Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Pembesaran Prostat pada Orang Tua

VIDYA HARTIANSYAH
12 Desember 2023
Pembesaran Prostat pada Orang Tua

Pembesaran Prostat pada Orang Tua

VIDYA HARTIANSYAH
12 Desember 2023

BPH (Benign Prostat Hyperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang dapat menyebabkan gangguan berupa hambatan dan sumbatan (obstruksi dan ristriksi) pada jalan urine (urethra).

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah penyebab umum dari gejala gangguan fungsi urinari pada pria usia lanjut. Benign Prostatic Hyperplasia merupakan akibat dari pembesaran (proliferasi) pada sel terutama sel epitel (sel pembentuk terletak paling luar pada organ )dari kelenjar prostat.

Puncak kejadian BPH terjadi pada umur 63-65 tahun. Gejala penyakit jarang terjadi pada pria lebih muda dari 50 tahun, tetapi beberapa gejala gangguan pengosongan urinari terjadi pada pria 60 tahun.

Anatomi Prostat


Penyebab Pembesaran prostat pada orang tua

Penyebab BPH (Benign Prostat Hyperplasia)

Peran Usia dan Genetika

Penuaan adalah salah satu faktor risiko signifikan yang terkait dengan perkembangan BPH dan LUTS. Di kelenjar prostat, proses penuaan meliputi mitogenesia dan variasi homeostatis hormonal, yang kemudian menyebabkan kelainan kromosom dan kematian. Selain itu, proses penuaan juga dikaitkan dengan berbagai peradangan kondisi matory dan penyakit mikrovaskuler. Semua proses memicu terjadinya iskemia dan oksida stres aktif, membuat BPH lebih mungkin terjadi.

Selama beberapa terakhir bertahun-tahun, para peneliti telah menyelidiki hubungan genetik faktor yang berhubungan dengan perkembangan BPH klinis pada pria di bawah usia 60 tahun. Selain itu, BPH tampaknya juga terjadi merupakan penyakit keturunan, mungkin berhubungan dengan suatu pola utama autosomal. Selain itu, faktor keturunan komponen tary bertanggung jawab atas lebih dari 70% dari peningkatan risiko yang mengarah pada pengembangan mode tingkat BPH parah dan LUTS pada orang dewasa yang lebih tua.

Peran Hormon

BPH secara definitif berhubungan dengan pembentukan dan pemeliharaan hormon steroid pada pria. Androgen adalah hormon utama. Melalui dihidrotestosteron (DHT)/androgen sinyal reseptor, testosteron diubah menjadi DHT di prostat, mempengaruhi proliferasi sel, diferensiasi ion, morfogenesis, dan pemeliharaan fungsional. Dalam lingkungan klinis, inhibitor 5α-reduktase disebutkan menurunkan kadar DHT dalam darah dan menghentikan perkembangannya klinis BPH.

Peran Peradangan

Peradangan dikaitkan dengan perkembangan BPH. Namun, dampak dan peran sel imun pada kondisi ini masih belum jelas. Infiltrat yang berhubungan dengan peradangan adalah gambaran histologis yang paling umum dikaitkan dengan BPH, dan tingkat keparahan kondisi peradangan berbanding lurus dengan ukuran dan massa prostat. Peradangan telah terbukti berdampak pada berbagai jenis pertumbuhan, morfologi, dan fungsi sel prostat. Dihipotesiskan bahwa peradangan mendorong proliferasi dan diferensiasi sel epitel pada BPH, sehingga menyebabkan pertumbuhan prostat menjadi tidak normal. Peningkatan kadar C-RP telah tercatat pada pria yang didiagnosis dengan LUTS, dan hal ini mungkin merupakan indikasi kemungkinan peradangan sistemik.

Peran Gangguan Metabolik, Aspek Gaya Hidup, dan Obesitas

ria dengan sindrom metabolik memiliki Total Prostat Volume yang jauh lebih besar dibandingkan mereka yang tidak memiliki sindrom metabolik. Orang gemuk dengan kadar lipoprotein densitas tinggi dalam darah rendah kolesterol memiliki distribusi TPV yang jauh lebih signifikan. Merokok, tidak aktif, dan diet tinggi protein dapat menyebabkan hal ini memberikan perkembangan gejala BPH dan LUTS pada pria.


