Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi

Apa yang Dimaksud dengan Vaksin?

Vaksin terbuat dari sejumlah kecil mikroorganisme (virus atau bakteri) hidup yang dilemahkan atau yang sudah mati, atau terbuat dari bagian dari virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu. Vaksin memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali organisme penyebab penyakit, tanpa harus mengalami sakit. Ketika kita mendapatkan vaksin, tubuh segera memproduksi antibodi melawan organisme penyebab penyakit tersebut sehingga tubuh dapat melawan penyakit lebih cepat dan lebih efektif. Beberapa vaksin perlu diberikan lebih dari satu kali (booster) untuk memastikan sistem kekebalan tubuh dapat menghadapi infeksi sebenarnya di masa yang akan datang.

Untuk memudahkan memahami vaksin, simak penggunaan istilah vaksin berikut ini:

“Anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun memerlukan empat dosis vaksin hepatitis B”.

Apa itu Vaksinasi?

Vaksinasi adalah tindakan pemberian vaksin (biasanya melalui suntikan), yaitu ketika virus atau bakteri secara sengaja dimasukkan ke dalam tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh dapat menyiapkan diri untuk melawan infeksi di masa yang akan datang. Vaksinasi adalah cara yang terbukti dapat mengontrol dan menghapuskan penyakit infeksi yang mengancam nyawa dan diperkirakan dapat mencegah 2 hingga 3 juta kematian setiap tahunnya. Vaksinasi merupakan investasi kesehatan yang paling efektif secara biaya, dengan strategi yang terbukti yang membuatnya mudah diakses, bahkan oleh populasi yang sulit dicapai dan rentan sekalipun. Vaksinasi memiliki kelompok target yang jelas, dapat diberikan secara efektif melalui aktivitas penjangkauan, dan tidak memerlukan perubahan gaya hidup yang besar.

Contoh penggunaan istilah vaksinasi adalah sebagai berikut:

“Hari ini adalah jadwal vaksinasi tetanus di SD Harapan Bangsa”.

Lalu, apa yang Dimaksud dengan Imunisasi?

Imunisasi merupakan proses di mana seseorang dibuat untuk menjadi kebal atau resisten terhadap penyakit infeksi, biasanya dengan pemberian vaksin.

Contoh penggunaan istilah imunisasi adalah sebagai berikut:

“Karena imunisasi berkelanjutan dan merata di Amerika Serikat, penduduknya jarang terkena polio”.

 

Sumber gambar: http://guardianlv.com/2014/03/measles-recent-outbreaks-due-to-immunization-gaps/

Terdapat kesalahpahaman dalam masyarakat mengenai vaksinasi. Umumnya orang mengira, dengan vaksinasi maka kita akan sepenuhnya terlindungi dari penyakit tertentu. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Beberapa orang akan tetap menderita penyakit meskipun sudah mendapatkan vaksinasi penyakit tersebut sebelumnya.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan pemberian vaksin tidak dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit, yaitu:

·         Perlindungan vaksin memang tidak 100%, vaksinasi tidak secara langsung membuat orang yang divaksinasi kebal terhadap penyakit.

·         Sebagian besar vaksin dasar hanya efektif pada 85 hingga 95% pada anak-anak.

·         Sistem daya tahan tubuh setiap orang bereaksi secara berbeda, beberapa orang tidak mengembangkan kekebalan tubuh setelah divaksinasi.

Karena hal ini, beberapa orang tua yang anaknya tetap menderita sakit, meskipun sudah divaksinasi, menganggap vaksinasi adalah tindakan yang tidak perlu atau sia-sia.

Benarkah Vaksinasi Sia-sia?

Bayi dan balita yang telah divaksinasi memang masih dapat tertular penyakit tersebut, akan tetapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Sedangkan bayi dan balita yang tidak divaksinasi, jika tertular penyakit tersebut, dapat menjadi sakit berat, mengalami cacat atau bahkan meninggal. Oleh karena itu, meskipun tidak ada yang efektif 100%, vaksinasi adalah hal yang harus dilakukan untuk melindungi kesehatan, terutama pada anak.

 

 

 

 

Referensi:

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jawaban-singkat-pertanyaan-seputar-imunisasi

http://www.who.int/topics/immunization/en/

https://www.nps.org.au/medical-info/consumer-info/vaccines-and-immunisation

https://www.vaccineinjuryhelpcenter.com/difference-between-immunization-and-vaccination/

https://www.vaccines.gov/basics/index.html