsumsi makanan yang sehat. Makanan yang sehat dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

2. Memilih makanan yang rendah lemak jenuh dan menghindari lemak trans serta garam. Beberapa makanan yang direkomendasikan adalah buah atau sayuran, biji-biji yang kaya akan serat, ikan (sebaiknya oily fish hanya dikonsumsi dua kali per minggu), kacang-kacangan. Anda sebaiknya mengonsumsi susu rendah lemak dan unggas (tanpa kulit). Sebaliknya anda harus mengurangi minuman manis dan daging merah. Jika ingin mengonsumsi daging, pilihlah daging yang tidak berlemak.

3. Olahraga yang teratur. Anda dapat melakukan aktivitas aerobik yang moderat (tidak terlalu berat) seperti jalan cepat selama 2,5 jam atau aktivitas aerobik yang cukup tinggi seperti jogging atau berenang selama 1,5 jam setiap minggu. Tanpa olahraga, risiko terserang penyakit kardiovaskular terutama penyakit jantung dan stroke meningkat 51%.

4. Hindari merokok serta walaupun anda bukan perokok, hindari menjadi perokok aktif sebab 30% perokok pasif memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular.

5. Selain itu dapat dilakukan pemasangan payung pada kuping serambi kiri jantung untuk mengurangi risiko stroke.

Dr. dr. Ismoyo Sunu, SpJP(K), FIHA, FasCC, Ketua PERKI dalam sambutannya mengatakan, “PERKI sangat mendukung Kampanye FA (Fibrilasi Atrium) setiap tahunnya & juga kami sangat mengharapkan masyarakat dapat turut andil dalam kesuksesan kampanye ini dengan rutin melakukan kegiatan Meraba Nadi Sendiri (MENARI) dan segera konsultasi ke dokter apabila menemukan denyut nadi yang tidak teratur. Program ini akan disosialisasikan oleh 26 cabang dan 13 komisariat PERKI yang tersebar di seluruh Indonesia,” terangnya.