Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Terapi Radiasi

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Terapi Radiasi

Terapi Radiasi

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Radiasi adalah suatu bentuk energi kuat yang dihasilkan oleh bahan radioaktif, seperti kobalt, atau oleh peralatan khusus, seperti akselerator partikel atom.

Radiasi terutama membunuh sel-sel yang membelah dengan cepat dan sel-sel yang sulit untuk memperbaiki DNA mereka (material nuklir). Sel-sel kanker membelah lebih sering dibandingkan sel normal dan seringkali tidak dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi akibat radiasi. Oleh karena itu, sel kanker lebih mungkin untuk dihancurkan dengan radiasi dibandingkan sel normal. Meskipun begitu, sel-sel kanker memiliki variasi dalam bagaimana mudahnya untuk dihancurkan dengan radiasi; beberapa sel sangat kebal dan tidak bisa efektif diatasi dengan radiasi.

Jenis Terapi Radiasi

Terapi radiasi umumnya menggunakan sinar radiasi gamma eksternal yang dihasilkan oleh sebuah akselerator linear. Tetapi, dapat juga menggunakan sinar radiasi elektron atau proton meskipun jarang. Sinar radiasi proton bisa difokuskan pada daerah tertentu yang spesifik, sehingga sangat efektif untuk mengatasi kanker-kanker yang berada pada daerah-daerah tertentu dimana jika jaringan normal disekitarnya ikut rusak maka akan menjadi suatu masalah yang serius, misalnya pada mata, otak, atau medula spinalis.

Semua jenis sinar radiasi eksternal difokuskan pada daerah atau organ tertentu di tubuh yang memiliki jaringan kanker. Untuk menghindari paparan radiasi yang berlebihan pada jaringan normal, maka digunakan sebanyak mungkin pelindung untuk jaringan di sekitarnya. Ada teknologi baru yang dapat memfokuskan sinar radiasi eksternal sehingga membantu melindungi jaringan normal di sekitarnya dan memberikan dosis radiasi yang lebih tinggi untuk sel-sel kanker, yaitu terapi radiasi dengan intensitas termodulasi (IMRT - Intensity Modulated Radiation Therapy).

Terapi radiasi eksternal diberikan sebagai terapi serial dengan dosis terbagi untuk waktu tertentu. Metode ini meningkatkan efek letal radiasi pada sel-sel kanker dan menurunkan efek toksik pada sel-sel normal. Efek toksik menurun karena sel-sel normal dapat memperbaiki dirinya dengan cepat selama selang waktu pemberian terapi radiasi, yang mana tidak dapat dilakukan oleh sel-sel kanker.

Strategi terapi radiasi lainnya adalah dengan menyuntikkan bahan radioaktif ke dalam pembuluh darah yang kemudian akan sampai ke jaringan kanker, misalnya yodium radioaktif yang digunakan untuk terapi kanker tiroid. Teknik lainnya menggunakan pil kecil yang berisi bahan radioaktif dan ditempatkan langsung pada jaringan kanker. Implan ini memberikan radiasi yang intens pada jaringan kanker dan hanya sedikit radiasi ke jaringan di sekitarnya. Implan mengandung bahan radioaktif kerja singkat yang kemudian akan berhanti menghasilkan radiasi setelah periode waktu tertentu.

Akhir-akhir ini, bahan radioaktif dilekatkan pada protein yang disebut antibodi monoklonal, yang kemudian akan mencari sel-sel kanker dan berikatan dengannya. Bahan radioaktif yang menempel pada antibodi akan terkonsentrasi pada sel-sel kanker dan menghancurkannya.

Penggunaan Terapi Radiasi

Terapi radiasi berperan penting dalam penyembuhan berbagai kanker, termasuk limfoma Hodgkin, limfoma non-Hodgkin stadium awal, kanker sel skuamosa pada kepala dan leher, seminoma (kanker testis), kanker prostat, kanker payudara stadium awal, beberapa jenis kanker paru-paru bukan sel kecil dan medulloblastoma (tumor otak atau medula spinalis). Untuk kanker laring dan prostat stadium awal, angka kesembuhan terapi radiasi pada dasarnya sama dengan pembedahan. Terkadang terapi radiasi juga dapat dikombinasi dengan terapi lainnya. Beberapa obat kemoterapi dapat diberikan bersama terapi radiasi. Obat-obat ini dapat meningkatkan efektivitas terapi radiasi.

Terapi radiasi bisa mengurangi gejala-gejala yang ada ketika penyakit sudah tidak mungkin untuk disembuhkan, misalnya pada multipel mieloma dengan metastasis ke tulang dan tumor yang terasa nyeri pada kanker paru stadium lanjut, kanker esofagus, kanker kepala-leher, dan kanker lambung. Dengan membuat tumor menyusut untuk sementara, terapi radiasi dapat meredakan gejala-gejala yang ada akibat penyebaran kanker ke tulang atau otak.

Efek Samping Terapi Radiasi

Sayangnya, radiasi bisa ikut merusak jaringan normal disekitar tumor. Efek samping terapi radiasi tergantung dari seberapa luas daerah yang diterapi, berapa dosis terapi yang diberikan, dan seberapa dekat tumor tersebut ke jaringan yang sensitif. Jaringan yang sensitif adalah jaringan yang memiliki sel-sel yang secara normal dapat membelah dengan cepat, misalnya kulit, sumsum tulang, folikel rambut, dan lapisan pada mulut, esofagus, dan usus. Radiasi juga dapat merusak indung telur (ovarium) dan testis. Untuk itu, dokter berupaya untuk memberikan terapi radiasi dengan akurat dan tepat sasaran sehingga mencegah kerusakan yang berlebihan pada sel-sel normal.

Gejala-gejala efek samping yang muncul tergantung dari daerah yang mendapat radiasi. Gejala-gejala ini dapat berupa rasa lelah, luka pada mulut, masalah kulit (merah, gatal, mengelupas), pembengkakan yang terasa nyeri, peradangan pada paru (pneumonitis), hepatitis, gangguan saluran cerna (mual, hilang nafsu makan, muntah, diare), gangguan dalam berkemih (peningkatan frekuensi berkemih, rasa panas atau seperti terbakar saat berkemih), dan hitung darah yang rendah.

Radiasi pada tumor kepala dan leher seringkali menyebabkan kerusakan pada kulit dan juga lapisan mukosa mulut dan tenggorokan. Gejala-gejala yang ada sebisa mungkin diidentifikasi dan diobati sehingga penderita dapat merasa nyaman dan dapat melanjutkan terapi.

 

 

 

 


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • C, Bruce A. T, Elisabeth C. Radiation Therapy. Merck Manual. 2007.

Diperbarui 12 September 2023