Vidya
10-12-2020

Mitos dan Fakta Penyakit Tekanan Darah Tinggi

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering diderita. Penyakit ini adalah masalah kesehatan yang serius, karena pada awalnya penyakit ini tidak bergejala hingga timbul komplikasi pada penyakit lanjut.

Secara normal, jantung berdenyut dengan teratur untuk memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Pembuluh darah sangat fleksibel, dapat menyempit atau melebar sesuai kebutuhan. Karena berbagai sebab, darah dapat mendorong pembuluh darah terlalu kencang. Hal ini disebut dengan tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan pembuluh darah arteri mengeras yang kemudian akan menimbulkan masalah.

Tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah, jantung, ginjal dan organ-organ lain di tubuh, dan yang berbahaya, terkadang tekanan darah tinggi tidak disadari oleh penderitanya sehingga penyakit ini disebut dengan ‘silent killer’.

Meskipun penyakit hipertensi berbahaya, masih banyak yang tidak memahami penyakit ini dan mempercayai mitos-mitos yang ada. Padahal, dengan mengetahui penyakit hipertensi lebih baik, kita bisa mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit ini dan bila sudah terkena pun dapat melakukan tindakan untuk mengurangi dampak buruknya.

Cari tahu lebih lanjut mengenai mitos dan fakta mengenai penyakit hipertensi berikut ini.

Mitos dan Fakta Penyakit Tekanan Darah Tinggi

  1. Kita tidak dapat menghindari terkena penyakit tekanan darah tinggi apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini.

Apabila orang tua atau saudara sedarah menderita tekanan darah tinggi, kemungkinan terkena penyakit ini menjadi lebih besar.

Meskipun begitu, faktor gaya hidup dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini.

Berikut ini beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena hipertensi:

  • Jaga berat badan normal.

makanan sehat untuk darah tinggi

Makanan yang Baik untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi

Sumber gambar: www.apwuhp.com

  • Makan makanan sehat, termasuk mengurangi lemak, gula dan garam.
  • Batasi jumlah garam (natrium) yang dikonsumsi.
  • Batasi alkohol.
  • Jangan merokok, dan kurangi terpapar asap rokok.
  • Olahraga dengan teratur. Coba untuk melakukan aktivitas selama setidaknya 30 menit setiap harinya, setidaknya lima hari seminggu.
  • Hindari stress. Zat kimia tubuh yang merespons stress dapat membuat jantung berdebar lebih keras dan lebih cepat dan pembuluh darah mengencang sehingga tekanan darah akan meningkat.
  1. Mengurangi garam dapat mengontrol tekanan darah

Pada sebagian orang, konsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah.

Mengurangi garam bukan berarti hanya mengurangi garam meja, tetapi juga mengurangi makanan-makanan olahan yang mengandung garam.

Hingga 75% garam yang kita konsumsi berasal dari makanan olahan yang diproses, seperti saus tomat, bumbu-bumbu penyedap, makanan kaleng, makanan ringan, dll.

Ketika membeli makanan terutama makanan instan, perhatikan label kemasannya. Garam umumnya dicantumkan dengan kata ‘natrium’ atau ‘Na’ pada komposisi makanan di kemasan.

  1. Penderita penyakit hipertensi pasti bergejala, misalnya pusing, sakit kepala, atau sulit tidur.

Banyak dari penderita penyakit ini tidak bergejala atau tidak mengetahui bahwa tekanan darahnya tinggi selama bertahun-tahun.

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama dari stroke yang bila tidak dikontrol dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.

Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan secara teratur meskipun Anda tidak memiliki gejala atau tidak ada riwayat hipertensi dalam keluarga.

Tekanan darah dapat naik turun, sehingga pemantauan dan pencatatan tekanan darah di rumah sangat penting, terutama bila Anda sudah menderita penyakit ini dan sedang dalam pengobatan.

Lakukan pengukuran tekanan darah dalam waktu yang sama, misalnya setiap pagi dan sore.

  1. Tidak menjadi masalah bila hanya salah satu angka tekanan darah yang tinggi.

Anda mungkin mengetahui ada dua angka yang disebutkan ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Angka pertama disebut dengan tekanan darah sistolik, yang menggambarkan tekanan darah yang melewati pembuluh darah saat jantung berdenyut. Angka di atas 130 dianggap sebagai tekanan darah yang tinggi.

Angka kedua (angka bawah) disebut dengan tekanan darah diastolik. Angka ini menggambarkan tekanan darah di pembuluh darah diantara waktu jantung berdenyut atau ketika jantung beristirahat. Angka di atas 80 termasuk hipertensi.

angka tekanan darah

Sumber gambar: www.heart.org

Banyak orang lebih memperhatikan atau mengkhawatirkan angka tekanan darah atas, akan tetapi menurut ahli, jantung lebih dapat mentoleransi tekanan darah sistolik yang tinggi dibandingkan tekanan darah diastolik.

Baik tekanan darah sistolik maupun diastolik, apabila tinggi sama bahayanya dan perlu ditangani segera.

  1. Obat tekanan darah tinggi memiliki banyak efek samping buruk.

Beberapa orang dengan penyakit hipertensi mengkhawatirkan efek samping dari obat yang dikonsumsi terutama karena harus diminum setiap hari.

Beberapa obat mungkin dapat menimbulkan efek samping, misalnya batuk, pusing, sakit kepala, mual atau muntah. Akan tetapi efek samping tersebut lebih ringan dibandingkan dampak yang timbul bila penyakit hipertensi tidak ditangani.

Obat yang diresepkan oleh dokter tentu sudah berdasarkan pemeriksaan dan pertimbangan terbaik meskipun terkadang butuh waktu agar obat dapat bekerja dengan baik.

  1. Bila tekanan darah sudah normal, obat dapat dihentikan.

Penyakit hipertensi dapat diderita seumur hidup. Tekanan darah yang normal tercapai karena efek obat, apabila obat dihentikan, tekanan darah dapat naik kembali.

Ikuti anjuran dari dokter mengenai penggunaan obat yang tepat untuk Anda karena setiap kasus memiliki penanganan (jenis dan dosis obat) yang berbeda-beda.

 

 

 

 

Referensi:

  • https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/the-facts-about-high-blood-pressure/common-high-blood-pressure-myths
  • https://www.lark.com/blog/high-blood-pressure-diet/ (Gambar cover)
  • https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/5-misconceptions-about-hypertension#1