Gejala Pembesaran prostat pada orang tua

Gejala BPH (Benign Prostat Hyperplasia)

Sindroma prostatisme ini di bagi menjadi dua, yaitu gejala obstruktif (sumbatan/hambatan), dan gejala iritatif (menggangu)

  • Gejala obstruksi

- Terdiri dari pancaran melemah

- Akhir buang air kecil belum terasa kosong (Incomplete emptying)

- Menunggu lama pada permulaan buang air kecil (hesitancy)

- Harus mengedan saat buang air kecil (straining)

- Buang air kecil terputus-putus (intermittency)

  • Gejala iritatif

- Sering buang air kecil (frequency)

- Tergesa-gesa untuk buang air kecil (urgency)

- Buang air kecil malam hari lebih dari satu kali (nocturia)

- Dan sulit menahan buang air kecil (urge incontinence)

- Rasa nyeri pada waktu berkemih (disuria)

Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, penderita sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan kateter.


Diagnosis Pembesaran prostat pada orang tua

Diagnosis BPH (Benign Prostat Hyperplasia)

Diagnosis dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Anamnesis

berupa munculnya gejala obstruktif dan iritatif yang dialami pasien

2. Pemeriksaan fisik, dengan pemeriksaan colok dubur

Colok dubur pada hiperplasia prostat yang dinilai adalah pembesaran prostat, serta konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, permukaan rata, lobus kanan dan kiri simetris, tidak didapatkan nodul (benjolan).

3. Pemeriksaan laboratorium,

melalui darah (PSA, BUN, serum kreatinin) dan urinalisis (untuk mengetahui ada tidaknya hematuria (kencing berdarah), infeksi maupun inflamasi (peradangan).


Penanganan Pembesaran prostat pada orang tua

Pengobatan BPH (Benign Prostat Hyperplasia)

Obat-obatan:

  • Alfa 1-blocker, seperti Doxazosin, Prazosin, Tamsulosin dan Terazosin. Obat-obat tersebut menyebabkan pengenduran (relaksasi) otot-otot pada kandung kemih.
    Finasteride dan Dutasteride, menghambat hormon DHT yang menyebabkan pembesaran prostat. Diperlukan waktu sekitar 3-6 bulan sampai terjadinya perbaikan yang berarti. Efek samping dari obat tersebut adalah berkurangnya gairah seksual dan impotensi.
    Obat lainnya, misalnya untuk mengobati prostatitis kronis (infeksi prostat), yang seringkali menyertai BPH, bisa diberikan antibiotik.

Pembedahan:

Pembedahan biasanya dilakukan terhadap penderita yang mengalami kesulitan untuk mengendalikan pengeluaran air kemih, adanya darah dalam air kemih, kesulitan untuk berkemih, atau infeksi saluran kemih berulang. Pemilihan prosedur pembedahan tergantung dari beratnya gejala serta ukuran dan bentuk kelenjar prostat, misalnya :

  • TURP (trans-urethral resection of the prostate), merupakan pembedahan BPH yang paling sering dilakukan, yaitu dengan memasukan alat endoskopi ke dalam penis. Karena tidak melakukan sayatan, maka risiko terjadinya infeksi berkurang.
  • Prostatektomi terbuka. Sebuah sayatan bisa dibuat di perut di atas tulang kemaluan atau di daerah perineum (daerah skrotum sampai anus). Tindakan ini jarang digunakan karena angka kejadian impotensi setelah pembedahan mencapai 50%.

Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • journal.fkm.ui.ac.id
  • Martono, Parsudi, I, Hiperplasia Prostat Dalam Ilmu Geriatri,2014
  • Purnomo, Basuki B., 2000, Dasar-Dasar Urologi, Sagung Sto, Jakarta.
  • Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta
  • Snell, Richard S., 1998, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran,  Ed.3., EGC, Jakarta

Diperbarui 25 Agustus 2023